Veranda menatap iba pada anak nya yang terus terisak hebat. Ia tidak tau harus mengatakan apalagi. Yang ia bisa, hanya memeluk putri nya. Ia jelas mendengar pertengkaran keduanya tadi, dan jelas mendengar bagaimana Khalif membentak anak nya. Jujur, ada perasaan marah, karena ia sendiri tidak pernah membentak apalagi meneriaki anak nya. Tapi, lagi ia harus tidak bisa menyalahkan Khalif. Menantu nya itu sedang dalam emosi, ia bersyukur pria itu tidak lepas kendali sehingga tidak bertindak kasar. Ia memgerti, kalau tadi sudah di ambang batas kesabaran Khalif. Ia paham, Khalif hanya manusia biasa dan bisa khilaf kapan saja. Shania meminta Mama nya untuk pergi setelah ia merasa mulai baikkan. Dan ia juga butuh waktu sendiri, Ve pun menuruti anak nya itu. Ia pamit untuk keluar, meninggal

