1. Pertemuan

1151 Kata
Vania berlari menuju cafe tempatnya bekerja,sebelum sampai di depan pintu cafe karena terburu buru vania tidak melihat jalan. "bruuk.." maaf pak saya nggak sengaja. vania menabrak seorang pria yang akan masuk ke cafe. "it's ok,jawab pria itu sambil tersenyum. Vania pun masuk ke cafe dan langsung menuju konter kerjanya.Pria yang tadi ia tubruk sudah duduk manis di sofa pojok dekat jendela.Vania mencuri pandang pria itu." ehhm..cakep " gumamnya tanpa sadar. Siang ini cafe lumayan rame karena sejak seminggu opening cafe ini tidak sepi pengunjung.Para karyawan cafe harus siap tempur melayani para pelanggan. " Dari buka tadi apa cafe dah rame kayak gini din"? sampek nggak sempet minum ya." "Iya van dari jam 9 buka tadi dah banyak yang nungguin depan pintu katanya seneng makan disini enak suasananya juga nyaman karyawannya bening -bening jadi fresh gitu." jawab dinda. "capek juga ya ternyata nyari duit ngabisinnya nggak nyampe sehari nyarinya sebulan." "yah gimana lagi van namanya juga kebutuhan apalagi hidup di kota besar gini harus pinter ngatur keuangan." Jam 10 malam Vania keluar cafe bersama beberapa teman temannya yang kebetulan searah dengan kos Vania ." Doni boleh nebeng nggak capek nich jalan ." " Boleh van kemanapun kamu pergi abang siap antar kok." " huh kepedean " sahutku " oh iya don nyampe mini market depan aja ya ntar aku tinggal nyebrang aja soalnya ada yang mau aku beli ." "ok van ." Vania masuk ke dalam mini market segera mengambil apa yang dibutuhkan saat antri di kasir tak sengaja ia disenggol seorang pria yang membawa keranjang.Saat ia menoleh ternyata pria yang tadi siang di cafe yang juga tak sengaja vania tubruk. "Lho mbak nya yang di cafe itu kan ,ketemu lagi ya ." ucap pria itu sambil tersenyum manis sekali. " Eh iya pak maaf saya tadi buru buru udah telat soalnya." "Saya juga minta maaf mbak bawa keranjang nggak liat kalo ada mbaknya. oh ya kita belum kenalan ya nama saya Satya panggil saya Satya aja nggak usah pake pak kayak saya tua banget y hehe..." "Iya pak e maaf mas Satya gitu aja kali ya biar lebih sopan nama saya Vania." "Iya gak apa apa terserah kamu aja,kamu baru pulang kerja rumah kamu dimana?" " Saya kos di seberang situ mas deket tinggal nyebrang aja, mas sendiri rumahnya deket sini juga." "Nggak rumahku daerah galaxy sana kebetulan tadi abis dari rumah temen trus mampir kesini ada yang mau dibeli ." "Kalo gitu saya duluan ya mas udah malem soalnya." "Mau saya antar ?" " Ehhm..nggak usah mas makasih deket kok, kalo gitu saya duluan ya." Vania pov Hari ini sangat melelahkan cafe rame banget apalagi dah masuk weekend pasti bakal rame terus.Aku sampai di kosan ku lihat sudah pada sepi kamar dinda juga gelap rupanya mungkin dia udah tidur maklum emang seminggu ini kita kayak dihajar karena pengunjung cafe yang tiap hari selalu memenuhi cafe 2 lantai tempat aku kerja. Aku menuju kamar mandi membersihkan badan yang lengket rasanya. Setelah selesai bersih bersih diri aku pun merebahkan tubuh ku di kasur yang lumayan empuk lah untuk ukuran kos sederhana tempatnya juga bersih lingkungannya juga nyaman aku bersyukur bisa dapat kos disini para penghuni kosan juga ramah mbak yang jaga kosan juga ramah aku jadi seneng dan kayaknya betah disini. Aku mengingat insiden tadi siang saat aku menabrak satya saking gopohnya aku.Ternyta malam ini kami bertemu kembali.Satya pria yang tampan,macho,meskipun usianya diatasku tapi penampilannya seperti seusia ku senyumnya manis sekali sampai aku terbayang wajah manisnya. aduh aku mikir apa ya ketinggian aku halu nya nggak mungkin satya melirik aku secara dia seperti dari keluarga berada sedangkan aku cuma karyawan cafe jauuuh banget lah .lebih baik aku tidur aja daripada berkhayal. Vania pov end Hari ini vania libur kerja kebetulan sama sama libur dengan dinda teman kerja sekaligus teman kos.Hari ini mereka ingin jalan jalan ke salah satu mall kebetulan juga baru gajian jadi ingin menikmati hasil jerih payah selama satu bulan ini.Jam 11 siang mereka berangkat menggunakan angkot karena biar lebih irit ongkos maklum anak kos harus berhemat dan harus lebih bisa mengatur keuangan karena mereka harus mengirimkan uang untuk keluarga di kampung. Tiba di salah satu mall mereka mulai berjalan menyusuri konter konter pakaian melihat lihat barangkali ada yang ingin dibeli dan berburu diskon,maklumlah kalo urusan diskon perempuan selalu mengutamakan lumayanlah kalo ada yang lebih murah kenapa harus beli yang mahal itu prinsip anak kos seperti mereka .Lelah berputar putar akhirnya mereka mampir di food court mall.Mereka memilih menu yang berbeda. "Kamu tadi jadi dapet apa van,tanya dinda." "Aku tadi beli kaos aja din buat santai lagi belum butuh apa apa lagian sayang kalo uang dihambur hamburin buat yang gak perlu kan." "Iya van kamu bener aku juga tadi cuma beli sandal aja kebetulan sandal aku dah butut lumayanlah ad diskon tadi jadi beli deh ." "Dah dateng nih makanannya kita makan yuk." Ketika mereka sedang asyik menyantap makanan masing masing, ada sepasang mata yang sedang melihat ke arah mereka.Sambil menyeringai dia tersenyum dalam hati. Satya pov Sejak bertemu dengan Vania kenapa aku selalu memikirkannya,entah apa yang membuatku tertarik jika aku melihatnya aku seperti melihat kedamaian di matanya terasa sejuk di hati. Vania gadis yang cantik energik tubuhnya sintal tinggi nya cukup tidak pendek juga tidak terlalu tinggi,wajahnya cantik natural kulitnya kuning langsat ada bulu tipis di atas bibirnya membuat kecantikannya semakin terlihat.Laki laki yang melihat Vania pasti akan terpesona karena wajahnya memang sangat alami tidak seperti wanita kebanyakan yang suka memakai make up tebal yang terkesan lebih tua dari usianya.Vania gadis yang sederhana apapun yang dipake Vania pasti akan terasa pas dan indah dipakai. Sebenarnya aku tak boleh seperti ini karena aku sudah mempunyai Vivi istriku ,tapi aku tak bisa bohongi diriku kalo aku jatuh cinta dengan Vania saat pertama kali aku melihatnya di cafe. Aku dan Vivi menikah karena perjodohan kedua orang tua kami. Demi mengembangkan bisnis akhirnya kami dijodohkan dan terjadilah pernikahan atas dasar tanpa cinta tepatnya setahun yang lalu.Hubungan kami belum ada perubahan dari awal karena Vivi juga tidak mau menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurusi rumah dan suami. Kami menikah tapi dengan beberapa kesepakatan.tidak ada yang boleh mencampuri urusan pribadi masing masing.Sampai saat ini pun aku belum menyentuh Vivi apalagi melakukan kewajibanku sebagai suami istri.Vivi pun tidak pernah menuntut apa apa dariku kami tidur dikamar yang terpisah baru kalo ada kedua orang tua kami berkunjung kami akan melakukan drama seperti suami istri yang harmonis.Sangat melelahkan sebenarnya tapi mau bagaimana lagi.Vivi juga setiap harinya ke butik hampir seluruh waktunya ia habiskan di butik kadang juga keluar kota untuk pameran kami hanya berkomunikasi seperlunya. Saat melihat Vania di mall siang tadi ingin rasanya aku menghampiri mejanya dan menanyakan nomor hpnya,tapi karena dia bersama temannya aku urungkan niatku.Bodohnya aku kenapa kemarin aku tidak menanyakan langsung saat kami bertemu untuk kedua kalinya.Apa ini kebetulan atau sudah takdir.Tapi dalam hati aku bertekad aku harus mendapatkan Vania. Wanita itu sudah membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Satya pov end
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN