MPV hitam yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di depan sebuah kafe tiga lantai dengan fasad kayu dan jendela lebar. Aroma kopi berpadu wangi maritim langsung menyambut begitu pintu dibuka. Davi—paman Anne, sudah berdiri di teras, tersenyum sumringah. “Uni! Bang Ben!” serunya, suara beratnya kalah oleh debur ombak yang terdengar tak jauh dari sana. Anne melangkah cepat, menyalami dan memeluk erat pamannya, lalu Tyas—istri Davi—menyambut dengan pelukan hangat dan suka cita. “Pas banget kalian datang. Golden hour, loh,” ujar Davi seraya mengusap sayang kepala keponakannya. Ben mengucapkan terima kasih pada driver yang mengantar mereka, lalu bergegas menyalam serta memeluk Davi dan Tyas. “Selamat atas kehamilan kalian,” ujar Tyas. “Hmm, sehat-sehat terus kita semua, juga calon cucu Opa

