Senin pagi. Awal minggu yang terasa berat bagi kebanyakan orang. Sejak menikah dengan Anne, Ben tak lagi memaknainya demikian. Bahkan kemacetan parah sekalipun ia hadapi dengan senyum karena melaluinya bersama sang istri. Namun kali ini... Seninnya berat lagi sekalipun udara terasa lebih segar karena frekuensi hujan yang rapat minggu lalu. Aroma kentang panggang dan kopi merambat udara, menyebar dan mengisi hampir seluruh ruang. Anne sibuk menata kotak makan siang di kitchen island, Andien mengatur hidangan di meja makan, sementara Dirga duduk di kursi selepas meletakkan dua cangkir yang mengepulkan uap hangat dan dua gelas minuman dingin. “Duduk, Bang,” ujar Dirga saat menyadari menantunya diam saja di memperhatikan mereka bertiga. Ben menurut, kakinya yang masih diperban ia naikkan ke

