(MASIH) JEMPOL SIALAN

1816 Kata

‘Tok-tok!’ “Bang,” suara Borne terdengar dari balik pintu. “Ayah mau ngecek luka Abang dulu.” Anne yang masih tenggelam di pelukan Ben langsung menarik diri, menatap suaminya dengan sorot tanda tanya dan kening mengernyit. “Luka apa?” tanyanya. Ben menunduk, lalu perlahan menunjuk kakinya yang dibalut perban seadanya. Seketika napas Anne tercekat. “Kenapa itu?” suaranya meninggi. “Tadi buru-buru di foyer... kepentok, baby,” jawab Ben sambil garuk kepala. “Ngga sengaja nabrak batas lantai.” Anne melongo. Pandangannya tertuju pada warna cokelat kemerahan yang mulai merembes dari perban. “Ya Allah, Ben! Kepentok sekeras apa sampai begini?” Suaranya meninggi, nadanya panik. Air matanya otomatis jatuh lagi. “Kamu kenapa siiih?” Ben mencengir kaku, berusaha mencairkan suasana. “Aduh, jang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN