Sebulan kemudian. “Aku bareng Onti Lia. Ngga apa-apa kamu bawa aja mobilnya,” ujar Anne begitu Ben bergabung di dapur. Suaminya sudah rapi, padahal jam masih menunjukkan pukul 05:45 pagi. “Onti Lia mau pergi?” “Iya, ada kerjaan katanya. Janjian sama kliennya.” “I see.” Udara Jakarta masih lembap sisa hujan semalam. Langit mendung, matahari masih sembunyi di balik awan. Anne menata dua puff pastry dengan isian penuh daging ayam dan mozarella, dua telur mata sapi, dan salad sayur seadanya. Sementara Ben sibuk memeriksa isi tas kerjanya, sempat kembali ke kamar mengambil entah apa, dan akhirnya duduk tenang sembari mengangkat cangkir kopinya. ‘Sibuk banget sih!’ sambat Anne dalam hati. Anne duduk berhadapan dengan Ben, menatap segelas es teh madu lemon. Syukurlah morning sick-nya jauh

