Episode 2

1599 Kata
Mimpi apa Angelia sampai dirinya harus sesial ini. Bagaimana bisa dia menghina dan menuduh pencuri kepada putra direktur nya sendiri yang kini akan menjabat sebagai direktur utama di kantor tempatnya bekerja. Bahkan nama Mr. Danial sudah sangat terkenal di media sosial juga di Negara ini. Sayangnya Angelia tidak pernah mengetahui wajah dari Direktur yang menjadi incaran banyak wanita itu.                 “Ya Tuhan... apa aku akan di pecat karena menghina nya semalam?” gumamnya merasa sangat gelisah.                 Pertemuan tadi pagi sangatlah canggung dan membuat dirinya seakan sulit untuk berkata-kata.                 “Tapi kenapa seorang presdir bisa di kejar-kejar beberapa orang?” gumamnya.                 “Ah tau ah. Sepertinya aku butuh kopi sekarang,” gumamnya menangkup kedua pipinya. Ia merasa bodoh sendiri. ***                 Angelia baru saja kembali dari makan siangnya. Ia makan siang bersama beberapa orang rekan kerja di divisinya. Ia berjalan menyusuri lobby kantor menuju lift. Langkah mereka terhenti di depan lift, menunggu pintu lift itu terbuka.                 Angel terlihat asik memainkan handphone nya. Sampai ia mendengar suara berisik di sekitarnya. Ia pun mengalihkan pandangannya dari layar handphone ke sumber keributan dan saat itu juga matanya membelalak lebar. Ia melihat sosok Regan yang baru saja memasuki lobby kantor bersama sekretaris pribadinya Mr. Nickolas.                 Mengetahui arah Regan menuju ke arahnya, membuat Angel menjadi gelisah. Pasalnya ia tidak ingin bertemu lagi dengan pria yang sempat ia anggap pencuri itu. Dengan gerakan cepat Angel berlari ke sudut lain dan menyembunyikan dirinya di balik dinding arah ke tangga darurat.                 “Apa aku naik pake tangga darurat saja yah?” gumamnya mengintip ke arah Regan dimana ia sudah berdiri di depan lift khusus para petinggi.                 Angel segera menarik kembali kepalanya saat mata tajam nan awas Regan menoleh ke arahnya.                 “Dia tidak melihatku, kan?” gumamnya memejamkan matanya.                 ‘Duh bagaimana ini? Apa aku akan di pecat dari sini. Lagipula untuk apa sih Direktur itu menyamar sebagai pencuri. Kalau sampai aku di pecat dari kantor ini, bagaimana? Aku harus melamar pekerjaan kemana lagi. Pekerjaan ini sangat berarti untukku,’ batinnya.                 Angel akhirnya memutuskan menuju ruangannya dengan menggunakan tangga darurat.                 Sesampainya di mejanya, Angel segera mendaratkan pantatnya di kursi kebesarannya dan menyandarkan kepalanya ke ujung meja.                 “Heh, kemana saja sih tadi. Tiba-tiba menghilang,” seru seseorang membuat  Angel mengangkat kepalanya dan menoleh ke sumber suara.                 “Tadi aku ke kamar mandi dulu,” jawab Angel.                 “Pantas saja menghilang begitu saja. Tapi sayang banget kamu melewatkan sesuatu yang sangat penting,” seru orang yang tak lain adalah Rosie, rekan kerjanya.                 “Memangnya apa?” tanya Angel mengernyitkan dahinya.                 “Direktur baru kita. Pak Danial, kami tadi berdampingan menunggu lift,” seru Rosie dengan mata yang berbinar-binar.                 ‘Aku tau. Dan itu alasan kenapa aku kabur,’ batin Angel.                 “Kau tau Angel. Dia sangat tampan, walau hanya tersenyum kecil tapi dia benar-benar sangat tampan. Ya Tuhan, jantungku sampai ingin meloncat keluar rasanya,” seru Rosie berlebihan membuat Angel mengernyitkan dahinya.                 “Berlebihan,”                 “Tapi kamu juga mengakui kalau Direktur kita itu sangat tampan, bukan?” seru Rosie.                 “Kalau itu sih iya,” jawab Angel mengakuinya. Ia membayangkan saat mereka bertatapan dalam jarak dekat waktu itu. Regan sungguh sangat tampan dan penuh kharisma.                 Membayangkan saat itu membuat Angelia merasa berdebar dan tak nyaman membuatnya segera menggelengkan kepalanya cukup keras.                 “Ada apa?”                 “Tidak ada. Sudah sana balik ke mejamu, aku mau mengerjakan pekerjaanku,” seru Angel mendorong Rosie.                 “Iya iya.” Rosie pun berlalu pergi meninggalkan meja Angelia.                 Angelia hanya bisa menghembuskan nafasnya dan kembali menyelesaikan pekerjaannya. ***                 Angel baru saja keluar dari area kantornya. Ia berjalan menuju halte bus seperti biasanya.                 “Angelia…!”                 Panggilan itu menghentikan langkahnya dan ia menoleh ke sumber suara.                 “Cristian!”                 Pria yang di panggil Cristian itu berjalan menghampiri Angelia.                 “Kamu baru pulang?” tanya Cristian yang kini sudah berada di hadapan Angel.                 “Iya. Ngomong-ngomong kenapa kamu ada di daerah sini?” tanya Angel.                 “Aku kebetulan lewat kemari, dan aku melihatmu sedang berjalan sendirian. Ayo aku antar kamu pulang,” seru Cristian.                 “Itu aku takut merepotkanmu,” seru Angel.                 “Tidaklah. Kan aku yang memintanya. Ayo,” ajak Cristian. Angel pun menurut dan mereka menaiki mobil milik Cristian yang parkir tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.                 Cristian mengajak Angel untuk makan malam bersama di salah satu restaurant. Mereka pun segera memesan makanan yang mereka inginkan.                 “Bagaimana harimu?” tanya Cristian.                 “Lumayan, tidak terlalu buruk,” jawab Angel.                 “Sepertinya hanya hariku saja yang buruk,” seru Cristian.                 “Apa terjadi sesuatu?” tanya Angel.                 “Ya. Tender yang sudah lama aku targetkan malah jatuh ke tangan sainganku,” keluh Cristian.                 “Pasti itu sangat mengecewakan,” seru Angel.                 “Bukan lagi Ngel. Rasanya aku ingin mengamuk dan memarahi semua pegawaiku yang tidak berguna itu,” seru Cristian.                 “Mungkin tender itu belum berjodoh denganmu. Ikhlaskan saja, aku yakin nanti kamu akan mendapatkan tender yang lebih besar dari itu,” seru Angel.                 Cristian tersenyum ke arah Angelia. “Kamu tau alasan aku tadi mengambil jalan ke kantormu,” seru Cristian.                 “Kenapa?”                 “Aku sengaja ingin menemuimu,” seru Cristian. “Hanya melihatmu dan berbicara seperti ini bersamamu sudah membuatku lebih baik. Hariku jadi tidak begitu buruk setelah bertemu denganmu.”                 Ucapan Cristian membuat pipi Angel bersemu merah. “Apasih kamu.”                 Cristian adalah temannya sejak masa kuliah. Mereka memang tidak begitu dekat layaknya sahabat, tetapi mereka cukup dekat sebagai teman. Sebenarnya Angelia sudah lama memendam perasaan pada Cristian, tetapi sayangnya Cristian memiliki kekasih dan hubungan mereka sudah cukup lama.                 Pesanan mereka pun datang dan keduanya mulai fokus menikmati menu makanan yang mereka pesan.                 “Jadi apa kabar dengan Laura?” tanya Angelia.                 “Dia sedang sibuk pemotretan. Dia sudah jarang memiliki waktu bersamaku,” jawab Cristian.                 Angelia hanya bisa mengangguk paham.                 ---                 Cristian baru saja mengantarkan Angelia sampai di rumahnya.                 “Terima kasih, Cris.”                 “Sama-sama. Kalau begitu aku pergi,” seru Cristian membuat Angelia menganggukkan kepalanya.                 Angelia masih menatap mobil Cristian yang melaju menjauhinya.                 “Hah, kapan perasaan ini akan hilang,” gumamnya. ***  Regan tampak sudah segar dengan rambut basahnya. Ia hanya menggunakan celana tranning putih dengan bertelanjang d**a, memperlihatkan tubuh sixpacknya. Ia berjalan menuju meja sudut, kemudian ia menuangkan wiski dari botolnya ke dalam gelas kecil.                 Ia menyesap wiski itu perlahan, kemudian ia berjalan menuju jendela kamarnya yang luas. Ia kembali menyesap wiskinya dengan mata tajamnya menerawang ke luar jendela menatap kerlap kerlip lampu dan kendaraan yang berlalu lalang.                 Ingatannya kembali ke dua hari yang lalu dimana ia menerobos masuk ke dalam rumah seorang wanita. Dan ternyata wanita itu adalah salah satu pegawai di kantornya.                 Regan tersenyum kecil.                 “Kucing kecilku, ternyata pertemuan kedua kita akan secepat ini,” gumam Regan.                 “Aku tidak akan melepaskanmu…” Regan tersenyum misterius dengan tatapan tajamnya.                 ---                 Hatcuuuhhh….                 “Hah kenapa tiba-tiba aku bersin dan sangat merinding?” gumamnya. “Bikin seram saja.” Angelia pun segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menarik selimut hingga batas d**a. ***                 Angelia masuk ke dalam divisinya dan menutup kepalanya dengan tas yang ia bawa. Tadi ia mendapat pesan dari Rosie kalau hari ini direktur mereka, pak Danial akan mengontrol ke divisi mereka.                 Tanpa Angel sadari, Regan berdiri tak jauh di belakangnya karena habis menerima telpon. Ia memperhatikan dan tersenyum kecil saat melihat Angel berjalan mengendap-endap dan mengintip di balik pintu yang memiliki jendela kecil. Dengan langkah pasti dan tanpa suara, Regan berjalan mendekati Angel yang masih mengintip ke dalam.                 “Hei orang yang mencurigakan. Apa kamu berniat mencuri di divisi keuangan?” bisik Regan membuat Angel memekik kaget.                 Angel langsung berbalik badan dan tubuhnya menjadi oleng hingga punggungnya membentur daun pintu di belakangnya saat melihat sosok Regan di hadapannya. Sosok yang sejak awal ia hindari.                 “A-anda?”                 Regan tersenyum misterius. “Hallo Kucing kecilku yang nakal,” serunya membuat Angel bergidik.                 “Apa kau pikir aku tidak tau kalau kamu terus menghindariku? Apa kau pikir aku sebodoh itu hingga bisa kamu kelabui, eh?” seru Regan dengan nada penuh intimidasi.                 “A-apa maksud anda, Pak Direktur. Mu-mungkin anda salah orang,” seru Angelia dengan bodohnya.                 ‘Sial! Apa yang aku katakan? Sudah jelas-jelas dia tau wajahku,’ batin Angelia.                 “Begitu kah?” Regan menaikkan sebelah alisnya.                 “A-aku harus pergi!” Angelia ingin segera melarikan diri tetapi sialnya lengannya di cekal oleh Regan.                 “Berniat kabur setelah mencoba mengelabuiku, dan membuatku terlihat bodoh, eh?” seru Regan. “Sekarang ikut aku.”                 “Eh, kenapa? Kemana?” seru Angelia dengan tatapan lebarnya. “Tidak, jangan pecat aku! Aku minta maaf,” seru Angelia mengatukan kedua telapak tangannya di depan wajahnya.                 “Minta maaf untuk-?”                 “Ya karena malam itu saya menuduh anda sebagai pencuri. Dan saya menghindari anda karena saya tidak ingin di pecat. Saya membutuhkan pekerjaan ini, tolong jangan pecat saya,” seru Angelia dengan tatapan memelas.                 Melihat Angelia seperti itu membuat Regan semakin gemas dan semakin ingin menggodanya. Tatapan awas Regan mengetahui Nickolas dan Manager Keuangan tengah berjalan menuju ke tempatnya.                 “Baiklah kita akan bahas masalah ini nanti di tempat yang tertutup. Sekarang kau bisa kembali ke ruanganmu,” seru Regan melepaskan pegangannya pada Angelia.                 “Selamat pagi, Sir.” Sapa manager keuangan seraya melirik ke arah Angelia yang tengah menundukkan kepalanya. “Ah ini salah satu karyawan di divisi ini namanya Angelia.”                 Regan hanya mengangguk kecil dan meminta Nickolas juga Adam yang merupakan Manager Keuangan untuk mengikutinya meninggalkan tempat itu.                 Angelia mengangkat kepalanya saat orang-orang itu pergi. “Huh sialan!” gerutu. “Sepertinya setelah ini hariku akan kacau.” Ia hanya bisa mengusap wajahnya gusar. *** 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN