Happy reading.. Thanks for give me a tap love.. * * * Elina, Farel dan Dokter Ridwan. Yang baru tiba melihat dengan terkejut kondisi Sinta yang sudah naik di atas pembatas atap gedung. Dave langsung memberikan isyarat untuk ketiganya tidak maju dulu. Elina yang sedari tadi terus menghubungi ponsel Dokter Hermawan tapi tak diangkat menjadi semakin kesal. Kenapa Dokter kejiwaan itu tak menjawab panggilan telfonnya di saat mereka sangat-sangat membutuhkan instruksinya. “s**t!!” Umpat wanita itu kesal. “Shuutt.” Tegur Farel yang meletakkan jari telunjuk di bibir pria itu. Elina mendelik menatapnya. Farel dengan segera menyuruh wanita itu melihat ke depan. Selanjutnya, ketiga orang itu hanya diam. Berharap Dave bisa membujuk sang pasien. “Sinta.. Turunlah.” Bujuk Dave. “Tidak, Dokt

