Part 6: Tidak ingin berharap

1110 Kata
... ... "Apakah hutang ayahku masih belum selesai?" ucap Belle ditengah suasana panas mereka. "Tentu saja, sekali berada didalam dekapanku, maka seterusnya akan selalu seperti ini.." ucap Jordan. Menjil4ti daun telinga Belle, lalu merebahkan tubuh Belle ke atas kasur. Membuka lebar paha Belle dan mulai melakukan kegiatan super mes*m pada tubuh Belle, dari ujung kaki hingga ujung wajah. Ahkk hh hahhkkk suara nakal panjang Belle, sungguh sesuatu yang tidak akan mampu untuk Belle tahan lagi. "Semakin pria ini menguasaiku, maka semakin ingin lebih aku disentuh olehnya.. apakah aku sudah gila.." Belle mulai mengutuki dirinya sendiri, yang mulai menikmati setiap sentuhan dari Jordan Jordan memaksa Bells untuk melakukan tindakan yang super mes*m dan Belle hanya bisa menurut pada keinginan dari Jordan. Ahkk "Yes! Very good, little bit*h!" Ucap Jordan yang sedang merasakan nikmatnya ketika Belle memberikannya kepuasan penuh. Dalam setiap kesempatan, Jordan selalu menyetubuhi Belle dan membuat Belle hanya mampu pasrah padanya. Seluruh pakaian Belle terlihat sangat berantakan, bahkan rambutnya sudah tak lagi tertata. Jordan terus menggempuri tubuh Belle dan rasanya cukup menyakitkan bagi Belle. "Apa yang akan dilakukan... ahk..." Belle melenguh, namun sensasi nikmat kian membakar tubuh Jordan. Keringat kian menyucur deras membasahi seprei tersebut. Ah, Belle pun sudah kian menggila dengan hubungan intim yang dilakukan oleh Jordan pada dirinya. "Seluruh tubuh ini hanya milikku, sekarang dan seterusnya.." Sungguh gila, padahal mereka sedang berada di dalam ruangan kerja Jordan. "Bersihkan dirimu!" ucap Jordan, lalu melangkah pergi. "Si4l! Aku hanyalah anj1ng penurut baginya, tidak lebih.." Belle merapikan seluruh pakaiannya, dan bahkan riasan wajahnya. Jordan memberikan sebuah poch berisikan perlengkapan kosmetik. Entah dari mana ia mendapatkannya. "Sudah tentu ini barang milik para wanita yang menjadi anjing peliharaannya.. aku tidak boleh berbesar hati.." Belle terus mengatakan pada dirinya sendiri, bahwa Jordan hanyalah tuan baginya. Setelahnya, Belle disuruh duduk di sofa sembari mengerjakan beberapa salinan berkas. ... .... "Permisi tuan, ada beberapa klien yang ingin bertemu dengan anda di luar." Ucap salah seorang asisten pribadi Jordan. "Aku akan datang." Balas Jordan singkat, lalu melangkah keluar. Tersisa Belle bersama seorang asisten pribadi Jordan di sana. "Nona Belle pasti sangat lelah mengerjakan semua berkas ini sedari tadi, bukan?" Tanya sang asisten. Belle hanya membalasnya dengan senyuman. Pria itu seketika tertawa, "ternyata orang-orang benar. Bahwa nona Izabelle hanya akan peduli dengan pekerjaan. Sangat pantas, jika nona Belle cepat naik jabatan. Semangat nona Belle!" si asisten pun melangkah keluar. . . Beberapa saat kemudian... "Jordan, aku sudah katakan, jika aku ingin kau menjemput ku, bukan?" rengek seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan bersama Jordan. Jordan duduk di kursi kerja miliknya, sedangkan wanita itu uterus menggelayut manja padanya. "Ryona, bukankah sudah kukatakan aku sangat sibuk?" ucap Jordan. "Jordan! Jordan! Aku akan melaporkan hal ini pada paman Jodhy, lihat saja!" Rengek si wanita. Wanita itu terlihat sangat modis, tentu saja ia berasal dari kalangan yang tidak biasa. "Ryona, tolong dengarkan aku, oke!" Ryona "Tidak! kau harus pergi bersamaku hari ini!" Wanita itu pun memeluk erat Jordan dan mengecup bibir Jordan. Belle tidak sengaja melihat adegan itu, dan memang dirinya sedang berada di sana. "Baru saja selesai berurusah denganku, kini ada wanita baru lagi yang bersamanya. Sungguh pria b******n!" Belle sangat benci pada Jordan yang sangat senang mempermainkan dirinya, kini berciuman dengan wanita lain di depan dirinya. "Hei! Apa kau b***k Jordan yang baru?" ucap wanita yang bernama Ryona. "Dia adalah pegawai di tempat ini, dan sedang menjalankan hukumannya." Ucap Jordan sembari memeluk Ryona dengan mesra di hadapan Belle. "Ah, sudah kuduga.. Jordan memang tidak berubah.. ahkk.. Jordan kau menyentuh bokongku lagi.." ucap Ryona manja. Belle semakin benci dengan dirinya yang terkesan hanya seorang jalang bagi Jordan. "Izabelle, kau boleh kembali bekerja. Ingat untuk tidak terlambat, jika tidak hukumanmu akan jauh lebih berat."Peringat Jordan dengan mengedipkan matanya pada Belle, sedangkan Ryona masih dalam pelukannya. "Sungguh pria menjijikan.. ah, aku pun sama menjijikan sepertinya.." *** "Loby utama Tiger Group" Belle berdiri menunggu bus umum untuk ia tumpangi. Sedangkan yang lain pulang pergi menggunakan kendaraan pribadi. "Belle! Ingin pulang bersama?" ucap Thabita menawarkan tumpangan. Thabita sangat ramah dan baik pada Belle. "Apakah tidak merepotkan, kediamanku tidaklah jauh dari halte bus." Ucap Belle dengan wajah tersenyum. "Tidak masalah Belle, come on!" Thabita bahkan menarik tangan Belle masuk ke dalam mobil miliknya. *** "Belle, rumahmu yang mana? Tanya Thabita penasaran, sembari terus memangdangi rumah-rumah mewah di sekitarnya. "Aku dan keluargaku tinggal di rumah susun pemerintah. Itu yang di seberang!" Belle menunjuk ke arah rumah susun kediaman keluarganya. "Sungguh?" ucap Thabita sedikit terkejut. "Yah, aku tidak sama seperti kalian. Aku hanyalah dari keluarga biasa." Ucap Belle tersenyum. "Kau justru sangat luar biasa, Belle! Kau dapat bekerja di perusahaan Tiger Group, tentu bukan karena orang dalam, melainkan usahamu sendiri." Puji Thabita. "Baik, terima kasih Thabita, sampai jumpa!" Belle melangkah menuju kediamannya. ...... "Andrew?" Belle melihat Andrew sudah duduk manis di café yang berada di lantai dasar rumah susun kediamannya. "Izabelle!" Seru Andrew sembari melambaikan tangannya pada Belle. "Andrew, kau sudah lama menungguku?" "Tidak.. aku baru saja tiba. Kau bersihkanlah dirimu, setelah ini aku ingin mengajakmu pergi bersamaku." Ucap Andrew tidak sabar. "Ah, baiklah.." Hmm... "Aku dan Andrew hanya sebatas sahabat, tidaklah lebih. Lagipula, pria b******n itu tidak bisa selalu mengaturku.. sial! Aku benar-benar terperangkap habis.." Belle kembali mengingat setiap adegan demi adegan percintaan dirinya bersama Jordan. "Andrew, maafkan aku.. terlalu banyak hal yang harus kusimpan darimu.. aku bahkan hanyalah wanita yang menjijikan dan kotor.." air mata Belle akhirnya menetas saat air shower mengguyur tubuhnya. Ayahnya ternyata masih bermain judi, dan lagi-lagi berhutang pada orang-orang bawahan Jordan. Hal itu tentu menjadi senjata ampuh bagi Jordan untuk mengekang dan menguasai Belle. Apakah hal itu hanyalah sebatas imbalan, ataukah sebagai alasan agar Belle tidak pergi dari sisinya... *** "Kau mengajakku kemari, kamana kekasih masa depanmu itu?" ucap Belle dengan tersenyum santai, sembari menimatijuice buah segar yang tersedia di atas meja.  "Mengapa kau selalu ingin tahu? Apa aku mulai takut aku mendahuluimu mendapatkan kekasih masa depan?" balas Andrew dengan nada mengejek. Keduanya pun tertawa lepas sembari menikmati makan malam bersama. "Kudengar, kau sudah menjadi pekerja yang sangat berbakat di perusahaan Tiger Group?" "Ah, tidak. aku masih harus banyak belajar." "Bekerja di sebuah perusahaan dengan CEO yang tampan,, tentu vitamin tambahan untukmu, bukan?" "Kau banyak tahu tentang CEO perusahaan Tiger Group?" "Tentu saja, siapa yang tidak mengenal CEO Jordan Heron, putra bungsu dari Mr. Jodhy Heron yang super kaya." "Hei, kau harus berterima kasih padaku!" ucap Andrew bangga. Tanpa Andrew ketahui, Belle sebenarnya melewati masa-masa yang sangat sulit ketika bersama Jordan. Andrew adalah pria yang sulit mempercayai seseorang bahkan menjadikan seorang sahabat. Ia percaya bahwa Belle adalah wanita yang baik dan bisa menjaga dirinya sendiri. Namun, jika Andrew mengetahui kebenaran pada Belle dan Jordan.. akankah Andrew masih menyayangi Belle. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN