Langit dari Telunjuk Odi

2102 Kata

Ia terlihat begitu percaya diri. Berjalan melewati lorong yang sunyi di tengah hari dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Meski masih mengenakan piyama berlengan pendek, ia tidak peduli. Baginya ini adalah rumah, dan tidak ada satu orang pun yang berhak mengomentari nya. Bukan, mereka bahkan tidak akan berani. Ia mampir untuk mengambil segelas Lavorta lagi. Baginya, siang hari seperti ini, meminum Lavorta yang dicampur dengan es batu adalah sebuah keharusan. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana segarnya minuman berbuih itu mengalir di tenggorokan. Kawula yang berdiri di sana, menawarkan diri untuk membawakan jamuannya, beserta sebotol Lavorta dan semangkuk balok es kecil. Namun, anak itu menggeleng. Ia bisa melakukannya sendiri. Anak itu ingin berpesta di kamarnya. Ia baru saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN