Lubang Hitam

2587 Kata
Mereka bilang Bumi berotasi 1 x 24 jam dengan kecepatan 12.000km/jam, mereka bilang Bumi berevolusi dengan kecepatan 250.000km/jam setiap tahun mengelilingi matahari, mereka bilang manusia dapat menembus langit dan mendarat kebulan. StarFall Company (S.F.C) baru saja mendaratkan astronotnya setelah 17 tahun terombang-ambing dalam perjalanan kebulan, setelah mendarat lima dari enam astronot yang melakukan perjalanan kebulan, kini dirawat dalam ruang isolasi milik S.F.C. Mereka mendapatkan cidra otak dan luka mental, hanya terdiam bisu dengan tatapan kosong, sementara salah satu dari Astronot tersebut menghadiri pers untuk menceritakan kisahnya selama perjalanan kepada media. Sayangnya, keadaan astronot yang menghadiri pers pun sama seperti kelima astronot lainnya. Indonesia, 13 Juli 2020 Langit tampak gelap hari ini, suasana yang dingin menyelimuti kota Jambi. Salah satu Sekolah terbaik di kota, tampak dua remaja yang sedang asik berbicara diruang belajarnya. Dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Mereka menunggu hujan reda sebelum pulang, si perempuan menunggu ayahnya dan si laki-laki menemani perempuannya. Disela pembicaraan mereka, si laki-laki menggenggam phonsel melihat berita terbaru dan terpopuler hari ini. dalam berita itu, disebutkan kembalinya astronot kebumi setelah 17 tahun lamanya diluar bumi, cukup menarik untuk jadi berita terending topik hari ini. " ini beneran ? mereka kembali kebumi setelah 17 tahun diruang angkasa". terheran-heran ia melihat isi berita yang disertai cuplikan video, menampilkan gambar seorang astronot didalamnya tengah melakukan konferensi pers. "ngomong-ngomong... apa yang dia makan selama diluar bumi, ya... ?" ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan tentang kebenaran berita tersebut. rasa tak percaya membuat dirinya menolak kebenaran, lantas membuatnya mengolok-olok isi berita. “semakin lama, semakin banyak orang gila ya dibumi ini…”. "haha... mungkin mereka makan mie instan selama diruang angkasa" sambung si perempuan sambil tertawa melihat si laki-laki yang tampak lucu mengomentari isi berita. Berita yang cukup menghebohkan hari itu, Perusahaan besar Star Fall Company baru saja mempublikasikan bahwa enam astronot mereka kembali mendarat dengan selamat, tanpa luka. Dari keenam astronot, hanya satu yang hadir saat pres, Robert Carlos. Beberapa pertanyaan dilontarkan kepada Robert. Namun, Robert hanya diam memandangi kamera. Juru bicaranya berkata, "ini masalah waktu, mental astronot mengalami tekanan yang hebat, setelah terombang-ambing selama 17 tahun diruang angkasa". S.F.C (Star Fall Company) adalah perusahaan besar yang memiliki otoritas dalam astronomi antariksa. Keberadaan S.F.C sangat dirahasiakan oleh pemerintah-pemerintah diseluruh dunia, terlebih seluruh anggota S.F.C adalah ilmuan-ilmuan terpilih dari seluruh penjuru dunia. Rasa tak percaya terlihat jelas dari raut wajah dan ekspresi yang diutarakan oleh si laki-laki. "hanya permainan...". menanggapi ucapan dari si laki-laki itu, ia bertanya maksud dan apa yang menjadi kejanggalan hingga membuat si laki-laki itu sulit untuk percaya. "Permainan ?...". "sudah jelas kan… bagaimana bisa ? manusia bisa bertahan hidup diruang angkasa selama 17 tahun". "setidaknya, kita tidak punya bukti yang kuat untuk menyatakan bahwa mereka bersandiwara". "begini Rumia, diruang angkasa kulit kita tidak akan keriput sedikitpun. karena usia manusia itu terhitung oleh waktu. Sementara waktu berkerja karena rotasi bumi, tanpa rotasi bumi tidak akan berganti siang dan malam, artinya waktu tidak berjalan, dan usia pun harusnya tidak berjalan. Sementara penuaan karena udara itu sendiri, tapi diruang angkasa udara tidak ada, harusnya penuaannya tidak terjadi. Tapi, lihat Astronot ini sudah pasti hanya rekayasa". berusaha menjelaskan pada si perempuan sambil menunjukan perbandingan foto para astronot sebelum dan sesudah keruang angkasa selama 17 tahun yang beredar diinternet. Si perempuan hanya bisa terdiam menatap phonsel si laki-laki yang berisi perbandingan foto astronot sebelum dan sesudah pulang. "bagaimana ? jelas bukan, ini hanya permainan mereka". tanya si laki-laki sambil menarik kembali phonselnya dari hadapan si perempuan. "aku tidak tau harus berkata apa, hanya saja. apa kau percaya bahwa bumi itu datar ?". "ti-tidak, bukan itu maksudku...". Bertopang dagu seakan menunggu jawaban tegas dari si laki-laki ia bertanya. "terus ?..." Merasa terintimidasi ia melirik ke kanan dan ke kiri seperti orang kebingungan mencari alasan, ia berkata "be-begini, mereka bilang tanpa adanya ozon manusia akan terbakar karena panasnya matahari, harusnya astronot itu mati terbakar sekarang". Menghela nafas seakan merasa tidak puas dengan jawaban si laki-laki "oh begitu…?". "be-benar ! mesin mana yang mampu bersaing dengan kecepatan rotasi bumi? Apa lagi evolusi bumi, tentu mereka akan tertinggal" ucap si laki-laki menggeram kesal "media sekarang tidak ada yang bisa dipercaya”. “apa kau tahu kepadatan oksigen, Mikaru ?” satu pertanyaan tegas dari si perempuan, lalu mengakhiri perdebatan diantara mereka. Apa yang difikirkan manusia saat itu adalah sama, mereka berfikir bahwa para astronot itu hanya rekayasa. Sementara dari pihak S.F.C, mereka merahasiakan fakta sebenarnya, keenam astronot itu bukanlah astronot sungguhan, mereka hanya kumpulan dari para ilmuan yang terpilih untuk mencari kehidupan lain diruang angkasa. Yang mereka lakukan hanya mengirim gelombang frekuensi ke seluruh penjuru langit. mereka mengira glombang frekuensi itu menembus ozon sampai pada planet-planet lainnya. Nyatanya tidak, glombang yang mereka kirim justru, terpantul-pantul kusudut-sudut bumi. Keenam ilmuan yang mengalami stres mental kini telah diisolasi dalam ruang penelitian S.F.C ( StarFall Company). Beberapa dokter spesialis mencoba memeriksa keadaan fisik mereka, namun tak satupun ada luka. Tubuh mereka tampak normal, namun kesadaran mereka hilang, tatapan keenam peneliti itu kosong hanya diam tak berbicara sepatah kata pun. Para akhli dan dokter spesialis berkesimpulan, keenam ilmuan ini terkena radiasi tinggi. Namun, untuk memastikan dugaan mereka benar, S.F.C membentuk team khusus pencari fakta dibalik tragedi penelitian glombang misterius ini. Untuk membentuk team dan menjalankan rencana mereka, S.F.C membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, mereka membuat skenario "kembalinya astronot setelah 17 tahun terombang-ambing diruang angkasa saat melakukan perjalanan kebulan". Disisi lain, tim mereka melihat rekaman ulang bunyi gelombang dan cctv saat kejadian berlangsung. tidak ada kontak fisik apapun atau bertemu dengan sesuatu, mereka hanya melakukan penelitian seperti biasanya. Mengecek radio frekuensi dan memonitoring pergerakan benda asing melalui radar yang terhubung di komputer. Namun, saat robert memakai heatset, ia tampak diam tidak bergerak. karena penasaran dengan apa yang terjadi, salah satu rekannya mencoba mendengarkan suara yang didengar Robert. Ia pun ikut terdiam dan ke empat rekannya mengkutinya, hingga sampai video rekaman ini berakhir, mereka semua mematung tak bergerak sama sekali. Kembali kesekolah, ayah si perempuan itu telah tiba untuk menjemput putrinya pulang. sambil berkemas barang-barang bawaanya, Rumia pamit. "Mikaru, aku pulang duluan ya...". Rumia Vermilion, 16 tahun seorang putri tunggal dari keluarga vermilion. Pemilik perusahaan besar dikota jambi. Diusianya yang sangat muda, ia berhasil menduduki pringkat pertama sebagai siswi terbaik, terpintar dan terpopuler. Bahkan, dikalangan remaja pria, ia adalah icon wanita tercantik di sekolahnya. dari jendela kelas, sekilas Mikaru melihat Ayah Rumia tengah menunggu anaknya didepan gerbang sekolah. dengan raut wajah yang muram mikaru mengeluh. "akh... biarkan aku sedikit lebih lama dengan putrimu tuan Vermilion". "haha... besok kita ketemu lagi, bye-bye". lambaian tangan mengakhiri pertemuan mereka, sambil memperhatikannya melangkah pergi meninggalkan ruangan Mikaru terus memandanginya seraya bergumam. "kurasa..." "aku tahu apa itu cinta..." "tapi..." "jika aku harus menjelaskan apa itu cinta pada seseorang yang bertanya..." "... aku tidak tahu" Mikaru Donpa, 18 tahun seorang putra pertama dari keluarga sederhana. Mengapa usianya cukup tua dari Rumia, karena sebenarnya Rumia lompat kelas 1 tahun dan Mikaru tinggal kelas 1 tahun. Mikaru sendiri tidak memiliki prestasi apapun, ia hanya laki-laki pemalas. selain malas bergaul, ia juga malas berolah raga. Itu terlihat dari tubuhnya yang kurus dan penampilannya yang kusut. Meski begitu, ia adalah anak yang baik. setibanya Rumia di area sekolah menuju gerbang utama, Mikaru masih memperhatikannya dari bilik jendela. "Seperti biasa, dia selalu terlihat lebih berkilau dari siapapun, bahkan dengan dirinya yang kemarin dan besok ia pasti lebih berkilau lagi dari hari ini". gumam Mikaru melihat Rumia yang tengah menyapa teman-teman perempuannya. "aku akan melindungi kilauan itu dari noda hitam yang mendekat". gumam Mikaru saat melihat beberapa laki-laki tampak melambaikan tangan kepada Rumia. "tapi, bagaimana jika noda hitam itu adalah aku ?". "putih, yang memutihkan hitam ataukah hitam, yang menghitamkan putih ?". "Biarkan waktu yang menjawab..." "Baik lah, sekarang giliranku pu-(pulang)". hendak pergi meninggalkan ruangan, Mikaru melihat phonsel Rumia yang tertinggal diatas meja. "Heee..." dengan cepat Mikaru berlari ke arah jendela lalu berteriak. "RUMIAAAA !!!" Rumia tampak tak mendengarnya. dari apa yang Mikaru lihat, ia tampak berbicara dengan ayahnya dari gerbang sekolah menuju mobil. merasa Rumia tidak mendengarnya, Mikaru bergegas berlari mengejarnya. "Sial...sial.. tidak sempat". Menghela nafas setelah berlari cukup kencang, Mikaru bertumpu lutut sambil melihat mobil Rumia yang perlahan menjauh meninggalkan sekolah. "sial, berapa banyak energiku terbuang hari ini" sambil menarik nafas panjang lanjut Mikaru bergumam "apa sebaiknya aku an-(antar)". membayangkan isi phonsel Rumia, raut wajah Mikaru berubah. "Sebaiknya besok saja hehe...". Disisi lain, Markas Besar S.F.C, mencoba menemukan titik lokasi dari glombang yang mereka tangkap. Saat menghubungkannya dengan peta dunia, gelombang itu ditangkap dari luar peta. Peta digital kosong yang mengarah miliaran kilometer ke arah utara peta dunia. Bukan dari ruang angkasa, masih ada bagian bumi yang tidak terjamah oleh manusia. Penemuan ini mengejutkan para staff dan ilmuan S.F.C "apa ada tempat disana ?!". Menatap bingung seluruh anggota S.F.C memperhatikan layar peta, tiba-tiba radio mereka kembali menangkap gelombang tak dikenal. ruangan itu dipenuhi aroma ketakut, keraguan, dan kebingunan. Seakan mengikuti suasana disana, seorang staff menekan tombol untuk menerima gelombang yang tertangkap dan mencoba mendengarkannya dengan bersama. Secara mengejukan, terdengar suara yang berat seperti mengatakan sesuatu lalu tertawa. sirine dimarkas pun berbunyi, diiringi getaran hebat layaknya gempa. 17:30 Fokus kembali pada Mikaru yang berjalan pulang melewati bukit pinggir kota. suasana tampak sejuk setelah hujan. langit sore yang lembut membuat Mikaru menikmati suasana senja. rasa penasaran Mikaru, sambil memperhatikan phonsel milik Rumia. "Kira-kira apa saja isi phonselnya". "Tu-tunggu, ini sama seperti mengutil ? tindak kejahatan ? tapi ..." ia tampak seperti orang bimbang yang berbicara sendiri. "Ehh.. masukan kata sandi ?". "Mungkin tanggal lahirnya". Grrr.. getar phonsel Rumia yang menolak sandi Mikaru. Dua kali gagal mengisi sandi, phonsel akan dikunci, tertulis dilayar depan phonsel Rumia. "Aaaaaa tu-tunggu, mungkin kebalikan tanggal lahirnya". Satu kali gagal mengisi sandi, phonsel akan dikunci. tulisan dilayar phonsel Rumia yang menandakan jumlah kesempatan untuk mengisi password phonsel. "Haaaaa… sebaiknya kukembalikan saja pada orangnya". Akhirnya ia pun menyerah dan memasukan phonsel itu kekantong celananya. Mikaru pun melanjutkan perjalanan pulang kerumah. langit kuning ke oren-orenan di temani kicauan burung dan tiupan angin lembut membuat suasana begitu nyaman, ia berhenti sejenak menatap langit. Dari pinggiran kota, ia memikirkan tentang Rumia, apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan, apa yang dia inginkan. Rasa ingin memiliki tampak diwajah Mikaru, fakta mengapa ia memiliki perbedaan usia 2 tahun dengan tingkatan sekolah yang sama, karena Rumia waktu kenaikan kelas 1 ke kelas 2, ia dipromosikan langsung ke kelas 3. Karena nilainya yang diatas rata-rata membuat para guru merekomendari tingkatannya. Sementara Mikaru tidak lulus saat ujian akhir kelulusan sekolah. dikarenakan ia kerap kali bolos saat pelajaran yang membuatnya tidak mendapat pengetahuan yang cukup untuk menjawab soal-soal saat ujian. Kedekatan mereka dimulai awal semester tingkat 3. Sebelum mereka lulus dan melanjutkan keperguruan tinggi, Mikaru mencoba untuk menyatakan perasaannya. Tersenyum membayangkan hari dimana ia dapat menyatakan perasaannya pada Rumia. "kurasa… orang sepertiku tidak akan ditolak sebagai kakak, haha...". tiba-tiba sirine kota berbunyi… "ada apa ?!" Cukup mengejutkan beberapa menit suasana yang tenang setelah hujan, kini berubah menjadi gemuruh teriakan terdengar dari kota. "sirine bencana ! sial..." Mikaru yang mendengar suara teriakan itu segera berlari menuju rumahnya. berlari dengan rasa cemas dan nafas yang terhenga-henga, Mikaru bingung apa yang terjadi sebenarnya. Tampak orang-orang berlarian tak tentu arah kesana kemari, selang beberapa menit bunyi sirine disusul dengan guncangan yang lambat laun semakin menguat. Mikaru yang kehilangan keseimbangan, lalu tersungkur jatuh. Gempa yang ia rasakan membuat dirinya tak mampu untuk berdiri, terasa pusing dan mual. hanya dapat berbaring menyaksikan orang-orang berlarian ketakutan, beberapa dari orang-orang yang ia lihat, ada yang tertimpa reruntuhan bangunan, tiang, bahkan terkena aliran listrik. Mikaru beruntung karena ia berada dirute bukit belakang kota, tak ada banyak bangunan tinggi hanya jalan dan beberapa pohon. Tak hanya getaran saja, lalu disusul oleh suara misterius yang perlahan membesar, suara yang berdenging ditelinga siapapun yang mendengarnya, sangat besar hingga tampak dari gelagat Mikaru yang kesakitan sambil menutup telinganya. Tak hanya berdiri, untuk melihat dan mendengar sekeliling pun mikaru sudah tak mampu. Satu hal yang tersirat dari lubuk hati para penduduk kota saat ini, aku mati hari ini. "Akkhh... Suara apa ini !?" Tampak darah keluar dari telinga, hidung dan mata Mikaru. Perlahan-lahan ia mencoba membuka telinga dan matanya, sambil menahan rasa sakit dan menjaga keseimbangan, ia bersandar pada pohon lalu melihat situasi kota. Tepat diatas kota, tampak bola hitam yang perlahan-lahan membesar. "aa-apa…" Sambil menahan rasa sakit, Mikaru mencoba meperhatikan bola hitam yang melayang di tengah kota. "aa-apaa yang sebenarnya terjadi ?". Beberapa puing-puing bangunan tampak terangkat keatas masuk kedalam lubang hitam, semakin banyak yang terhisap kedalam lubang semakin besar lubang itu. Ini adalah pemandangan terburuk yang pernah dilihat Mikaru, ia melihat puing-puing bangunan, kendaraan saling berbenturan di udara, menciptakan ledakan-ledakan besar saat terangkat keatas, yang lebih menakutkannya lagi. Para penghuni kota yang ikut terhisap saling berbenturan dengan benda-benda lainnya, banyak tubuh yang terpotong-potong, organ tubuh yang terlempar-lempar, bahkan kepala-kepala penduduk yang terpisah dari tubuhnya tampak seperti wajah menangis itu ikut terhisap. Mikaru hanya bisa bersandar dan pasrah menunggu gilirannya, hingga akhirnya perlahan tanah yang ia pijaki ikut terangkat. Sekuat tenaga mikaru memeluk erat pohon yang ada disebelahnya, saat berada di udara, ia memperhatikan keadaan sekitar untuk menghindari puing-puing bangunan, secara kebetulan ia melihat ibunya sedang memeluk erat tiang dan memejamkan matanya. "tu-tunggu..." "bukan kah ibu ada dirumah ?" Mikaru mencoba memanggilnya. "Ibuu !!!" teriak Mikaru sambil mengulurkan tangan ke arah ibu nya, namun teriakan Mikaru teralihkan oleh suara misterius yang memecahkan telinga, hingga membuat teriakan Mikaru tidak dapat didengar oleh siapapun. disaat yang sama sebuah besi panjang dengan kecepatan tinggi menghantam ibunya. Tiang yang dipeluk erat oleh ibunya pun terputus bersamaan dengan tubuh ibunya. "IIBUUUuu !!!". tak lama setelah tiang yang menghantam ibunya, kali ini sebuah potongan dari pintu mobil yang melaju cepat ke dalam lubang hitam memotong tangan kanan Mikaru. Sontak Mikaru berteriak kesakitan dan menangis setelah melihat ibunya tewas mengenaskan didepan matanya. Mikaru yang menyaksikan tragedi menyakitkan itu akhirnya tak sadarkan diri, terbang menuju lubang hitam. Indonesia, 14 Juli 2020 Fokus beralih pada Pemerintah Indonesia, dalam rapatnya Bersama S.F.C, BMKG (Badan Meteorogi, Klimotologi, dan Geofisika) dan beberapa Mentri. mereka meneliti pasca hilangnya kota Jambi dari Indonesia. S.F.C mengetahui penyebab hilangnya kota Jambi, tapi mereka mencoba menyembunyikannya dari Pemerintah. S.F.C yang bertanggung jawab atas hilangnya kota ini adalah S.F.C cabang Jambi yang berlokasi di kota Jambi, karena S.F.C cabang jambi yang berhasil menemukan titik kehidupan diluar peta bumi. Beberapa data dan rekaman tersimpan dalam S.F.C pusat. Perlu diketahui, Diseluruh dunia, dimasing-masing kota. Ada S.F.C yang beroperasi didalamnya. Masing-masing mereka ditugaskan untuk meneliti langit dari kota mereka, seluruh rekaman, memo dan data langsung terkirim pada S.F.C pusat yang berlokasi di A.S (Amerika Serikat). S.F.C sendiri berdalih tidak dapat mendeteksi peristiwa apa yang telah terjadi dikota ini. Satu hal yang mereka yakini, Ini adalah tragedi Black Hole. Sebuah lubang hitam yang menghisap apapun kedalamnya. BMKG protes dengan pernyataan mereka, tidak mungkin Black Hole itu bisa terjadi begitu saja. Untuk mencari fakta sebenarnya, Indonesia mengundang negara-negara lain untuk ikut membantu. Banyak ilmuan dunia datang langsung ke lokasi terjadinya black hole, rasa tidak percaya setelah melihat Kota seluas 205,4 km² kini tampak seperti kawah menyerupai mangkok yang cukup dalam. Kota itu hilang tak menyisakan apapun, bahkan puing- puing banguan. Disisi lain, pemimpin S.F.C mencoba menganalisa memo yang terjadi di kantor cabang jambi. Salah satu Pimpinan tertinggi S.F.C yang bertanggung jawab di Indonesia berkata. "kita telah memberitahu kepada mahluk berbahaya tentang keberadaan kita, cepat atau lambat sesuatu yang buruk akan terjadi kembali". seraya memperhatikan data yang tersimpan sebelum hilangnya kota Jambi. 13 Juli 2020 Menjadi awal mula Bencana terjadi di Bumi pertiwi dan Era Baru bagi kemajuan umat manusia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN