My Crazy Fear - 09

2029 Kata
Dalam sekejap, pertandingan keempat yang diisi oleh Yankoko Ramiro dan Victor Osvaldo melawan Paul Cozelario telah berakhir dengan hasil yang cukup mencengangkan, karena berasal dari kemenangan pihak pahlawan yang mampu mengalahkan Sang Mentor. Sejujurnya itu memang mengejutkan, mengingat sebelumnya terjadi sebuah insiden yang agak aneh dan menyeramkan, yaitu datangnya hama yang merupakan perwujudan dari ribuan serangga yang keluar dari dalam tanah, di mana perdebatan panas juga meledak di tengah arena yang berasal dari Paul yang keras kepala, menuduh Si Lelaki Cantik yang mengendalikan serangga-serangga itu, dan Koko yang tidak terima dituduh oleh mentornya sendiri. Perdebatan itu berlangsung cukup lama dan sangat sengit, seperti perdebatan antar calon presiden dalam sebuah pemilu. Tapi hasil akhir dari perdebatan itu tidak terlihat dengan jelas, karena kedua belah pihak melanjutkannya dengan adu kekuatan, Koko yang berusaha mengendalikan serangga-serangga itu untuk menyerang dan mengepung Sang Mentor, juga Paul yang sekuat tenaga menghindari ribuan serangga yang mengerubunginya agar bisa menghajar wajah lawannya. Sayangnya, berapa kalipun Paul berusaha, dia tetap tidak bisa terhindar sepenuhnya dari ribuan serangga yang mengepungnya, sampai suatu ketika, ia mendapatkan sebuah ide cemerlang yang terlintas dalam otaknya. Dipakailah ide itu dengan penuh percaya diri. “Biar kuberitahu padamu, Koko,” ucap Paul dengan badannya yang kini tidak lagi bergerak-gerak, memilih berdiri tegap dalam diam, membiarkan serangga-serangga itu merayap naik ke betis dan pahanya. “Percuma saja, kau tidak akan bisa mengalahkanku di sini, apa pun yang kau lakukan, semuanya hanya akan jadi sia-sia.” Ketika mengatakan itu sebenarnya Paul merasa tidak nyaman, karena beberapa serangga kini sudah ada yang masuk ke dalam sela-sela bajunya dan merayap-rayap di perutnya. “Mengalahkan mentormu seorang diri di sebuah pertandingan, itu tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Yang kau lakukan hanya buang-buang waktu, Koko. Lebih baik kau perintahkan mereka semua berhenti dan pergi dari sini sebelum aku datang kepadamu dan menghajarmu dengan membabi-buta.” Mendengar itu, Koko mengernyitkan alis, dia merasa ada yang janggal dari perkataan yang barusan terlontar dari mulut Sang Mentor. Entahlah, Koko merasa Paul sekarang sedang mengujinya atau mungkin membujuknya agar berhenti mengendalikan serangga-serangga itu dalam menyerang Sang Mentor. Namun sayangnya, Koko malah tersenyum tipis mendengar ucapan-ucapan manis yang dikeluarkan dari mulut tipis milik Paul, sebab mau didengar bagaimana pun, itu jelas-jeals hanyalah bualan semata agar dia berhenti mengendalikan serangga dan menuruti kemauan Sang Mentor. Tentu saja Koko menolak, dia tidak ingin gagal di pertandingan ini. Bagaimana pun caranya, Koko harus berhasil memenangkan pertandingan ini, sekali pun dia sendirian di sini. Koko harus bisa menghadapi dan mengalahkan Paul di dalam pertarungan ini, juga membuktikkan pada seluruh penonton yang menyaksikan pertandingan ini bahwa dirinnya juga layak disebut dan dianggap sebagai seorang pahlawan. Ini adalah momen yang tepat agar semua orang tidak lagi meremehkan atau pun merendahkannya. Sebetulnya Koko cemas dan kebingungan pada keberadaan Victor, yang merupakan pasangannya, yang tiba-tiba hilang tanpa jejak dari lapangan, ninja-ninja bawahannya pun ikut menghilang begitu saja dari sana. Tapi Koko berusaha agar pikirannya tetap fokus pada Paul, dia tidak ingin keseriusannya terganggu hanya karena memikirkan keberadaan pasangannya yang tiba-tiba menghilang itu. Koko mencoba untuk belajar menjadi pahlawan sungguhan yang dapat diandalkan, karena itulah kali ini, di pertandingan ini, sebisa mungkin dia tidak boleh kalah dari Paul. Koko harus membuktikan pada semua orang juga pada teman-temannya bahwa dia juga layak dipertimbangkan dalam mengemban sebuah tugas sebagai seorang pahlawan kelak, semoga saja itu bisa terjadi, karena ia sangat mengharapkannya, di mana keberlangsungan hidupnya bisa berguna dan bermanfaat untuk umat manusia yang membutuhkan pertolongan. Maka dari itu, tidak ada alasan bagi Koko untuk tidak menang dalam pertandingan ini, pokoknya dia harus menang dan mengharumkan nama kelompoknya di hadapan para penonton dan juga Sang Mentor. “Aku percaya pada kemampuanku. Aku percaya pada pasanganku. Dan aku percaya pada diriku sendiri, bahwa aku bisa melalui rintangan ini dan berhasil melewatinya dengan sangat mudah. Kau boleh berkata apa saja sesukamu di sini, Paul. Kau boleh menghinaku, mengejekku, merendahkanku, atau hal-hal semacam itu, tapi aku tidak akan pernah menuruti kemauanmu. Aku bukan lagi Koko yang dulu, aku juga sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan sekarang, aku akan membuktikan padamu bahwa aku adalah pahlawan yang sangat kuat dan bisa diandalkan!” Usai mengatakan itu, Koko mengangkat dua tangannya, dan seketika angin kencang berhembus, lumayan kencang sampai rambut lebat Koko jadi berkibar-kibar. Kemudian, secara perlahan-lahan, Koko meremas dua tangannya sekuat mungkin di atas udara, dan mengejutkannya bunyi rintihan yang menjerit-jerit langsung terdengar di tengah arena. Ketika Koko memfokuskan penglihatannya, dia sangat terkejut karena sekarang seluruh tubuh Paul benar-benar diselimuti oleh ribuan serangga berwarna hitam pekat yang beraroma busuk, bahkan bentuk tubuh Paul jadi tertutupi sehingga jika dilihat dari kejauhan itu seperti sebuah bayangan hitam manusia yang dapat berdiri tegak di atas tanah. Paul berteriak-teriak kesakitan saat seluruh badannya sudah dipenuhi oleh serangga-serangga kecil nan mematikan, Sang Mentor benar-benar menderita, dia sangat membutuhkan pertolongan, tapi sayangnya dia tidak diperbolehkan memiliki pasangan di setiap pertandingan sehingga sudah menjadi resiko seorang mentor bertarung sendirian melawan pahlawan-pahlawannya yang berpasang-pasangan dan diperlakukan kejam oleh mereka, sebab di situ peran mereka sudah bukan lagi mentor dan pahlawan, tapi lawan dan lawan. Sampai akhirnya, Paul tidak kuat lagi untuk sekedar berbicara dan menggerakkan badan, karena seluruh badannya sudah dipenuhi oleh serangga-serangga mengerikan. Dia sudah tidak lagi kuat untuk mempertahankan kesadarannya dan akhirnya ambruk ke tanah dengan kondisi terlentang dan tubuh masih digerumuti oleh ribuan serangga, sangat memprihatinkan. Beberapa detik Paul ambruk, dan tidak lagi kembali bangun, membuat Koko yang memperhatikannya dari tepian arena merasa khawatir dan saat dia hendak berlari mendatangi mentornya untuk sekedar memeriksa keadaan lelaki itu, sebuah terompet berbunyi sangat kencang, menandakkan pertandingan sudah resmi berakhir, membuat semua penonton bersorak-sorai bergembira, menyambut kemenangan tim Koko dan Victor yang telah berhasil mengalahkan Paul, yang merupakan perwujudan mentor super ganas yang sangat buas dan menyeramkan. “P-Paul! Paul!” Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya Koko pergi menghampiri Paul yang sedang tergeletak lemas di permukaan tanah, sementara ribuan serangga langsung berangsur-angsur pergi, kembali menenggelamkan diri ke dalam tanah, sesaat suara terompet berbunyi. “Paul! K-Kau baik-baik sajaa!? Astaga! Aku terlalu berlebihan!” Melihat kondisi Paul, Koko merasa menyesal karena dirinya terlalu kelewatan dalam mengalahkan Sang Mentor, ini terlalu mengerikan melihat wajah dan seluruh badan mentornya jadi berantakan dan penuh luka. Koko jadi menangis tersedu-sedu di saat Roswel mulai menjelaskan kemenangan dirinya dan juga Victor. SELANJUTNYA HANYA VERSI INGGRISNYA SAJA--------Terima kasih telah membaca dan sampai jumpa di part berikutnya. Dalam sekejap, pertandingan keempat yang diisi oleh Yankoko Ramiro dan Victor Osvaldo melawan Paul Cozelario berakhir dengan hasil yang mencengangkan, karena berasal dari kemenangan sang pahlawan yang mampu mengalahkan sang Mentor. Terus terang memang mengejutkan, mengingat sebelumnya ada kejadian yang agak aneh dan menyeramkan, yaitu datangnya hama yang merupakan perwujudan dari ribuan serangga yang keluar dari dalam tanah, dimana perdebatan sengit pun meledak di tengah tengah jalan. arena yang berasal dari Paul yang keras kepala, menuduh Si Pria cantik yang mengendalikan serangga, dan Koko yang tidak menerimanya dituduh oleh mentornya sendiri. Perdebatan berlangsung cukup lama dan sangat sengit, seperti debat antar calon presiden dalam pemilu. Namun hasil akhir dari perdebatan tersebut tidak terlihat jelas, karena kedua belah pihak melanjutkan pertarungan kekuatan, Koko yang berusaha mengendalikan serangga untuk menyerang dan mengepung Mentor, juga Paul yang mati-matian menghindari ribuan serangga yang mengelilinginya. untuk memukul wajah lawannya. . Sayangnya, tidak peduli berapa kali Paul mencoba, dia masih tidak bisa sepenuhnya melepaskan diri dari ribuan serangga yang mengelilinginya, sampai suatu hari, dia memiliki ide cemerlang yang terlintas di benaknya. Gunakan ide itu dengan percaya diri. "Biar kuberitahu, Koko," kata Paul, tubuhnya kini tak bergerak, memilih berdiri diam, membiarkan serangga merayapi betis dan pahanya. "Tidak ada gunanya, kamu tidak akan bisa mengalahkanku di sini, apa pun yang kamu lakukan, semuanya akan sia-sia." Ketika dia mengatakan bahwa Paul sebenarnya merasa tidak nyaman, karena beberapa serangga sekarang telah masuk ke pakaiannya dan merangkak di perutnya. “Mengalahkan mentormu sendirian dalam sebuah pertandingan, itu akan membuahkan hasil. Yang kau lakukan hanyalah membuang-buang waktumu, Koko. Lebih baik kau perintahkan mereka semua untuk berhenti dan pergi dari sini sebelum aku mendatangimu dan menghajarmu membabi buta.” Mendengar itu, Koko mengernyitkan alisnya, ia merasakan sesuatu yang aneh dari kata-kata yang baru saja keluar dari mulut sang Mentor. Entahlah, Koko merasa Paul sedang mengujinya atau mungkin membujuknya untuk berhenti mengendalikan serangga dalam menyerang Mentor. Namun sayang, Koko malah tersenyum tipis mendengar kata-kata manis yang keluar dari mulut tipis Paul, karena bagaimanapun kau mendengarnya, jelas-jelas dia hanya omong kosong sehingga dia akan berhenti mengendalikan serangga dan menuruti keinginan Mentor. Tentu saja Koko menolak, dia tidak mau kalah dalam pertandingan ini. Bagaimanapun, Koko harus berhasil memenangkan pertandingan ini, meskipun dia sendirian di sini. Koko harus bisa menghadapi dan mengalahkan Paul di laga ini, sekaligus membuktikan kepada semua penonton yang menyaksikan pertandingan ini bahwa dia juga layak disebut dan dianggap sebagai pahlawan. Ini adalah momen yang tepat agar semua orang tidak lagi meremehkan atau meremehkannya. Sebenarnya Koko khawatir dan bingung dengan keberadaan Victor yang merupakan partnernya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak dari lapangan, ninja bawahannya menghilang begitu saja dari sana. Namun Koko berusaha untuk tetap fokus pada Paul, dia tidak ingin keseriusannya terganggu hanya dengan memikirkan keberadaan pasangannya yang tiba-tiba menghilang. Koko mencoba untuk belajar menjadi hero sejati yang bisa diandalkan, makanya kali ini di match ini dia tidak bisa kalah dari Paul sebanyak mungkin. Koko harus membuktikan kepada semua orang serta kepada teman-temannya bahwa dia juga layak dipertimbangkan dalam menjalankan tugas sebagai pahlawan di masa depan, semoga itu bisa terjadi, karena dia sangat berharap, di mana kelangsungan hidupnya bisa bermanfaat dan bermanfaat bagi umat manusia yang membutuhkan bantuan. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Koko untuk tidak menang dalam pertandingan ini, pada dasarnya ia harus menang dan membanggakan kelompoknya di depan penonton dan juga para Mentor. “Saya percaya pada kemampuan saya. Saya percaya pada pasangan saya. Dan saya percaya pada diri saya sendiri, bahwa saya bisa melewati rintangan ini dan melewatinya dengan sangat mudah. Anda dapat mengatakan apa pun yang Anda inginkan di sini, Paul. Anda boleh menghina saya, mengolok-olok saya, merendahkan saya, atau hal-hal seperti itu, tetapi saya tidak akan pernah melakukan apa yang Anda inginkan. Aku bukan lagi Koko yang lama, aku juga berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan sekarang, saya akan membuktikan kepada Anda bahwa saya adalah pahlawan yang sangat kuat dan dapat diandalkan! ” Setelah mengatakan itu, Koko mengangkat kedua tangannya, dan tiba-tiba angin kencang bertiup, cukup kencang hingga rambut tebal Koko berkibar. Kemudian, se perlahan, Koko meremas kedua tangannya sekencang mungkin di udara, dan mengagetkannya, erangan menjerit segera terdengar di tengah arena. Ketika Koko memfokuskan penglihatannya, dia sangat terkejut karena sekarang seluruh tubuh Paul tertutupi oleh ribuan serangga hitam pekat yang berbau tidak sedap, bahkan bentuk tubuh Paul tertutup sehingga jika dilihat dari kejauhan seperti bayangan hitam manusia. yang bisa berdiri tegak di atas. tanah. Paul menjerit kesakitan saat sekujur tubuhnya diselimuti oleh serangga kecil yang mematikan, Mentor sangat menderita, dia sangat membutuhkan bantuan, tapi sayangnya dia tidak diperbolehkan memiliki pasangan di setiap pertandingan jadi itu risiko seorang mentor untuk bertarung sendirian melawan seorang pahlawan - para pahlawan dipasangkan dan diperlakukan dengan kejam oleh mereka, karena di sana peran mereka bukan lagi mentor dan pahlawan, tetapi lawan dan musuh. Hingga akhirnya, Paul tidak lagi cukup kuat untuk hanya berbicara dan menggerakkan tubuhnya, karena seluruh tubuhnya sudah dipenuhi serangga yang mengerikan. Dia tidak lagi cukup kuat untuk mempertahankan kesadarannya dan akhirnya jatuh ke tanah di punggungnya dan tubuhnya masih diselimuti oleh ribuan serangga, sangat mengkhawatirkan. Beberapa detik Paul pingsan, dan tidak bangun lagi, membuat Koko yang mengawasinya dari tepi arena khawatir dan ketika dia akan berlari ke mentornya untuk memeriksa kondisi pria itu, terompet terdengar sangat keras, menandakan pertandingan resmi berakhir, membuat semua penonton bersorak. -sorak sorai menyambut kemenangan tim Koko dan Victor yang berhasil mengalahkan Paul yang merupakan penjelmaan dari mentor super garang yang sangat biadab dan menyeramkan. “P-Paul! Paulus! Tidak butuh waktu lama sampai Koko akhirnya menghampiri Paul yang terbaring lemas di tanah, sementara ribuan serangga segera pergi secara bertahap, menenggelamkan diri kembali ke tanah, sesaat suara terompet terdengar. ! K-Apakah kamu baik-baik saja!? Astaga! Aku terlalu berlebihan!" Melihat kondisi Paul, Koko merasa menyesal telah keterlaluan dalam mengalahkan Mentor, terlalu menakutkan melihat wajah dan tubuh mentornya yang begitu berantakan dan penuh luka. Koko menangis ketika Roswel mulai menjelaskan kemenangannya dan Victor.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN