Kembali ke rumah setelah bekerja dan mendapati Alexa sedang duduk mengobrol santai di ruang keluarga bersama ibunya di satu sofa, pemandangan itu membuat perasaannya seperti saus coklat hangat yang di tuangkan di atas pancake, meleleh. Ia ingin pemandangan itu tersaji setiap sore di depan matanya, memiliki Alexa. Ya, gadis itu adalah tujuan dalam hidupnya meski sekarang seolah menjadi abu-abu. Rasanya ia tidak mampu lagi menahan gejolak kebahagiaan yang nyaris meluap-luap, tiga puluh detik lagi jika ia terus menatap pemandangan yang tersaji di depan matanya dipastikan bukan hanya perasaannya yang meleleh tetapi juga tubuhnya yang akan meleleh di sana. Pria itu berdehem. "Mommy, selamat sore," sapanya menghampiri kedua wanita itu lalu menghadiahkan kecupan kecil di pipi ibunya. "Kau pula

