Varo melangkahkan kakinya masuk kedalam istananya mencari sosok cantik yang sangat ia cintai. Memiliki empat orang anak membuatnya menjadi Ayah yang sangat bijaksana dan disegani keempat anaknya. Varo baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya dan menjenguk Anita anak ketiganya yang saat ini sedang melanjutkan pendidikkanya di Jerman.
"Ayah sudah pulang, mana Bunda cantik nggak kelihatan?" Varo bertanya kepada Ken yang sedang memakan cemilan sambil menoton Tv yang sedari tadi di ganti saluranya karena merasa acara Tv mulai membosankan.
"Bunda di dalam, lagi kesal sama Putri, Yah. kalau Enzi ke polsek ngurusin si Putri yang membuat masalah lagi" jelas Kenzo.
"Buat masalah apa lagi adikmu?" tanya Varo merenggangkan dasinya dan duduk disebelah Kenzo.
"Nyambung ayam Yah, mungkin judi tapi Ken juga nggak tahu masalahnya soalnya Ken baru tahu dari Enzi tadi yang telepon Ken saat masih di rumah sakit Yah!" Jelas Kenzo.
Varo memijit kepalanya karena pusing mendengar tingkah laku anak bungsunya. "Kamu udah hubungin Arkhan?" Tanya Varo.
"Udah Yah, Kak Arkhan yang ngurus sama Enzi!" ucap Kenzo tetap Fokus ke layar Tv yang ia tonton.
"Ken, apa ayah paksa saja adikmu langsung nikah sama Arkhan? siapa tau adekmu bisa berubah" tanya Varo meminta pendapat Kenzo.
Kenzo menatap Ayahnya sekilas. "Menurut Ken serahkan sama Arkhan Yah, kita terlalu manjain Putri dan kalau sekarang mereka menikah, itu terlalu cepa. kita lihat apa yang bisa dilakukan Arkhan jika ia memang serius dengan Putri!" jelas Kenzo menatap sang Ayah dengan serius.
"Ken nggak akan setuju jika Arkhan nikahin Putri karena paksaan Ayah. Ken merasa Arkhan nggak suka sama Putri!" jelas Kenzo.
Varo tersenyum kepada anak tertuanya. "Kalau kamu bilang Arkhan nggak suka sama Putri kamu salah Ken".
"Arkhan menolak Putri karena Putri masih kecil saat itu. Dulu awalnya Ayah mau menjodohkan Putri dengan Azka tapi Arkhan menemui Ayah secara langsung kalau iya yang akan menjaga Putri dan bersedia untuk dijodohkan dengan Putri. Saat itu umur Putri tujuh belas tahun dan Arkhan akan pergi ke Amerika melanjutkan kuliahnya dan Ayah meminta Arkhan menjauh agar Putri bisa fokus dengan pendidikannya". Jelas Varo
"Kok Ayah nggak cerita ke aku?" Tanya Ken penasaran.
"Arkhan yang meminta Ayah merahasiakan lamaranya, bahkan ia sudah menitipkan cincin kepada Ayah. Awalnya Ayah memaksa Azka atau Arkhan buat jadi calon mantu Ayah. Tapi bukannya terpaksa Arkhan yang mengajukan diri untuk melindungi adiknya hahaha..." tawa Varo meledak mengingat kejadian itu.
"Itu sama aja kepaksa Ayah!" Kenzo menatap Varo dingin.
"Nggak ayah yakin saat mata Arkhan yang berani menatap Ayah penuh ketulusan, kata-katanya hanya pengalihan dari hatinya agar tidak terlihat menyukai Putri, kata-kata bisa berbohong tapi mata dan hatinya tak bisa bohong kalau iya menyukai adikmu" ucap Varo.
Suara terikan membuat Varo dan Kenzo segera mengalihkan pandanganya. "Hello, aku pulang dari kukungkan kepalusan tuduhan yang menyakitkaaaaannn" Teriak Putri melangkahkan kakinya mendekati Varo dan Kenzo. Arkhan dan Kenzi yang ada dibelakang Putri menggelengkan kepalanya melihat tingkah Putri.
Putri segera memeluk Varo “Ayah kangen” ucap Putri manja.
"Apa lagi yang kamu lakukan nak?" tanya Varo sambil mencium kening Putrinya.
"Nggak ada Yah, salah sasaran tu polisi b**o sama kayak Kak Kenzi b**o" Ucap Putri sambil mencomot makanan yang ada di pangkuan Kenzo.
Pletak...
"Wadaw sakit Kak!" teriak Putri karena Kenzi menjitak kepala Putri.
"b**o? kamu yang b**o dasar begajulan, jelek lo" Hina Kenzi "Benar nggak kak Arkhan?".
"Seratus persen betul Nzi" jawab Arkhan santai, ia menyandarkan punggungnya di sofa yang berhadapan dengan Varo. Putri menatap sinis Arkan, ia memeluk Varo dan menyebunyikan wajahnya.
"Gimana keadaan kampus Arkhan?" Tanya Varo sambil mengelus rambut Putri.
"Baik Yah...sekarang kita akan membuka lima jurusan baru" Jelas Arkhan.
"Sejak kapan lo manggil Ayah gue Ayah?" tanya Putri menatap tajam Arkan.
"Sejak beberapa tahun yang lalu saat aku menolak cewek jelek yang mengungkapkan cinta kepadaku!" Ungkap Arkhan.
Brengsek sih...Arkhan pakek bongkar aib gue didepan Ayah dan kakak-kakak gue! Batin Putri
"Siapa ya cewek b**o yang bodoh suka sama lo? Ckckckc....bodoh banget tuh cewek suka sama si tua" ucap Putri mencoba membalik keadaan.
"Dulu ceweknya cantik, sekarang udah jelek, bau, suka kentut sembarang, begajulan, preman dan jadi banci" Ejek Arkhan membuat Varo dan Kenzi terbahak sedangkan Kenzo diam dan tidak berekspresi.
Gue benci Arkhan agrhhhhhhh...
Batin Putri berteriak.
Karena kesal, Putri meninggalkan mereka yang sedang tertawa. Ia menuju kamarnya karena ia merasa lelah. Ia menatap langit-langit kamarnya sambil merebahkan tubuhnya diranjang.
"Kalau nggak ada Ayah, Kak Ken dan kak Enzi. Udah gue timpuk mukanya yang sok ganteng itu, tapi kalau gue timpuk mukanya, ntar dia nggak cakep lagi. Arkhannnn.......susah banget sih benci sama lo!" kesal Putri.
Putri tidak menyadari jika Arkhan, sedang memperhatikannya Putri dari pintu kamar Putri yang terbuka. Arkhan memasukan tangan ke saku celananya dan melangkahkan kakinya mendekati ranjang. Arkhan menunduk dan mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Putri.
Putri terkejut, saat melihat sesosok muka menyebalkan yang baru saja menghinanya. Putri merasa jika wajah yang sedang menatapnya sambil berdiri itu merupakan hayalan yang selama ini sering menghantuinya. Ia meraba wajah Arkhan yang menutupi pandanganya dari langit-langit kamarnya.
"Coba wajah lo jelek mungkin gue nggak akan pernah mimpiin lo!" Ucap Putri sambil tersenyum.
Deg...jantung Arkhan berdetak lebih kencang saat sentuhan tangan Putri menyentuh kulitnya dan mendengar pernyataan Putri yang selalu memimpikannya. Perlahan-lahan mata Putri mulai mengantuk dan terdengar napas putri yang beraturan karena telah terlelap.
Arkhan melepaskan sepatu yang masih dipakai putri dan menyelimuti tubuh Putri dengan selimut. Dipintu kamar Putri seorang lelaki menatap Arkhan dengan wajah datarnya. Arkhan yang merasa sedang ditatap, ia menantang tatapan Kenzo.
Kenzo menarik Arkhan "Jelaskan maksud dan tujuan lo mendekati adik gue setelah lo tolak?" Tanya Kenzo dingin.
Arkhan tersenyum "baiklah!" Jawabnya santai. Ia kemudian berbincang bersama Kenzo di perpustakaan kediaman Alexsander. Arkhan menceritakan semuanya termasuk kejadian beberapa tahun yang lalu.
***
Alaram kamar mengejutkan Putri yang masih mengantuk. Ia membuka mulutnya dan mengusap kedua matanya. Putri kembali menarik selimut dan memutuskan untuk memejamkan matanya lagi namun teriakan Bunda nya yang membahana membuatnya kesal dan segera bergegas bangun.
"Putriiiiiiii" Cia berteriak dari lantai bawah tepatnya di meja makan.
Wah...Bunda aku masih ngantuk nih...ini semua gara-gara Arkhan pakek datang dalam mimpi gue segala huh...
Putri menyisir rambutnya dan meringis saat pelipisnya yang ditindiknya membengkak.
"Aduh sakit banget...!!!" Ia meringis karena setelah disentuh, pelipisnya mengeluarkan darah.
Putri mengambil plester dan segera menempelkan di pelipisnya. Ia melangkahkan kaknya dan turun ke labtai satu dengan pakaian kemarin yang belum sempat ia ganti. Putri menuruni tangga dan menatap anggota keluarganya yang bertambah satu. Ada Kezia sepupunya anak mama Carra. Carra merupakan adik bungsu Bundanya.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Putri tanpa basa basi dan segera duduk disamping Kenzo.
"Gue....agi...kutan lombaa karate ingkkat Naasionall" bohong Zia sambil mengunyah Roti.
"Zia....makan dulu baru bicara ntar keselek Nak!" ucap Cia. Kezia menganggukan kepalanya dan segera meminum air yang diberikan Kenzo.
“Dasar pembohong lo Zi” kesal Putri.
“Mbak sih, jelaslah aku kangen sama kalian, emang aku nggak boleh sarapan disini?” tanya Kezia sambil menyibir Putri.
"Bau apa nih Bunda busuk amat mana amisss lagi" Tanya Kenzo mengendus bau yang ternyata berasal dari Putri yang ada di sebelahnya.
"Hehehe...aku pan belum mandi Kak dan sepertinya kalau bau amis itu dari celanaku deh..." Ucap Putri santai sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Maksudnya? Kamu ngompol?" Teriak Kenzo.
Kenzi, Kezia dan Varo tertawa sedangkan Cia membuka mulutnya karena takjub melihat tingkah anaknya.
"Nggak kok, tapi sepertinya aku sedang hehehe... datang bulan dan lupa beli pembalut" Ucap Putri.
Tatapan Kenzo beralih ke celana adiknya dan melihat darah. "Putriii....kamu cepat mandi sana nggak ada malunya sama sekali hus sana!" Teriak Cia.
"Idih Bunda sok-sokan jadi feminim padahal begajulan juga" Ucap Putri mengkerucutkan bibirnya.
Putri segera memakan nasi gorengnya dengan terburu-buru dan segera melengangkan kakinya bak model dengan diiringi tatapan keluarganya yang mengiringi langkahnya.
Putri membalikkan tubuhnya "Kenapa darahnya seksi ya?" Tanya putri mengedipkan matanya. Semua yang berada di meja makan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Putri.
Setelah mandi, Putri segera bersiap pergi kekampus. Putri mengajak Kezia ke kampusnya. Kezia merupakan anak dari kembaran Bundanya yakni Mama Carra. Wajah Kezia sangat rupawa. Wajah cantinya adalah campuran Korea, Indonseia dan Eropa. Kezia memiliki kulit yang sangat putih dengan mata tajam. Putri juga memiliki kulit yang putih namun tidak seputih kulit Kezia. Wajah Kezia sangat menipu dengan sifat yang ia miliki. Kezia merupakan wanita berwajah malaikat tapi sebenarnya iblis yang bersembunyi diwajah cantiknya. Kezia selalu saja menolak laki-laki yang mendekatinya secara langsung dan itu mengakibatkan ia dijuluki perempuan iblis berwajah cantik.
Keluarga Kezia sama halnya dengan keluarga Putri yang memiliki bisnis. Papa Kezia, Arjuna memiliki jaringan perusahaan elektronik, sofware dan perusahaan mobil dan motor yang sangat terkenal di dunia.
Saat ini keduanya sedang berjalan di sekitar gedung belajar. Kezia tersenyum melihat beberapa anak sedang membaca dan berdiskusi di sekitar taman.
"Ini kampus gue milik Ayah, lo katanya kuliah di Jepang kenapa lo balik?" Tanya Putri.
"Gue lagi libur Mbak dari pada disana cengok dan dirumah bosen ngeliat kakak gue yang makin hari makin aneh sama kayak bokap, mending gue ke rumah lo Mbak. Makan gratis masakan Bunda yang makin lama makin mantap!" Ungkap Kezia tersenyum senang.
"Kapan lo lomba?" Putri mengunyah permen karet.
"Dua hari lagi!" Seru Zia.
“Sebenarnya lo lomba apa si Zi?”. Tanya Putri penasaran.
“Di jepang aku belajar desain baju Mbak, tapi jangan bilang-bilang Mamaku ya Mbak hehehe. Aku puulang karena ada peragaan busana Mbak ada lima baju yang akan dikutkan lomba mbak” ucap Kezia.
“Hebat lo, lo udah punya cowok?” tanya Putri.
“Belum Mbak” jujur Kezia.
“Yaelah lo cantik gini aja belum punya pacar, pantas aja gue yang jelek gini nggak punya pacar hahaha...” tawa Putri.
“Mbak itu cantik mirip Bunda, tapi sayang gila. Wajah cantik dibikin jelek” jujur Kezia yang bisa melihat kecantikan Putri jika saja Putri sedikit merubah gaya berbusananya.
"Udah Zi, lo nggak usah bohongin gue kalau gue cantiik. Zi, gue nggak bisa nemenin lo disini dan lo kalau mau lihat cowok macho, itu banyak anak Taekwondo!" Ucap putri sambil menujuk kerumunan orang di samping kirinya.
"Sip...gue liat-liat bentar Mbak nanti gue lansung cabut ke rumah Pop Dewa, Mbak!" ucap Kezia.
"Gue males kerumah Pop mesti ngelepas tindikan gue!" kesal Putri karena ia harus bersembunyi saat bertemu dengan Kakak Bundanya itu. jika tidak Dewa akan menghajarnya jika melihat tindik di wajah Putri.
"Tega bener lo jarak rumah lo dan Pop tidak terlalu jauh Mbak, nggak kangen sama Pop?" tanya Kezia.
"Bodoh gue...cabut dulu by..." Putri mencium pipi kanan dan pipi kiri Kezia dan ia segera berjalan menuju kelasnya.
Putri melihat Resti dan Happy sedang duduk didalam kelas sambil berbincang. Ia mendekati keduanya sambil tersenyum.
"Sory bro gue telat". Putri memegang pundak Happy. Tatatapan kedua sahabatnya menegang dan melirik ke arah samping.
"Lo berdua kenapa sih, ngeliat gue kayak ngeliat alien aneh banget sih!".
"Put...disamping lo!" Tunjuk Resti.
Putri menoleh dan braaak....Putri menepuk meja dengan keras sehingga seisi kelas memandangnya dengan penuh tanya. Putri menunjuk orang yang berada disebelahnya dengan tatapan terkejut.
"Lo....kenapa kesini? Hus...hus...pergi lo dari pikiriran gue!" Usir Putri
"Arkhan dengar nggak lo b***k ya?" kesal Putri.
"Put...lo nggak takut apa itu Pak Arkhan dosen pengganti Pak Erwin, mulai sekarang dia yang mengajar mata kuliah sistem hukum Indonesia!" Bisik Happy.
"Beneran dia bukan hayalan gue?" Bisik Putri pelan. Anggukan Resti dan Happy membuat Putri malu dan menundukan kepalanya.
Mati gue...dasar bodoh sekarang malu gue...si Arkhan pasti kegerran karena ucapan gue yang mengira dia hayalan gue. Ketahuan deh, sering menghayalin dia. Batin Putri
"Udah kembali pikiranya?" Tanya Arkan sambil menjetikkan jarinya ke muka Putri.
Putri diam seakan mati kutu karena tingkahnya sendiri. "Kali ini saya maafkan keterlambatan kamu tapi, minggu depan jika kamu terlambat kamu harus membuat makalah penelitian dan itu berlaku kepada kalian semua!" Tegas Arkhan melihat keseluruh penjuru kelas.
Arkhan melenggangkan kakinya menuju kedepan kelas dam mememulai penjelasannya. Dari belakang, tatapan Putri menyiratkan kekesalan kepada Arkhan. Ditatap Putri seperti itu tidak mempengaruhi Arkhan yang masih tetap fokus pada materi yang ia sampaikan.
Bisa gila gue ketemu orang ini di kelas setiap minggu dan belum lagi di rumah...arghhhh....kenapa gue mesti tetanggaan sih dan kenapa dia jadi dosen disini....
Tapi kenapa juga gue cinta mati sama dia?
Mana tatapan cewek-cewek disini mencoba menggoda pangeran gue....kesal... batin Putri.
"Putri Alca Alexsander, bagaimana menurut kamu hukum di Indonesia saat ini terkait beberapa kasus yang marak saat ini?" Tanya Arkhan
Arkhan bodoh kenapa juga nyebut nama panjang gue, pakek nanya-nanya lagi kek gue ih...
"Kalau kamu tidak fokus pada mata kuliah saya jangan harap kamu bisa lulus semester ini!" Ancam Arkhan.
Happy menyikut lengan Putri yang belum juga menjawab pertanyaan Arkhan. "Put, pertanyaan mudah begitu biasanya lo gampang banget ngejawabnya!" Bisik Happy.
"Bagaimana Putri nggak bisa menjawab? Setelah ini kamu temui saya diruangan saya dan saya harap minggu depan tidak ada lagi mahasiswa berpenampilan seperti ini!" ucap Arkhan menujuk penampilan Putri dari atas ke bawah.
"Kalian harus memakai kemeja, tidak ada lagi kaos oblong dan jeans robek dan ingat ini kampus bukan tempatnya preman!" ucap Arkhan menatap tajam Putri.
"Penjelasan saya sampai disini, minggu depan kita lanjutkan!" Arkhan menutup bukunya dan berjalan keluar kelas diikuti beberapa mahasiswi wanita yang terpesona oleh ketampanan Arkhan.
Putri menatap punggung Arkhan sambil mengenggam kedua tangannya karena menahan amarahnya.
Mati lo Arkhan....liat aja tunggu pembalasan gue!.
Mau tidak mau dengan sangat terpaksa putri menuju ruangan Arkhan dengan kelas. Ia melangkahkan kakinya sambil menggerutu sepanjang jalan.
Arkhan b******k, gue kayak gini gara-gara lo...kenapa lo mesti hadir didalam hidup gue?.
Sesampainya didepan pintu ruangan Arkhan, Putri segera membuka pintu ruangan Arkhan. Namun saat pintu terbuka ia dikejutan dengan sosok wanita yang membuatnya geram.
Lisa....
Lisa memeluk Arkhan dari belakang. Arkhan saat ini sedang membereskan berkasnya. "Lis...apa-apan kamu, jangan seperti ini!" Tolak Arkhan mencoba melepaskan pelukan Lisa.
Lisa mencium telinga Arkhan dan menggigitnya. "Lisa cukup!" Bentak Arkhan.
Putri melihat kejadian itu hanya mematung dengan d**a yang berdetak kencang dan wajahnya memerah menahan amarah. Arkhan menyadari sosok Putri yang sekarang berada di hadapannya.
"Duduk put!" Perintah Arkhan sambil mendorong Lisa agar menjauh darinya.
Putri menatap tajam Lisa yang memijat pindak Arkhan.
"Kenapa lo ngeliat gue kayak gitu?" Tanya Lisa ketus
Putri tidak bisa menahan emosinya karena kemarahanya telah mencapai puncak. "Dasar jalang kau....mati kau!" Putri segera bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya mendekati Lisa. Ia menarik Lisa dan menjambak rambut Lisa serta menampar pipi Lisa.
Lisa mendorong Putri dan mengambil piala yang berada tidak jauh dari jangkauanya. Piala yang tertutup oleh kaca itu lumayan berat tapi berhasil di angkat Lisa dan melepar piala itu tepat mengenai kepala Putri.
Prang....Putri segera melindungi kepalanya dengan tangannya, namun hataman keras itu masih membuat kepalanya bocor. Putri terhuyung sambil memegang kepalanya yang terasa perih. Darah mengalir dari kepala dan lengan Putri yang terkena pecahan kaca. Ceceran darah dari lengan dan kepala putri membuat Arkhan panik.
Sedangkan Lisa berlari keluar ruangan karena ketakutan. Arkhan mengangkat Putri yang masih terduduk memegang kepalanya yang bocor
"Ayo kita kerumah sakit!" ucap Arkhan.
"Nggak usah aku bisa sendiri!" Ketus putri sambil menanahan kesakitan karena luka yang ia derita.
Arkhan berusaha untuk mengangkat tubuh Putri, tapi Putri nenghempaskan tangannya. Putri berjalan terhuyung-huyung karena pandanganya mulai kabur.
Tahan Put pasti lo bisa ngelewati ini semua. Berjuanglah jangan terlihat lemah...Arkhan nggak suka cewek lemah. Batin Putri
Arkhan mengikuti Putri dari belakang dan melihat Putri memegang kepalanya dan melangkahkan kakinya dengan pelan. Arkhan memepercepat langkahnya dan segera menggendong Putri.
Putri yang merasa lemas, ia tidak bisa menolak saat Arkhan menggendongnya. Putri melihat wajah Arkhan yang khawatir dan ia menutup matanya. Arkhan menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang s tinggi. Ia segera memberhentikan mobilnya tepat di depan UGD dan segera turun dan membawa Putri kedalam gendonganya. Arkhan segera berteriak, memanggil suster dan dokter.
“Panggil Dokter cepat!” teriak Arkhan melihat suster yang mendekatinya.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit tempat dimana Kenzo bekerja. Kebetulan rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Bram sepupu Kenzo. Kenzo yang sedang memeriksa pasien, terkejut melihat saat melihat adiknya berada di UGD. Ia menatap tajam Arkhan yang saat ini berada dihadapanya.
"BISA LO JELASIN KENAPA ADIK GUE ARKHAN!!!!" teriak Kenzo penuh emosi. Tidak ada kesopanan jika seorang Kenzo sedang dikuasai amarahnya. Ia menarik kera baju Arkhan.
“Kenapa adik gue bisa seperti ini?” tanya Kenzo menatap tajam Arkhan.
"Dia bertengkar dengan Lisa di ruanganku!" Jelas Arkhan.
Bugh....bugh...
Kenzo memukul perut Arkhan. "Gue sudah bilang sama lo, jauhi semua wanita yang mendekati lo!".
"Sorry Ken, aku juga tidak menyangka akan seperti ini jadinya!". Jelas Arkhan. Kenzo mendorong tubuh Arkhan hingga Arkhan terduduk di lantai dan ia melangkahkan kakinya meninggalkan Arkhan.
Kenzo masuk kedalam ruanganya dan menghubungi seseorang dengan amarahnya yang meledak. Kenzo merupakan seseorang dengan ketenangan dan pengendaliaan diri dengan sangat baik. Ia memiliki sifat datar tanpa emosi. Tetapi jika melihat keluarganya terluka ia akan menjadi monster yang begitu mengerikan.
"Halo...putuskan kerjasama dengan Bapak Hendra segera, saya nggak peduli biar mereka bangkrut sekalian!" ucap Kenzo sambil mengusap wajahnya karena cemas.
"Lihat lisa apa yang akan akun lakukan, keluargamu akan hancur. Siap-siap jatu miskin!" ucap Kenzo menyunggingkan senyum iblisnya.
Kenzo kembali melangkahkan kakinya menemui Arkhan karena ia ingin kembali menghajar Arkhan karena ulah Arkhan membuat adiknya terluka