Setelah membelikan pesanan ayam goreng Favorit ummi untuk Abahnya, Naya tak lantas kembali ke kost-an, ia memilih langsung menuju ke Bank ABC untuk menunggu ka Amir di sana.
Setelah urusan ka Amir di Bank selesai, Naya lalu membuntuti ka Amir menuju mobil keluarga nya dan mengobrol sejenak didalam.
" Ka.. Jujur sama aku.. Ada apa dirumah? Tumben Abah begini ". Selidik Naya.
" Kamu tuh peka banget yaa.. Nanti sore, Bagas ingin menemui Abah, kata nya akan membahas kelanjutan proses kalian.. Dia ga mau lama-lama ". Ka Amir bercerita tentang rencana Bagas yang akan bertamu ke rumah.
" Ka.. Dia punya pacar lho.. Ka Amir ga curiga gitu ke dia? Aneh banget kan.. Oiya, ka Amir bawa buku diary aku ga? ". Naya berusaha menjelaskan apa yang ia ketahui tentang bagas pada kakak keduanya itu.
" Iya bawa, ini.. Kamu istikharah yaa.. Minta sama Allah agar diberi petunjuk, karena dalam situasi terdesak seperti ini hanya padaNya lah kita harus meminta pertolongan.. Gih, berangkat kerja nanti kamu telat ". Naya, yang sabar yaa aku tak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang rencana Abah. Amir melihat kepergian adiknya dengan hati khawatir. Semoga Allah senantiasa menjaga mu adiku sayang, doa nya dalam hati.
***
Malam hari, Kediaman Abah Naya.
" Aku berniat melanjutkan proses yang sudah kami lakukan, Om.. Meski Naya masih ragu padaku, tapi dengan ada nya ikatan dalam hubungan kami.. Aku yakin, Naya bisa membuka hati nya dan menerima ku ". Ucap Bagas meyakinkan Abah.
" Aku tidak menerima pertunangan Bagas.. Jika kamu memang yakin Naya akan menerima mu.. Baiknya langsung menikah saja ". Abah berkata dengan suara tenang namun tampak nya membuat Bagas sedikit gelisah.
" Me-nikah? Naya masih kuliah bukan? jika menikah saat ini bagaimana dengan kuliah nya karena aku ingin Naya ikut ke tempat tugas nanti ". Elak Bagas, tatapan mata nya mulai tidak yakin dengan perkataan nya tadi.
" Pikirkan kembali.. Jangan terburu-buru.. Dan Om minta satu hal.. Selesaikan urusan mu dahulu entah jika kamu telah menjalin hubungan sebelum kalian dipertemukan atau hal lainnya. Itu salah satu syarat dariku jika kamu akan menikah dengan Naya, karena aku hanya ingin memastikan bahwa anakku aman.. Tidak merebut sesuatu dari orang lain ". Sahut abah sambil mengajak Bagas menyantap hidangan makan malam.
" Baik Om.. Aku akan kembali kemari 1 bulan lagi dengan orang tua ku. Sesuai dengan masa waktu yang kita sepakati. Semoga semua berakhir baik ". Sambung Bagas lagi.
" [ Anakku Naya, maafkan Abah. Sudah banyak yang datang padaku untuk melamar mu, semua nya dari keluarga baik. Tetapi dalam hati kecilku berkata harus mengulur waktu sembari mencari tau siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Ummi mu. Semoga apa yang aku lakukan ini tak melukai mu terlalu dalam Naya sayang ] ". Abah mengingat Naya anak bungsunya dengan wajah murung.
***
Exona Landscape and Building, Jakarta.
" Mahen.. Ada event tender tahunan yang diadakan Dinas Perhubungan dan Maritim Jawa Barat tentang project pembangunan jalan dan lelang project penahan abrasi. Kamu yang handle yaa karena Pak Abraham aku minta ke Bali untuk handle proyek yang disana. Masih sanggup kan ke luar kota lagi? ". Tanya Pak Jim ketika beliau ke ruangan Mahen pagi ini.
" Lokasi dan waktu tender lelang di mana Pak? ". Tanya Mahen sambil merapihkan berkas yang telah selesai dia kerjakan.
" Kali ini di Cirebon. Minggu depan. Nampaknya kamu akhir-akhir ini akan sering pergi pulang ke sana Mahen.. Siapkan kondisi tubuh mu karena disana panas.
Jangan sampai sakit ". Pesan beliau sambil berlalu keluar dari ruangan ku.
Rey sudah senyum-senyum daritadi di meja nya, berpura sibuk mengerjakan sesuatu padahal sedang berkirim pesan pada anak buah nya.
" Candi One.. Prepare Delta 04 come in ". Tulisnya singkat.
***
Kost-an Soka.
Ketika akan berangkat ke kampus pagi ini, Naya hampir saja menabrak seorang gadis yang terlihat bingung di depan gerbang kost-kostan.
" Maaf Mba, cari siapa yaa? ". Tanya Naya pada seorang gadis muda yang diduga seumuran nya, sedang berdiri didepan kost-an Soka, tempat kost Naya dan Vita.
" Eh maaf, ngalangin jalan yaa. Aku lagi cari kost yang nyaman tapi terjangkau yang dekat dengan kampus dan tempat nongkrong hehe... Kenalin, Aku Mega dari Bandung. Aku ikut pertukaran mahasiswa dari kampus lama ku dan kebetulan dipindah nya ke kota ini.. Dan aku dapat rekomendasi tempat kost disekitar sini dari kampus lama ku ". Jelasnya.
" Oh aku Naya, Ainnaya. Kampus mana? Masuk dulu atau gimana nieh? Aku panggil Ibu kost nya yaa, kebetulan ada 2 kamar kosong diatas dekat kamar ku, penghuni lama nya baru saja pindah ke gedung sebelah karena sudah menikah. Kostan disini khusus wanita single hehe. Yuk masuk yuk ". Naya melihat jam ditangan kirinya, masih ada jeda 20 menit lagi sebelum Naya ke kampus. Kasian gadis ini bila ia tinggalkan, dia belum tau kota ini dengan baik. Pikir nya.
" Kampus UC prodi Akuntansi semester 3.... Benarkah? Wah aku beruntung, makasih banyak Naya ". Mega tersenyum sumringah.
" Akuntansi? aku juga Akuntansi semester 3. Wah kebetulan yang menyenangkan yaa. Kamu duduk dulu disini yaa, aku panggil Ibu kost ". Sahut Naya senang, entah kenapa kali ini saat bertemu orang baru, Naya tak terlalu menjaga jarak.
Sementara Mega menunggu di ruang tamu kost-an. Naya kemudian berlari menuju Rumah belakang tempat Bu Rahma tinggal. Tak lama ia pun kembali bersama Bu Rahma untuk menemui Mega di ruang tamu.
" Kenalin Non, saya Bu Rahma, yang jaga anak-anak disini... Kost disini sudah termasuk cuci, setrika, makan 3x sehari Non.. Biaya nya 750rb sebulan.. Paling lambat iuran masuk tanggal 10 setiap bulan nya.. Tidak boleh bawa pacar ke kamar karena ada CCTV.. Syarat nya cuma KTP atau kartu mahasiswa dan KK, no HP orang tua atau saudara, dan pembayaran bulan awal. Kalau setuju, nanti kamer nya sebelah kanan nya Non Naya, no 14 ". Bu Rahma orang kepercayaan pemilik kost, menjelaskan pajang lebar pada Mega.
" Ok. Aku ambil ya Bu Rahma. Ini pembayaran untuk 3 bulan ke depan. Dan ini kelengkapan data yang Bu Rahma minta tadi ". Mega kemudian menandatangani kontrak perjanjian.
Bu Rahma sumringah, lalu ia meminta ART di kost-an kami untuk mengambil kunci kamar di rumah nya untuk diberikan pada Mega. Setelah mendapat kunci kamar no 14, kamar disebelah Naya dilantai dua.
Mereka berdua lalu keatas, meletakkan barang bawaan Mega lalu kembali turun ke bawah untuk pergi ke kampus. Hari ini Mega ikut Naya ke kampus untuk mengurus administrasi tentang program pelajaran yang dia ikuti, agar esok Mega sudah bisa masuk kelas dan melanjutkan studi nya.
" Mega Candini 21 tahun. Dibawah perwalian Galuh Baratayuda. Ga ada nama orang tua kandung nya yaa, anak yatim yang diadopsi orang kaya kayak nya nih mbak Mega. Semoga ga kaget yaa mbak Mega, disini panas ga kayak di Bandung ". Bu Rahma bermonolog sambil mencatat data Mega, si penghuni baru kost-an Soka.
" Gha, nanti aku kenalin sama Vita ya, temen kita di kost-an. Jangan kaget, anaknya agak judes kalau baru kenal. Oh iya kamu kesana, keruangan TU. Aku naik ke kelas. Pulang nya bisa kan? Naik angkutan umum yang tadi aku sebutkan, sampai jumpa malam nanti ya. Karena aku balik ngampus langsung kerja, see you ". Naya menjelaskan dengan cepat bagai kereta express ke Mega, karena sejujurnya ia sudah terlambat 5 menit.
" Ok Naya, thanks a lot. Aku bisa, kita berkabar nanti yaa ". Jawabku mega. Naya telah memberi kesan yang baik menurutnya.
" Capt I'm In.. Copied ". Selepas Naya pergi, Mega mengkonfirmasi status ke seniornya. Lalu melanjutkan mengurus segala administrasi selama ia tinggal disini agar semua telah rapih ketika esok mulai bekerja nanti.
" Copied ". Jawab seseorang di seberang sana.
***
Didalam sebuah ruang kerja yang gelap.
" Aku akan menjamin semuanya, lakukan seperti yang aku perintahkan, dan kupastikan kamu tak akan dikeluarkan dari kesatuan.. menikah lah ". Instruksi dari suara bariton begitu menggema di seluruh ruangan.
" Kenapa aku.... kenapa? ".
" Karena ada andilmu juga, jangan berpura lupa wahai anak muda.. Jangan kau kira aku tak tau apa yang kamu lakukan di rumah sakit malam itu.. Bukankah itu yang kamu sebut sebagai tanggungjawab? maka selesaikan hingga tuntas ". Suara bariton itu kali ini terdengar menyeramkan. Tuut.. tuut.. tuut.. Sambungan telepon terputus sudah.
Suasana kembali hening.. yang terdengar kini hanya detak jarum jam kuno yang berdiri dipojok ruangan nan gelap.
Kejadian 3 tahun lalu, selalu menghantui setiap malam ku, andai kala itu aku tak tergesa-gesa. Mungkin nyawa wanita itu bisa diselamatkan. Anak gadis itu tak kehilangan Ibu nya, dan dia tak harus meregang nyawa antara hidup dan mati. Maafkan aku yang pengecut, belum mampu untuk berhadapan dengan kalian. Tapi aku berjanji akan bertanggungjawab terhadap masa depan anak mu, wahai Ibu Berhijab Biru, Nyonya Jameela Arthadarma.
Semoga dia bersedia melakukan apa yang engkau minta malam itu padanya. Aku yang akan membantu mu mewujudkan nya. Tenang lah disana, agar hati dan hari ku juga tenang.
______________________
Rumit ga? hihi.. . semoga bisa mengikuti alurnya yaa. Terimakasih banyak atas segala support nya. Boleh beri masukan agar mama lebih baik lagi dalam menulis.
Jangan lupa like, dan follow yaa. Mama do'akan kalian selalu sehat dan bahagia dimanapun berada yaa.. Aamiin