10

1531 Kata
Tadinya Kia berpikir bahwa Danu benar-benar sudah menyerah seperti apa yang dikatakan Melodi, tapi melihat pria itu yang kembali datang dan tersenyum begitu lebarnya seperti biasa, Kia akhirnya menyadari bahwa sikap ketusnya kemarin gagal membuat Danu mundur. Dan yang lebih membuat Kia kesal adalah, Tobi si pembawa gosip yang mengatakan pada Melodi bahwa Danu sudah mendekati wanita lain yang satu kantor dengannya itu, tampak tidak merasa bersalah sama sekali. Pria itu bahkan bertanya kenapa, saat Melodi sengaja memelototinya. "Udah engga ada sisa kue?" tanya Tobi. Melodi memalingkan wajahnya kesal dan tidak berniat menjawab pertanyaan kekasihnya itu sehingga Kia lah yang akhirnya menjawab karena tidak ingin suasana jadi semakin kacau. "Udah habis semua, Tob," ujarnya. Tobi tampak mendesah kecewa dan menoleh ke arah Melodi yang masih asik memalingkan muka. "Cari makan yuk, Beb! Aku lapar," ajaknya. Kia rasanya ingin menoyor kepala sahabatnya itu saat Melodi bahkan tidak berbalik badan dan justru pura-pura tidak mendengar ajakan Tobi. "Mel, gue pulang ya. Lo mau makan bareng Tobi kan?" tanya Kia, sengaja mengeraskan suaranya. Melodi akhirnya menoleh dengan senyum aneh. "Lo juga belum makan dari tadi, Ki. Makan bareng yuk!" ajaknya. Alarm tanda bahaya di kepala Kia langsung menyala. Dia tahu maksud dari tatapan mengesalkan di wajah Melodi. Kia bahkan reflek menoleh saat Danu terdengar berdehem pelan. "Saya juga belum makan. Gimana kalau kita makan bareng?" usulnya. Kia memejamkan mata sejenak. Rasanya dia ingin langsung menolak, tapi dia tidak sampai hati membuat suasana yang sudah kacau menjadi semakin kacau. "Gimana? Mau engga, Ki?" tanya Tobi dengan wajah polosnya. Kia tahu bahwa perangai Tobi dan Melodi terlalu bertolak belakang. Tobi cenderung polos dan kurang peka, sedangkan Melodi terlalu peka sehingga dia selalu dengan baik memanfaatkan keadaan. Dengan lesu Kia akhirnya mengangguk, mengiyakan ajakan mereka. "Tapi gue bawa mobil," ujar Kia buru-buru. Dia tidak ingin berada satu mobil dengan Danu. "Yaudah, aku biar berangkat sama Kia aja. Nanti kita ketemu di tempat, gimana?" usul Melodi. Kali ini Kia bersyukur karena sahabatnya itu mau membantu meski sedikit. Danu tampaknya agak keberatan, tapi ucapan Tobi yang lebih dulu menyetujui usul pacarnya membuat Danu akhirnya tutup mulut. Mereka lalu keluar dari toko, Kia langsung masuk ke dalam mobilnya bersama Melodi sedangkan Tobi masuk ke dalam mobil yang Kia tahu milik Danu karena dari cerita Melodi, mobil Danu dibawa oleh Mamanya. "Sumpah ya, informasi dari cowok lo engga banget," gerutu Kia. Dia sudah menahannya dari tadi dan baru bisa menumpahkan nya sat ini saat ia berdua dengan Melodi. Seperti biasa, Melodi hanya tertawa pelan. "Tapi gue engga bohong, tadi pagi Tobi bahkan ngirim foto Danu yang lagi ngasih kopi ke cewek itu. Cewek nya cantik, tapi badannya semampai," ujar Melodi. Kia menatap sinis ke arah Melodi, "Apa tuh maksud dari bilang kalau tuh cewek semampai? Mau bandingin sama gue yang mungil ini?" Melodi tertawa lebih keras bahkan sampai menggebrak dashboard di depannya. "Gue bersyukur karena lo sadar diri. Jadi di sindir sekali aja lo udah langsung tahu maksud ucapan gue," aku Melodi tanpa rasa bersalah. Kia berdecak cukup keras. "Gimana caranya supaya Danu tahu kalau gue engga ada rasa sama dia, Mel?" tanya Kia mengabaikan ucapan Melodi sebelumnya. Melodi menghadap ke arah Kia dengan kepala dimiringkan. "Dia pernah bilang suka langsung sama lo engga sih, Ki?" tanya Melodi penasaran. Kia menoleh sekilas lalu menggeleng. "Engga pernah. Apa gue nya aja yang ke GR an ya?" tanyanya ragu. Melodi menggeleng, "Engga lah. Kelihatan jelas kok kalau dia suka sama lo walaupun engga pernah bilang," bantahnya. "Itu dia, kalau dia bilang kan gue bisa langsung tolak. Tapi ini dia cuma PDKT in gue dan engga bilang apa-apa, yang ada gue malah bingung gimana bikin dia berenti," keluh Kia. Melodi terdiam, tampak berpikir. "Gue tahu cara supaya dia berenti," cetus nya. Sebenarnya Kia tidak percaya bahwa Melodi akan memberinya ide yang manusiawi, tapi dia juga penasaran kalau tidak bertanya. "Gimana?" tanya Kia pada akhirnya. Melodi meletakan satu jarinya di bibir, "Lo harus punya pacar." __ Kia berjalan di belakang Melodi saat memasuki restoran yang katanya tempat Melodi dan Tobi pertama bertemu. Sejak Melodi menyarankan ide untuk punya pacar demi membuat Danu berhenti, Kia jadi kehilangan semangat nya. Dia tahu ide yang diberikan Melodi memang masuk akal dan tergolong manusiawi, tapi memangnya mau cari dimana pacar yang benar-benar bisa membuat Kia jatuh hati? Sedangkan Danu yang menurut Melodi Oke saja, tidak bisa menarik perhatian Kia. "Udah pesen?" tanya Melodi pada Tobi. Tobi mengangguk dan menarik tangan Melodi agar gadis itu duduk di sampingnya sehingga Kia terpaksa duduk bersebelahan dengan Danu. "Ki, saya pesenin pasta engga apa-apa kan?" tanya Danu. Kia menoleh dan memasang senyum formalnya. "Iya, engga apa-apa. Saya bisa makan apa aja kok," jawab Kia. Danu balas tersenyum. Dia bahkan berinisiatif menggeser kursinya hingga berada terlalu dekat dengan Kia. Kia yang menyadari itu mulai menatap ke arah Melodi yang juga tampak mengerutkan kening ke arah Danu. "Dan, kursi lo deket banget? Nanti Kia malah susah pas makan." Kia dan Melodi sontak menoleh dan manatap Tobi dengan tatapan haru karena pria itu mengutarakan keberatan yang juga dirasakan Kia dan Melodi. Tapi reaksi Danu justru diluar dugaan, karena bukannya merasa bersalah Danu malah tertawa dengan PD nya. "Ya kan makanannya juga belum dateng. Nanti kalau dateng, gue geser lagi kok," elaknya. Kia langsung membuang muka saat Tobi malah mengangguk dan tidak mendebat Danu lagi. Yang Kia harapkan sekarang adalah, makanan yang mereka pesan secepatnya sampai agar Danu menyingkir dari dekatnya. Dan doa Kia terkabul, karena tidak sampai lima menit pramusaji datang membawakan pesanan mereka. Kia melirik kecil saat Danu menggeser kursinya dengan pelan, dan saat tidak sengaja bertatapan dengan Kia pria itu langsung tersenyum lebar. "Makan yang banyak ya, Ki," ujarnya. Kia tersenyum canggung dan langsung memakan pastanya dengan pelan. Nafsu makannya hilang karena dia duduk di dekat orang yang tidak membuatnya nyaman. Melodi menyadari bahwa Kia tidak kerasan dengan makan malam mereka. Dia juga kesal karena bahkan Danu terlihat lebih agresif dari biasanya. Teman pacarnya itu bahkan menaruh udangnya di piring Kia padahal Kia tidak meminta dan sempat menolak, tapi Danu menebalkan muka dan tetap melakukan apa yang dia mau. Melodi meminum air putih di gelasnya dan berdeham. "Katanya, kamu lagi deket sama cewek di kantor ya, Dan?" tanya Melodi. Dia sempat menangkap raut terkejut Danu dan lirikan pria itu ke arah Tobi yang hanya menyengir tanpa rasa bersalah. Lalu dengan gaya kasual Danu menjawab pertanyaan Melodi. "Engga juga, cuma ada satu cewek yang belakangan kayak sengaja ngedeket sama saya. Dia nanya-nanya soal pekerjaan gitu, terus dia nawar-nawarin bekal jadi sebagai timbal balik saya beliin dia kopi. Biar engga ada hutang budi," jawabnya. Melodi sempat mendengar pacarnya terbatuk pelan. Tapi selain itu dia juga melihat bahwa raut wajah Kia berubah menjadi dingin. Sebuah pertanda bahwa apa yang diucapkan Danu adalah sebuah kebohongan. "Masa sih? Bagus dong kalau gitu, coba aja deketin balik, Dan. Kan enak kalau punya pacar sekantor, bisa curi-curi waktu buat pacaran di jam kerja," sahut Melodi sok asik. Dia tidak memperdulikan Tobi yang menyenggol kakinya di bawah meja. Danu terlibat melirik Kia yang sedang berusaha menghabiskan pasta di piringnya. Melihat raut wajah Kia yang dingin, Danu tersenyum kian lebar. Mengambil kesimpulan yang salah kaprah dengan menganggap bahwa Kia cemburu karena Melodi membahas perihal kedekatannya dengan wanita lain. Ia tertawa kecil, "Engga lah, Mel. Saya kalau udah suka sama satu orang susah buat suka ke orang lain," katanya sambil melirik Kia. Melodi mengerutkan kening saat melihat Danu menatap Kia dengan penuh arti. Dia yakin bahwa apa yang dipikirkan Danu saat ini adalah bukan hal yang sebenarnya terjadi. "Oh ya? Memangnya kamu udah punya pacar?" pancing Melodi. Dia bahkan sudah mengabaikan makanan di piringnya yang masih tersisa banyak juga kode dari Tobi yang memintanya agar berhenti. Danu tersenyum salah tingkah, terlihat dari tangannya yang menggaruk belakang telinga dan mencuri-curi pandang ke arah Kia yang tampak tidak perduli. "Masa engga kelihatan sih saya suka sama siapa?" tanya Danu. Tobi sudah menyerah. Dia memilih tidak perduli dengan apa yang sedang dilakukan pacarnya itu pada Danu. Melodi tersenyum miring ke arah Kia yang juga tengah menatapnya. "Loh siapa emang? Memangnya aku bakalan kenal sama cewek yang kamu suka?" tanya Melodi. Danu mulai tersenyum malu-malu. "Saya sebenarnya suka sama Kia," ujarnya pelan. Melodi langsung tersenyum mendengar itu. Dia sengaja memancing Danu mengungkapkan perasaannya agar Kia bisa menolak pria itu secara langsung. Kia juga mengerti apa yang sejak tadi dilakukan oleh Melodi. Dan dia sudah sangat tidak suka berada disana sejak Danu dengan enteng berbohong tentang wanita yang mendekatinya. "Waw! Seriusan?" tanya Melodi dengan mimik yang tampak terkejut. Tobi yang tadi sudah tidak perduli akhirnya kembali menatap ke arah Danu yang sedang memandang Kia. Kia tidak ingin berpura-pura terkejut seperti apa yang Melodi lakukan. Jadi saat mendengar pengakuan dari Danu, dia memilih meminum airnya dan menyerang sedikit ke arah Danu yang tengah tersenyum menatapnya. Kia balas tersenyum, "Kamu suka sama saya?" tanyanya. Danu mengangguk masih dengan senyum diwajahnya. "Maaf ya, Danu. Tapi saya engga punya perasaan yang sama kayak kamu," balas Kia. Senyum di wajah Danu langsung luntur seketika. Dia bahkan menatap Melodi dan Tobi yang tengah menatapnya dengan prihatin. "Maaf karena saya langsung bilang ini, karena saya engga mau ngasih kamu harapan palsu," kata Kia tegas. ___
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN