Bab 2

1104 Kata
Indonesia Jakarta Di rumah pak Suyatno Di depan rumah pak Suyatno.. "Iya..", kata Betta. "Ya sudah kamu tolong bantu Betta ya jo, angkat barang-barang", kata pak Suyatno. "Inggih ndara romo" (Iya ndara romo), sambung Paijo. "Ayo masuk nduk", kata mbah Sakiman. "Inggih mbah" (Iya mbah), sambung Titah. Irfandi yang baru saja melihat Titah bertanya-tanya, dan ketika pak Suyatno, mbah Sakiman, dan Titah masuk kedalam rumah, Irfandi pun langsung menghampiri Paijo untuk menanyakan sesuatu. Masih di depan rumah pak Suyatno.. "Jo ingat ya bantu Betta", kata pak Suyatno. "Inggih ndara romo" (Iya ndara romo), sambung Paijo. "Emmmm kalian berdua Fandi dan Fani bukan ?", tanya mbah Sakiman. "Inggih mbah, assalamu'alaikum" (Iya mbah, assalamu'alaikum), jawab Irfandi dan Arfani yang memberikan salam pada mbah Sakiman. "Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman menjawab salam dari Irfandi dan Arfani. "Oh ya mengko bali iseh ya marang kene, genti kelambi dhisik, ana sing karep mbah Sakiman tanyakan lan sisan ngobrol karo kalian berdua ya" (Oh ya nanti kembali lagi ya kesini, ganti baju dulu, ada yang ingin mbah Sakiman tanyakan dan sekalian ngobrol dengan kalian berdua ya), kata mbah Sakiman. "Inggih mbah" (Iya mbah), sambung Arfani dan Irfandi. "Duluan ya Fandi dan Fani", kata pak Suyatno. "Inggih pakde" (Iya pakde), sambung Arfani dan Irfandi lagi. "Itu siapa ya, kayanya aku pernah mengenalnya dan melihatnya, tapi siapa dan dimana ya ?", Irfandi bertanya-tanya sendiri di dalam hati. "Fandi, Irfandi..", kata Arfani. "Inggih ngapa ?" (Iya kenapa ?), tanya Irfandi. "Kowe ngapa ?" (Kamu kenapa ?), tanya Arfani. "Aku bingung Fani" (Saya bingung Fani), jawab Irfandi. "Bingung ngapa Fandi ?" (Bingung kenapa Fandi ?), tanya Arfani lagi. "Kowe ra ngerti, wis kowe meneng wae neng kene dhisik aku arep marang lik jo dhisik, bar kuwi anyar awake mulih, genti kelambi lan bali marang kene" (Kamu tidak tahu, sudah kamu diam saja disini dulu saya mau ke lik jo dulu, habis itu baru kita pulang, ganti baju dan kembali kesini), jawab Irfandi lagi. "Inggih, cepet" (Iya, cepat), kata Arfani. "Inggih sabar" (Iya sabar), sambung Irfandi. "Sudah semua atau belum ini Betta ?", tanya Betta. "Sudah jo", jawab Betta. "Oh..!!, ya sudah, koper bagian mu dan saya bagian kardus, bagaimana ?", tanya Paijo lagi. "Oke..", jawab Betta. "Lik jo", kata Irfandi. "Inggih Fandi, ngapa ?" (Iya Fandi, kenapa ?), tanya Paijo lagi. "Ana sing karep aku tanyakan sedhela wae oleh ta ?" (Ada yang ingin saya tanyakan sebentar saja boleh kan ?), tanya Irfandi lagi. "Oleh dong, emange karep takon soal apa sih kowe, Fandi ?" (Boleh dong, memangnya ingin bertanya soal apa sih kamu, Fandi ?), tanya Paijo lagi. "Soal sing mau karo mbah sakiman lan pakde ?" (Soal yang tadi bersama dengan mbah Sakiman dan pakde ?), tanya Irfandi lagi. "Oh sing mau karo ndara romo lan ndara romo sepuh kuwi cah ayu, eh loh masa kowe lali sih Fandi" (Oh yang tadi bersama dengan ndara romo dan ndara romo sepuh itu cah ayu, eh loh masa kamu lupa sih Fandi), jawab Paijo. "Maksud lik jo ?", tanya Irfandi lagi. "Cah ayu, Titah, Titah, cah cilik sing tau kowe tolong wayah cilik" (Cah ayu, Titah, Titah, anak kecil yang pernah kamu tolong waktu kecil), jawab Paijo lagi. "Sing tau aku tolong lan sing tenggelam neng kali dhisik lik ?" (Yang pernah saya tolong dan yang tenggelam di sungai dulu lik ?), tanya Irfandi lagi. "Inggih Fandi" (Iya Fandi), jawab Paijo lagi. "Haaaa Titah, bener kuwi Titah, lik ?" (Haaaa Titah, benar itu Titah, lik ?), tanya Irfandi lagi. "Inggih Fandi" (Iya Fandi), jawab Paijo lagi. "Terimakasih lik jo, Fani ayo pulang terus nanti kita kesini lagi", kata Irfandi. "Iya, eh Fandi tunggu, lik, om pulang ya", sambung Arfani. "Iya..", kata Paijo dan Betta. "Assalamu'alaikum", Arfani memberikan salam pada Paijo dan Betta. "Wa'alaikumussalam", Paijo dan Betta menjawab salam dari Arfani. "Jo, mas Fandi kenapa ya ?", tanya Betta. "Gak tahu, gak ngerti saya, sudah lanjut lagi angkut barangnya ke dalam", jawab Paijo. "Ya ayo", kata Betta. Di kamar Titah.. "Thank God I'm back in my room again, lie down here first, rest before someone calls me to go downstairs and have lunch" (Alhamdulillah kembali ke kamarku lagi, tiduran dulu lah disini, istirahat sebelum ada memanggilku untuk turun kebawah dan sarapan siang), kata Titah. Di rumah pak Putra Di ruang tengah.. "Fandi tunggu, ya Allah jalan buru-buru sekali sih kamu", kata Arfani. "My son" (Putraku), sambung pak Putra. "Yes dad" (Iya ayah), kata Arfani lagi. "You two just got home from school and why are you running around like that ?" (Kalian berdua baru pulang sekolah dan kenapa lari-larian seperti itu ?), tanya pak Putra. "That's dad, Irfandi" (Itu ayah, Irfandi), jawab Arfani. "Irfandi, what's wrong with Irfandi really Arfani ?" (Irfandi, ada apa dengan Irfandi memangnya Arfani ?), tanya pak Putra lagi. "I don't know dad, excuse me dad I want to go to the room" (Tidak tahu ayah, permisi ayah saya mau ke kamar), jawab Arfani lagi. "Alright, hey, be careful Arfani, Irfandi, don't run around like that, you'll fall, oh God, my twin sons, please continue working" (Baiklah, hai hati-hati Arfani, Irfandi jangan lari-larian seperti itu nanti kalian jatuh, ya Allah putra kembar ku sudahlah lanjutkan lagi kerjanya), kata pak Putra. Irfandi yang baru saja pulang sekolah dan baru masuk ke dalam kamarnya segera mandi untuk bertemu dengan Titah. Titah adalah perempuan yang pernah di tolong saat Irfandi kecil, dan juga cinta pertama Irfandi. Di kamar Irfandi.. "Fandi, kamu kenapa sih ?", tanya Arfani. "Mau mandi dandan yang rapih, habis itu kembali ke rumah pakde Nano, sudah kamu juga mandi gih sana, kamu gak dengar apa tadi kata mbah Sakiman, kita disuruh datang ke rumahnya ?", tanya Irfandi. "Dengar sih, eh tapi tunggu saya ya, saya mandi dulu", jawab Arfani. "Iya cepat, lama ku tinggal", kata Irfandi. Di depan kamar Irfandi.. "Oh, it turns out that Mr. Suyatno's daughter came to Indonesia, yes, now I understand. I went back to my office again, no. I went back to my room and went to Mr. Suyatno's house for a gathering" (Oh ternyata putrinya pak Suyatno datang ke Indonesia, ya ya sekarang saya mengerti, saya kembali ke ruang kerja saya lagi, tidak saya kembali ke kamar dan ikut ke rumah pak Suyatno untuk silahturahmi), kata pak Putra di dalam hati yang sedang mendengarkan percakapan Arfani dan Irfandi. Di kamar pak Putra.. "What kind of clothes are you wearing ?" (Kira-kira pakai baju yang mana ya ?), tanya pak Putra. Lima menit kemudian.. Masih di kamar pak Putra.. "Just this one, black" (Yang ini saja, warna hitam), kata pak Putra. Di kamar Irfandi lagi.. "Selesai, siap untuk bertemu dengan pujaan hatiku, hehe", kata Irfandi di depan cermin.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN