Episode 28 Tamu tak di undang

1264 Kata

Tiga orang pendaki professional dan satu pendaki amatiran itu menikmati hawa dingin sore hari di Taman Hidup. Merasakan sisa-sisa kehangatan dari mentari yang mulai tenggelam di ufuk barat. Api unggun mulai disiapkan. Coklat panas dan kopi sudah hampir habis mengisi kehangatan pada tubuh mereka, menghadapi dinginnya malam yang diprediksi akan cerah disinari cahaya purnama. “Apakah lo merasa lo paling menderita ketika patah hati?” Aswin memulai kembali wawancara pada Zhera. “Yah, katakanlah seperti itu, sulit banget rasanya bisa berdamai dengan masa lalu, sakit ini membuat tubuh gue juga ikutan sakit, napas aja sakit.” Zhera menjawab seadanya, matanya lurus melihat api yang baru saja mucul. Ketika di gunung memang segalanya berubah menjadi jujur, sesuatu yang disembunyikan tiba-tiba m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN