Chapter 2

2297 Kata
Sepulang kuliah Aleta dan Sabrina pun langsung menuju rumah Aleta, untuk meminta izin pada orang tua Aleta karena akan menemani Sabrina selama Ibu Sabrina keluar kota, namun tiba-tiba saat Sabrina akan masuk ke mobil saat keluar dari supermarket karena Aleta mengajak Sabrina untuk mampir ke supermarket karena ingin membeli sesuatu, namun saat Sabrina akan masuk ke mobil tidak sengaja dia melihat seorang paruh wanita yang sedang kerepotan dengan belanjaan, tanpa menyadari dari arah yang berlawan sebuah sepeda motor melaju kencang, Sabrina yang melihat itu langsung berlari dan menarik wanita paruh baya itu agar terhindar dari sepeda motor yg hanya akan menabraknya, karena lokasi supermarketnya memang depan Jalan raya, dan wanita paruh baya itu memarkirkan mobilnya dipinggir jalan. "Tante tidak apa-apa kan ?," Tanya Sabrina sambil membantu memunguti belanjaan yang berserakan. "Tidak Nak, Terima kasih ya Nak, ya Tuhan kenapa aku jadi ceroboh begini, kamu juga gak apa-apa kan Nak ?," Tanya wanita paruh baya balik bertanya meski dengan wajah syoknya. "Nggak apa-apa kok tante, ini belanjaan tante maaf jadi jatuh kayak gini," Sabrina pun menyerahkan belanjaan wanita paruh baya itu dengan senyuman manisnya setelah memunguti barang belanjaan wanita paruh baya yang terlihat masih cantik itu. "Gak apa-apa Nak," Ucap Wanita itu. "Kalau gitu saya permisi dulu tante asalamualaikum," Ucap Sabrina lalu pergi meninggalkan wanita itu, sampai akhirnya wanita paruh baya itu menyadari sesuatu. "Ya Tuhan kenapa aku sampe lupa menanyakan nama gadis itu, ah semoga lain kali aku bertemu dengan gadis cantik dan Manis itu, Clara kenapa kau ceroboh sekali kalau putraku sampai tau habislah aku." Lalu wanita itu pun menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempat dia berdiri, wanita itu pun pergi meninggalkan supermarket itu. "Sementara Sabrina dan Aleta kini menuju rumah Aleta setelah membeli sesuatu yang Aleta ingin beli. " Tadi siapa Bin?, loe kenal ibu-ibu tadi?" ucap Aleta bertanya pada sahabatnya sambil menyetir mobilnya. " Nggak, denger ya Aleta sayang nolong orang tuh gak harus kenal siapa orangnya, sebagai sesama manusia yang hidup berdampingan kita harus saling menolong kan, "Ucap Sabrina dengan tersenyum pada Aleta. "Hem ok, gue tahu loe baik Bin, tapi gak harus nyelakain diri loe sendiri Sabrinaku sayang," Ucap Aleta sambil fokus menyetir, Sabrina hanya mengangguk dan tersenyum mendengar omelan sahabatnya itu. Setelah sampai dirumah Aleta, mereka pun menemui orang tua Aleta dan meminta izin, karena Aleta sudah biasa A menginap dirumah Sabrina, jadi orangtua Aleta pun langsung memberikan izin pada putrinya, setelah mendapatkan izin Aleta pun mengambil beberapa potong pakaian untuk menginap selama tiga hari dirumah Sabrina. ****** Kini Sabrina dan Aleta sudah berada di kamar Sabrina, mereka sampai dirumah Sabrina beberapa menit yg lalu "Bin." "Hemm." "Gimana perkembangan hubungan loe sama kak Agga?, apa ada kemajuan?," Tny Aleta yg kini tengah duduk disofa yang ada dikamar Sabrina sambil memainkan ponselnya. "Gak ada perubahan, dia masih dingin seperti biasanya, tidak tersentuh oleh perhatian ku sedikit pun," Sambil menatap langit-langit kamar, Sabrina kembali menerawang saat dia pertama kali melihat Angga saat Mos dan Angga lah ketua panitia Mos saat itu. "Terus loe masih tetap berharap sama tuh kulkas berjalan, ayo lah Bina sudah 4 tahun loh loe ngejar dia, sampai beasiswa loe ke London loe ganti jadi ke Universitas dijakarta hanya untuk terus bersama Angga, sudah cukup pengorbanan loe Bin," Aleta mulai kesal dengan Sabrina yang tetap egois tak peduli dengan harga dirinya sendiri. "Ntah lah Ta, aku masih berharap dia akan membuka hati dan menerimaku suatu saat nanti," Lalu Sabrina pun bangun dan duduk di samping Aleta lalu menggenggam tangan Aleta dan tersenyum. "Aku mohon jangan bicara apapun pada Bunda ya Ta, aku takut Bunda sedih," Sabrina menatap Aleta dengan penuh harap, Aleta pun mengangguk dia tahu ibu Sabrina akan sangat sedih jika melihat kisah cinta putri kesayangannya itu kini terlihat sangat lemah. "Baiklah, ya sudah dari kita melow-melowan begini, mendingan kita ke Cafe tempat kita biasa nongkrong kuy, loe mau kan Bin?," Ajak Aleta "Oke aku siap-siap dulu ya, kebetulan aku lapar dan belum masak apa-apa karena Bunda gak ada," Sahut Sabrina yg kini mengambil baju dressnya lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya, "sementara Aleta kini kembali sibuk dengan ponselnya . Beberapa Menit kemudian Sabrina pun akhirnya Selesai Bersiap, Sabrina Dan Aleta pun Menuju Halaman rumah, Aleta pun mengeluarkan mobilnya Dari Halaman rumah Sabrina, kini Aleta pun melajukan mobilnya Menuju Cafe Langganan mereka Saat nongkrong untuk melepas kejenuhan mereka.  ****** Setelah menempuh perjalanan cukup jauh dan menghabiskan waktu satu jam akhirnya Sabrina dan Aleta pun sampai di cafe itu, Aleta pun memarkirkan mobilnya dan memasuki cafe, lalu mencari tempat duduk karena cafe lumayan ramai saat sore hari "Sore Bina, Leta," Sapa seorang waiters yg memang sudah mengenal Sabrina dan Aleta karena sudah satu tahun mereka berdua jadi berlangganan tetap diCafe itu "Sore kak Elang," Sahut Sabrina dengan senyuman manisnya "Udah ah jangan senyumin kakak kayak gitu, bisa-bisa kakak kena diabetes nanti sehabis lihat senyum Bina, habis senyum Bina tuh manis banget sih, "Ucap Elang sambil terkekeh " Iiihhh kak Elang apaan sih, gombal nya receh tau gak, "Rajuk Sabrina dengan wajah polosnya dan sedikit merona. "Kan emang Bina itu manis, coba kalau Bina jadi pacar Kak Elang pasti Kaka bakalan bikin Bina bahagia terus kalau perlu Cafe ini Kakak persembahkan untuk Bina," Ucap Elang dengan senyuman, sebenarnya Elang adalah pemilik Cafe itu, namun dia selalu ikut turun tangan menjadi waitres dicafe-nya sendiri, dan Sabrina baru tahu beberapa bulan yang lalu kalau Elang adalah pemilik Cafe tempat dia nongkrong. "Ekhem .." Dehem Aleta membuat Sabrina dan Elang menoleh pada Aleta. "Eh ada Leta juga disini," Elang yang baru sadar kalau Ada Aleta, Elang pun langsung menyapanya, namun Aleta memutar matanya dengan malas. "Helo udah dari tadi kali kak, Leta disini, Kak Elang nya aja gak nganggep Leta ada, kalau udah modusin Bina," Dengus Aleta yg kini terlihat merajuk pada Elang. "Hehe maaf deh, lain kali Kakak gak gitu lagi, jangan marah ya, buat Leta spesial jus strawberry dan Cupkik strawberry kesukaan Leta gimana?, sebagai permintaan maaf dari Kakak," Bujuk Elang agar Aleta tidak merajuk lagi. "Oke aku Terima," Sahut Aleta dengan riang "Buat Bina gak ada nih, Bina juga mau dong Kak dikasih gratisan kok cuma Leta sih," Ucap Sabrina ikut merajuk. “Mampus bisa-bisa rugi bandar gue,” Batin Elang menggerutu. "Ka Elang .." "Hem ya apa Bina?" "Gratisan buat Bina mana?" Rengek Sabrina dengan manja "i-iya deh Buat Bina Nasi goreng campur Baso kesukaanmu Bina dan Jus jeruk hari ini Leta dan Bina gratis menu makanan dan minuman," Jawab Elang meringis. "Iya Kak makasih ya, Kakak memang terbaik," Sabrina pun tersenyum dengan puppy eyes-nya, membuat Elang gemas dibuatnya "Iya Bina sayang, apa sih yang enggak buat Bina," Goda Elang dengan gombalannya "Jangan terlalu berharap sama Bina kak, Bina udah punya pria idaman lain jadi sia-sia aja kakak gombalin Bina ampe bibir dower juga gak akan ada pengaruhnya Buat dia, mending buruan gih ambil pesanan yg kakak tawarkan untuk kita, Leta udah laper banget nih Kak iya kan Bina, "Ucap Aleta yg dijawab anggukan oleh Sabrina, Elang yg mendengar ucapan Aleta pun langsung pergi mengambil pesanan gratis Sabrina dan Aleta "Ta kenapa ngomong gitu sama kak Rlang, Bina kan jadi gak enak sama Kak Elang," Ucap Sabrina lirih. "Ya gak apa-apa Bin, biar kak Elang nggak terlalu berharap sama loe, kecuali loe memang mau membuka hati buat kak Elang," Ucap Aleta dengan wajah seriusnya. "Ntahlah Ta, aku kayaknya gak bisa, ntah kenapa hatiku selalu menolak jika ada pria yang dengan secara gamblang mengungkapkan persaan pada ku, wajah kak Angga selalu jterbayang saat aku mulai ingin menyerah dan membuka hati untuk pria lain," Lirih Sabrina dengan raut wajah sedihnya. "Sudah-sudah jangan ngomongin itu, tuh kak Elang sedang kemari, gak enak kalau kedengaran sama dia," Ucap Aleta, Sabrina pun mengangguk setuju dengan ucapan Aleta. "Order makanan gratis datang", Seru Elang lalu menyajikannya dimeja tempat Sabrina dan Aleta. "Gak perlu diperjelas kali kak, tapi makasih yah udah ngasih gratisan, jadi uang jajanku terselamatkan," Ucap Aleta dengan cengiran khasnya. "Iya kak makasih ya makanan gratisan nya," Sambung Sabrina, Elang pun hanya mengangguk dan tersenyum melihat tingkah kedua gadis dihadapannya itu.  "Kaka tinggal dulu ya, banyak pesanan soalnya, selamat menikmati hidangan nya," Ucap Elang, Sabrina dan Aleta pun mengangguk lalu setelah itu Elang pergi membantu pelayan yang lain menyajikan pesanan kesetiap meja. "Kak Elang hebat ya Bin, masih muda udah punya Cafe sendiri, padahal dulu aku kira dia cuma pelayan disini, eh ternyata gak disangka pemilik Cafe nya, calon suami idaman banget, udah ganteng, mandiri, baik, ramah dan pekerja keras lagi, Ucap Aleta lalu menikmati makanannya sambil memperhatikan Elang. "Hemm, udah ah ngomong mulu habisin makanannya tuh, habis ini kita pulang inget kita belum ngerjain tugas makala kita loh," Ucap Sabrina sambil makannya. Setelah makan selesai, Sabrina dan Aleta pun pamit pada Elang, karena esok dia ada kuliah pagi, Elang pun mengantar mereka sampai parkiran setelah itu Elang kembali ke dalam untuk melanjutkan aktivitasnya. sedang Sabrina dan Aleta sesampainya dirumah mereka berdua langsung mengerjakan tugas mereka, dan setelah itu selesai mereka pun memutuskan untuk istirahat setelah sedikit curhat-curhatan ala remaja seperti biasa membicarakan tentang Angga dan Elang. ********* "Kak Angga tunggu," Panggil Sabrina yang kebetulan datang bersama dengannya, Angga pun menghentikan langkahnya dan memutar matanya malas.  "Ada apa sih?, gue lagi buru-buru nih," Sahut Angga dengan wajah datarnya, sementara Reno dan Aleta hanya menyaksikan apa yang akan terjadi pada Sabrina dan Angga sambil bersandar di mobil masing-masing. "Bina cuma mau ngasih ini sama Kak Angga," Lalu Sabrina pun mengambil kotak makanan dari tasnya, dan menyerahkan sesuatu pada Angga, melihat kotak Makan yang dipegang Sabrina membuat Angga memutar matanya dengan malas. "Hei loe itu tuli atau gimana sih, gue kan udah bilang jangan pernah bawain makanan buat gue, loe tau kan gue gak pernah makan makanan yang loe bawa, gak sudi gue," Lalu Angga pun mengambil kotak makan itu dengan kasar dan melemparnya sampai isi dikotak makanan itu tumpah berantakan, Sabrina hanya bisa menunduk sambil menitikan air mata saat apa yang dia persiapkan sepenuh hati malah di buang begitu saja tanpa perasaan. "Loe denger baik-baik dengan telinga loe ya, gue gak pernah suka sama loe, gue risih kalo loe ngikutin gue apalagi ngasih makanan buat gue tiap hari, loe kira gue anak Tk hah, tolong kalau emang loe sayang sama gue, gue minta sama loe jangan pernah ganggu hidup gue, loe gak bosen dan gak Cape apa, dari semenjak SMA gue tau loe suka sama gue, gue risih selama 4 tahun loe selalu jadi bayangan gue, gue benci itu semua tau gak, "Ucap Angga yg kini menatap Sabrina dengan tatapan penuh emosi, semetara Sabrina hanya bisa menunduk sambil menatap kotak makanan yang isinya sudah berserakan dia pun terus menitikan air matanya karena tidak tahan dengan perkataan kasar yg Angga tujukan padanya. "Hey loe gila ya bisa jaga perasaan orang gak sih dasar pria b******k, gak bisa apa dikit aja loe menghargai usaha orang, loe tau gak Sabrina bangun pagi setiap hari hanya untuk mengatur sarapan buat loe, seenggaknya jaga persaan dia sedikit aja kalau gak mau jangan diambil kalau hanya untuk dibuang dasar cowok kegantengan, ayo Bina kita pergi ngapain loe ngarepin cowok yang gak jelas gitu kayak cowok barbar tau gak, masih banyak yg lebih dari dia yang gak punya perasaan, sia-banyak aja loe nunggu dia 4 tahun tapi balesannya begitu benar-benar cowok b******k, "Ucap Aleta yang terlihat marah karena melihat perlakuan Angga pada sahabatnya Sabrina, sementara Angga setelah kepergian Sabrina dan Aleta hanya diam membatu setelah mendengar ucapan Aleta. "Gila bro temen sibina galak juga ya, tapi gue demen cewek galak kayak gitu abis dia macan sih, gimana perasaan loe setelah dapat omelan dari seorang gadis, loe sih mainin perasaan orang jadi dapet hadiah makian kan," Ucap Reno pun menepuk pundak Angga. "Gue gak pernah ngasih harapan sama tuh cewek, dianya aja mental baja udah gue tolak masih aja kekeh, jadi jangan salahin gue kalau gue kayak gitu, Sudah ah males gue bahasnya, mending ke kelas," Ucap Angga, dia pun berlalu meninggalkan Reno dengan menyunggingkan senyuman penuh arti. “Semerdeka loe aja deh bro,” Ucap Reno dengan memutar matanya dengan malas. Sementara itu dikelas Aleta sedang menenangkan Sabrina, yang kini tengah menangis karena yang menyakitkan dari Angga saat diparkiran tadi. "Gue kan udah bilang Bin, udah jangan ngarepin cowok kulkas itu, kalau udah begini loe sendirikan yang sedih" Ucap Aleta sambil air mata Sabrina yang terus mengalir dipipi mulusnya. "Sekarang aku harus gimana Ta ?, Angga makin benci sama aku, tapi perasaan ku gak bisa dibohongi aku masih sangat mencintai Angga Ta, aku gak akan bisa berpaling pada pria mana pun," Ungkap Sabrina dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, untung saja kelasnya masih sepi karena ada yang memasuki kelas mereka yang lebih senang menghabiskan waktu dikantin atau ditaman sebelum pelajaran dimulai. "Gue tahu Bin, tapi kalau loe mau pasti loe bisa, gak harus sekaligus kok pelan-pelan sedikit demi sedikit, kamu pasti bisa kok, coba loe buka hati buat kak Elang, gue yakin kak Elang akan bahagiain loe Bin," Saran Aleta memberi sedikit pengertian pada sahabatnya itu. "Kak Elang Ntah lah Ta, kamu tahu kan?, dulu saat aku tau kalau kak Angga ternyata sudah mempunyai kekasih, aku sempat berpikir untuk mundur secara perlahan dan melupakan perasaan ku, yang waktu itu belum terlalu dalam, tapi setelah aku tahu Freya kekasih kak Angga ITU tiba-tiba pergi karena ikut orang tuanya pindah ke Australia, aku tak sadar mulai berharap lagi, dan sering perhatiin kak Agga membuat perasaan cintaku semakin mendalam, kamu tahu itukan Ta, tapi sekarang aku bingung gak tahu aku harus gimana, apakah aku harus mengikhlaskan Kak Angga dan membuka hati untuk pria lain?, Tapi apakah aku Bisa melepaskannya dari hatiku setelah 4 tahun namanya menjadi penghuni tetap dihati ku, seperti nya aku gak akan sanggup Ta, aku gak bisa pasti ini akan sangat susah hiks .., hiks .. "Sabrina memeluk Aleta dengan erat dan Aleta hanya bisa diam dia bingung harus mengatakan apa pada sahabatnya itu, hanya pelukan dan usapan dipunggungnya saja yg dia bisa lakukan berharap bisa memberikan ketenangan untuk sahabatnya meski hanya untuk sesaat.  TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN