Noid 6

1034 Kata
Akhirnya malam tadi kedua kembar squiz itu di bawa kembali ke dorm. Duo-B kini terlelap di kamar Yunki. Seojin dan Yunki terpaksa tidur di kamar lain. Tak mungkin mereka tidur bersama Bonbon dan Bongbong. Namun, tetap saja sesekali mereka bergantian mengecek keadaan keduanya. Pagi hari Minmin telah berada di sana. Ia adalah saudara dari Heosok, pria itu telah menceritakan tentang Squinoid itu pada Minmin. Meski gadis itu tak percaya sampai saat ini. Tetap saja ia bersemangat datang ke dorm. Yang menjadi penyemangatnya adalah ia akan bertemu dengan Yunki. Minmin adalah fans Yunki garis keras sejak awal BTL berdiri. Sejak datang gadis itu telah sibuk  merapikan ruang tengah yang berantakan. Setelah semua rapi, Minmin beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Heosok sengaja meninta Minmin membantunya karena adik sepupunya itu baru saja lulus kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan yang utama adalah bisa menjaga kerahasian mengenai gadis squnoid dari publik. Minmin mulai membuat omellete telur, mengocok dengan sayuran dan kaldu jamur lalu menuangkannya ke penggorengan. "Kalau bukan karena Yunki oppa, aku tak akan mau melakukan ini semua." Gadis itu menggerutu kesal. Tepat saat itu Jeon-gu baru saja bangun dari tidurnya, Ia berjalan menuju dapur karena mengira Seojin yang memasak dan ia berniat membantu. Ia terdiam sesaat saat mendapati orang lain yang ada di sana. "Sasaeng?!" "Di mana?'' tanya Minmin takut. Jeon-gu tak menjawab, hanya menunjuk gadis di hadapannya. Minmin berlari mendekat. "Buka oppa, aku sepupu Heosok oppa." Jeon-gu memerhatikan, "Minmin?" Minmin mengangguk sambil kembali ke tempatnya memasak omelette tadi. Ia membalik telur omelette-nya beruntung tak gosong membuatnya bernapas lega. "Kau berbeda sekali," ujar Jeon-gu, melihat Minmin yang semakin cantik.  Minmin menatap Jungkook dengan kesal. "Tentu sekarang aku berumur 21 tahun, terakhir kita bertemu aku masih 15 tahun," "Aah, pantas kamu jadi lebih cantik sekarang," ucap Jungkook. "Jangan merayuku Opaa, hatiku hanya milik Yunki oppa," ucap Minmin penuh percaya diri. Tentu saja Jungkook hanya tersenyum kemudian menggaruk pelipis matanya yang tak gatal. ia tak ingin terlalu menanggapi fansgirl di hadapannya ini. Saat itu Yunki keluar dari kamarnya. Ia terlihat sangat lusuh tentu saja karena baru saja bangun. Bahkan matanya masih nampak segaris. Minmin membulatkan mata, ia bahkan terpesona dengan tampang lusuh pria pucat yang kini ada di hadapannya. "Reya sudah datang?" tanyanya pada Jeon-gu.  "Belum. Tapi, sepertinya Jimmy Hyeong menjemputnya." Jawaban yang ia dengar dari jeon-gu barusan membuat ia kesal sebenarnya. Apalagi belakangan ia melihat sikap Jimmy yang mennunjukkan jika ia menyukai Reya. "Yunki Oppa?" sapa Minmin ramah dengan nada suara yang manis. ia mengangkat omelet buatannya sebelum kemudian berjalan mendekati Yunki. Yunki menatap, memerhatikan Minmin. Jelas sekali ia tak mengenali gadis itu. Si pucat lalu menatap pada Jeon. "Dia sasaeng?" "Bukan hyeong, itu Minmin adik sepupu Heosok hyeong. Kau tak ingat kita bertemu saat natal beberapa tahun lalu." Yunki hanya menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tak bisa mengingat gadis itu. Pria itu kemudian berjalan kembali ke kamarnya. "Aish!" keluh Minmin. Sepeninggal Yunki Minmin kembali dengan kegiatannya. Ya dengan sedikit kesal karena ia diacuhkan oleh Yunki tadi. Ia telah selesai saat semua member telah bangun dan kini semua duduk bersama di ruang makan. Minmin sengaja memilih kursi yang berhadapan dengan  si pucat swag dari BTL itu. Gadis itu bahkan dengan sengaja menyantap sarapannya dengan sangat manis. Yang ia lakukan semata-mata hanya untuk menarik atensi dari pria di hadapannya yang sejak tadi malah mengacuhkanya. Si pucat malah sibuk menyantap sarapan miliknya. Ia kelaparan sepertinya setelah bangun beberapa kali malam tadi hanya untuk mengecek keadaan anak squiz-nya. "Hyeong tolong berikan aku telur itu," pintanya pada Seojin. Minmin menatap kesal, tanpa Minmin sadari Jeon-gu lah yang memperhatikannya.  Sesekali Jeon-gu tersenyum heran dengan tingkah Minmin. Dari arah kamar Yunki, Bonbon ke luar kamar. Ia mencari induknya. Kemudian tersenyum saat mendapati Yunki yang duduk di meja makan. "Ibuuu," panggilnya. "Ya?" Yunki menjawab refleks. Sesaat kemudia ia mendesis kesal sendiri karena refleksnya barusan. Melihat itu semua malah terkekeh menlihat respon Yunki dan kekesalannya pada dirinya sendiri. Seojin yang terkekeh paling keras.  "Ibu." Bonbon terlihat memikirkan sesuatu. "Ada apa?" tanya Yunki seraya berusaha mengatur emosinya agar tak lagi kesal. "Eonni---?" tanyanya. "Eonni?"  Yunki tak mengerti Member lain yang mendengarkan pertanyaan Bonbon ikut memikirkan maksud dari pertanyaan Bonbon. "Maksudmu Reya eonni?" tanya Namjun. Lagi-lagi Bonbon terlihat berpikir Samapi akhirnya ia mengangguk. "Aah, ia  datang nanti. Sekarang sarapa dulu kemari," ucap Yunkii layaknya seorang ibu sesungguhnya. sepertinya ia telah menyelami perannya sebagai ibu saat ini. Bonbon menggelengkan kepalanya dan memilih berjalan ke ruang tengah. "Kenapa dia manggil ibu?" Tanya Minmin pada Heosok yang ada di sampingnya. "Karena itu adalah bayi telur yang aku maksud," jawab  Hoseok. "Mwo?!!!" reriak Minmin. Kemudian ia memukul meja makan dengan kesal. Semua menatapnya, Heosok menarik tangan Minmin agar ia duduk dan diam.  Minmin segera duduk dan menunduk malu lalu  kembali melanjutkan sarapan. Sesekali  ia melirik Bonbon dengan kesal, karena ia bisa mendapatkan perhatian seperti itu dari seorang Lim Yunki. **** Sementara itu sebelum berangkat ke dorm BTL Reya mengecek coffeshop miliknya. Ia menabung cukup lama untuk mewujudkan cita-cita nya memiliki coffeshop. Keinginan yang muncul setelah ia berhenti menjadi trainee. Setelah mengecek semuanya ia berjalan keluar. Sambil asik meminum kopi dingin di tangannya, Ia duduk menunggu taksi di halte. Sampai ebuah mobil berhenti di depannya. "Reya," sapaan terdengar bersamaan dengan kaca mobil yang terbuka, perlahan menunjukkan siapa yang berada di dalam sana. Reya menatap orang yang berada di dalam mobil. "Jimmy?" Pria itu tersenyum. "Ayo,'' ajaknya. Reya berjalan menghampiri dan masuk ke dalam mobil Jimmya. Ia segera memasang sabuk pengaman dan Jimmy segera melajukan mobilnya. "Seharusnya kau mampir dulu dan minum kopi buatanku." Jimmy membuka kacamatanya dan menatap Reya. "Kopi yang kau pegang itu, apa buatanmu?" Gadis itu mengangguk. "Kalau begitu berikan padaku." "Apa? ini?" Jimmy mengangguk lalu mengambil kopi dingin di tangan Reya dan meminumnya. "Enak," puji si pemilik mata sayu itu membuat Reya tersenyum senang mendapati pujian atas kopi yang ia buat. Reya menatap Jimmy ia berpura-pura kesal. "Fansmu akan marah padaku karena aku memberimu kopi sisa Tuan." keduanya terkekeh bersama di dalam mobil. Tak masalah sebenarnya karena dulu saat masih menjadi trainee mereka juga seiring berbagi makanan bersama. "Siapa kekasihmu sekarang?" tanya Jimmy. "Aku tak memiliki kekasih. Saat ini rasanya lebih baik jika aku fokus pada usahaku saat ini yang sudah mulai berkembang." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN