Awal Mula Mereka

1868 Kata
Aku ingatkan dulu ya, cerita Yudit da Danita itu sangat berbeda dari cerita Fazran Dan Naya. Mereka masih ada kaitan tapi secara waktu udah beda dan Yudit jadi sosok yang baru di cerita ini. Jadi kalau nggak baca cerita MY Boss And His Past nggak apa-apa. . . Danita duduk di kursi bar dengan segelas minuman alkohol di tangannya. Dia masih menggunakan pakaian kerja tapi setidaknya sudah menanggalkan blazernya yang dia taruh di mobil, roknya yang juga ketat dan diatas lutut masih bisa serta wajar dibawa masuk kedalam club malam. Dan dia juga membuka dua kancing teratas kemejanya agar tidak terlihat kaku. Meski belahan dadanya tentu akan terekspos ketika dia menunduk. Sudah satu jam dia di sini karena rasa frustasi dan sakit hati. Danita baru saja dipermainkan oleh seorang pria yang dia kira mereka akan bisa serius selama pendekatan ini, tapi ternyata pria itu justru akan menikah dengan wanita lain. "Dasar b******n!" umpatnya lagi dan menarik perhatian beberapa orang yang melihat kelakuannya. Walau dengan setelan pakaian kerja, Danita masih bisa menarik perhatian pria karena tubuhnya yang terawat berkat olahraga dan juga p******a yang besar juga terlihat menyembul dari kemejanya. Namun dia tidak memedulikan pria-pria yang sejak tadi melakukan flirting padanya, dia sedang kacau oleh pria dan mereka justru mencoba untuk menambah marah singa yang sedang murka. Setelah cukup mabuk dan bosan duduk, Danita beranjak dari kursi bar menuju dance floor dan menari meliukkan tubuh seksinya diringi musik menghentak dari DJ yang membuat tubuh otomatis ikut bergerak. Danita menikmati musik itu, bergerak lincah seolah dia menjadi pusat dari dance floor itu dan musiknya seperti dipersembahkan untuknya. Gerakan sensual Danita saat menari menarik beberapa pria untuk mendekat padanya dan mengelilinginya. Namun ada satu yang berani meremas bokongnya, makannya dia langsung mendorong pria itu menjauh dan mencubit lengannya dengan keras sampai laki-laki itu mengaduh kesakitan. Laki-laki lain yang punya niat melakukan hal yang sama pun mundur. Namun ternyata ada satu yang tersisa, pria itu memeluk pinggang Danita dan berusaha menciumnya. Danita mencoba menghindar, namun pria itu memeluknya erat sampai kemudian tubuhnya di tarik kebelakang dan pria yang memeluknya tadi mendapat pukulan keras dari seseorang. "Saya akan membawa kamu pulang." Danita memang mabuk, tapi dia mengenali siapa pria yang menyelamatkannya tadi. "Ooo.. Yudit...," gumam Danita lalu dia mulai meracau tidak jelas. Danita tanpa sadar menceritakan semua yang membuatnya kacau. Kemudian dia menurut saja ketika Yudit membawanya masuk ke dalam mobil pria itu, lalu pergi dari club malam yang masih penuh sesak karena ini sedang dalam puncaknya. /// Yudit duduk dengan dua wanita berpakaian sangat terbuka di kanan kirinya. Dia hanya diam sambil menikmati vodka di gelas yang dipegangnya, menyecap isinya sedikit demi sedikit. Dia tidak ada rencana untuk mabuk karena membawa mobil dan dia harus menyetir. Sebab dia tidak suka ketika mobilnya disentuh oleh orang lain. Dia menikmati hingar bingar dunia malam setelah merampungkan tugas-tugas di dua perusahaan sekaligus. karena pemiliknya sedang bermasalah semua. Entah itu Fazran atau Tamara. Dia menjadi orang kepercayaan dan asisten dua orang itu. Dia tidak mengeluh, dia menikmati dimana otaknya terus bekerja dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Semacam memenangkan tender besar misalnya. Atau ketika dia harus menyelesaikan sebuah masalah, kepuasan itu tidak ternilai baginya. Ya, Yudit yang workaholic. Namun ada kalanya dia merasa penat karena pekerjaan itu sendiri dan pikirannya yang akhir-akhir ini tertuju pada suatu hal. Jika sudah begini maka Yudit akan mencari pelampiasan dengan meminum alkohol di apartemennya sampai mabuk, namun sepertinya sendirian di apartemen bukan ide baik. jadi dia memutuskan pergi ke club malam dan meminta 2 orang wanita menemaninya minum. Benar-benar menemani, karena dia jugat tidak tertarik—atau belum—pada manusia berjenis kelamin perempuan. Dia bukan gay, karena dia juga pernah merasakan rasa itu pada seseorang, namun dia harus mundur karena dia sudah tidak kebagian tempat di hati wanita itu. Dan saat ini dia Yudit memilih untuk memberi dirinya ruang sendiri dan menikmati hasil dari kerja kerasnya selama ini, serta goal-goal lain dalam hidupnya harus tercapai. Saat Yudit melihat ke sekeliling, bola matanya berhenti bergerak. Dari jarak beberapa meter di posisinya ini dia tengah melihat seseorang yang dia kenal sedang mabuk berat dengan beberapa pria silih berganti menggodanya. Tapi seorang yang dikenalnya itu hanya diam dan mengacuhkan pria-pria itu. Lantas kemudian Yudit melihat seorang yang dikenalnya itu berjalan menuju kerumunan orang yang sedang menari diiringi musik DJ. Yudit masih mengamati Danita, seorang yang dia kenal sebagai teman Naya, kekasih Fazran. Wanita itu masih berpakaian kerja hanya saja sudah membuka dua ancing kemejanya sehingga payudaranya yang memiliki ukuran lebih besar dari wanita dewasa pada umumnya, terlihat menyembul dan belahan dadanya tentu terlihat menarik untuk sebagian pria. Meneguk lagi vodkanya, Yudit menerima ciuman dari wanita yang duduk di sampingnya. Namun itu hanya sebentar, dia tidak tertarik meladeni lebih jauh. Wanita-wanita itu jika terus saja dituruti kemauannya akan semakin melunjak. Dan Yudit tidak punya waktu untuk itu karena terlalu merepotkan. Pandangannya beralih pada Danita lagi, wanita itu menari dengan gerakan yang sensual sehingga menarik beberapa pria mendekat ke arahnya. Tadinya Yudit pikir Danita tahu cara menjaga dirinya—atau mungkin tidak ketika dia melihat seorang pria yang dengan sengaja memeluk erat Danita dan wanita yang sudah mabuk itu tidak dapat melepaskan diri. Reflek, Yudit bangkit dari duduknya dan meninggalkan dua wanita yang langsung cemberut karena kehilangan Yudit. Yudit berjalan menuju dance floor menghampiri tempat Danita berada di mana saat ini wanita itu sedang meronta namun tidak ada satupun yang membantu. Orang-orang di sekelilingnya justru hanya menjadikan wanita itu tontonan. Geram, Yudit menarik tubuh Danita lepas dari tangan p****************g dan menempatkan wanita itu di belakang punggunya. Kemudian dengan cepat dia memukul pria itu dengan kepalan tanganya di bagian wajah hingga tersungkur jatuh. Lalu Yudit menginjak pergelangan tangan pria yang sepertinya sudah mabuk. "Jadilah pria yang tahu kapan harus mundur ketika wanita menolakmu," kata Yudit di depan wajah pria yang sudah kesakitan karena Yudit tak kunjung berhenti menginjak pergelangan kakinya. Setelah mengatakan itu Yudit pergi dari club malam dengan membawa Danita ikut serta. Dia tidak tahu wanita itu tinggal di mana dan pada siapa dia harus mendapat informasi. Menghubungi Naya pun tidak mungkin karena Naya dan Fazran sedang bertengkar. Alhasil dia memasukkan Danita ke dalam mobilnya dan membawa pergi wanita itu pulang ke apartemennya saja. /// Danita perlahan membuka matanya. Sinar matahari yang langsung menghantam indera peglihatannya, membuat dirinya harus memejamkan mata lagi dan mencoba menyesuaikan dengan sinar tersebut. Keadaan di mana dia terbangun sangat membuatnya bingung sendiri. Danita tidak tahu dia berada di mana dan ketika dia memeriksa tubuhnya dengan dugaan negatif yang berkumpul di otaknya, dia justru mendapati dirinya masih berpakaian lengkap. Kancing kemejanya bahkan kembali dikancingkan penuh. Spontan dia bangun dan terduduk di ranjang yang ukurannya king size dengan sprei berwarna navi dan selimut berwarna serupa. Namun kepalanya langsung merasakan sakit yang amat sangat. Kerongkongannya pun seperti gurun sahara yang gersang. Minum alkohol memang bisa melupakan masalahnya, tapi itu hanya sejenak dan pagi harinya dia harus merasakan hal menyakitkan ini. Setelah sakit di kepalanya reda, Danita mengamati sekitarnya dan langsung terlonjak kaget melihat seorang pria duduk di sofa yang letaknya beberapa meter dari ranjang yang sedang dia duduki. "Minumlah obat pereda mabuk di atas nakas," kata pria itu dengan nada suara dan wajah yang datar. Danita mendengar apa yang pria itu katakan, namun fokusnya justru teralih pada tubuh bagian atas pria itu yang terekspos jelas karena pria itu hanya memakai celana panjang olahraga berwarna abu-abu. Dia melihat pahatan sempurna di sana dan lengan yang tak banyak otot namun terlihat kekar. Ya Tuhan.. Dia ternyata baru menyadari jika asisten bosnya itu sungguh sangat HOT! Batin Danita masih terpesona. "Kamu dengar apa yang saya katakan?" Danita sekali lagi terlonjak kaget ketika pria itu sudah berdiri di sisi ranjang dan melihat ke arahnya. Meredam rasa malu karena ketahuan melamun dan memikirkan tubuh pria itu, Danita berdehem sejenak sebelum menjawab. "I-iya.. mm.. Yudit... bagaimana bisa saya ada di sini?" Danita meremas selimut yang ada di kasur itu karena Yudit, pria itu kini duduk di tepi ranjang yang sama dengannya. Yudit belum menjawab, dia mengambil nampan yang ada di atas nakas dan meletakannya di hadapan Danita. "Minum itu dulu," kata Yudit, meminta pada Danita untuk meminum obat pereda mabuk berbentuk tablet. Menyimpan rasa penasarannya, Danita menuruti Yudit untuk meminum obat itu. dan Yudit meletakkan lagi nampan itu ke atas nakas. Pria itu mengeluarkan ponsel dari saku celana dan mulai fokus. Pria itu belum menjawab pertanyaan Danita. "Yudit... bagaimana bisa saya ada di sini? Apa.. ini tempat tinggalmu?" tanya Danita canggung. Yudit menoleh Danita, "kamu mabuk, hampir menjadi objek pelecehan. Saya menyelamatkanmu. Ingin mengantarkanmu pulang tapi aku saya tidak menemukan apa pun yang bisa menjadi petunjuk di mana kamu tinggal," ujar Yudit panjang lebar, menjelaskan kronologinya. Danita meringis malu. Dia sudah merepotkan Yudit si asisten bos besarnya. Dia memang masuk ke dalam club malam itu tanpa membawa apa pun, kecuali kunci mobil yang dia titip kan pada vallet, karena dia adalah member dan tagihan minumannya akan masuk dalam kartu membernya dan akan ditagih setiap bulan. Ponsel dan tasnya tentu ada di mobil. "Ohh...," Danita meremas selimut lagi karena gugup. "Lain kali jangan sampai mabuk berat kalau kaiu sendirian. Kamu bisa saja menjadi korban dari pria yang sembarangan menyebar benih dan kamu pasti tahu akibat fatalnya." Sekali lagi Danita meringis, dia tertunduk karena malu. Tapi.. alasannya menghabiskan waktu di club dengan minum dan sampai mabuk berat adalah karena hatinya yang sedang sakit karena penghianatan seorang pria. "saya.. saya bukannya ingin merepoti siapa pun atau membahayakan diri saya sendiri.. saya.. hiks.. hiks...."  Tiba-tiba saja Danita sudah bercerita disertai menangia. "saya baru saja patah hati.. huaaa!"  Dan kini malah ditambah juga Danita yang menangis keras seperti anak kecil. Yudit melihat itu masih dengan raut wajah datarnya tapi matanya menyiratkan kepanikan saat melihat Danita yang tiba-tiba saja menangis. "Cowok itu! Cowok itu b******k banget karena mempermainkan saya! Huaaa..!!"  Selain menangis, Danita juga masih bisa memaki.  "Dia kasih harapan sama saya! Bahkan kami sudah membicarakan soal pernikahan, anak, dan hari tua kami, tapi ternyata dia... huaaaa....!!!" dan tambah keras lagi tangisnya. Raut wajah Yudit mulai berubah. Dia panik melihat tangisan Danita yang histeris dan seolah dunia akan runtuh besok. Danita juga mengambil bantal untuk dipukul-pukul dengan brutal membuat Yudit mengernyit melihat kelakuannya. "Dia.. si cowok b******k itu! dia tenyata membicarakan soal pernikahan sama cewek lain juga. Bukan satu, tapi banyak cewek! Huaaaaa...." Yudit meringis mendengar suara Danita yang sangat melengking di telinganya. Dia tidak pernah menghadapi wanita seperti ini. karena Tamara adalah orang yang tenang dan Naya tidak terlalu banyak menampilkan emosi. Sedangkan wanita di hadapannya ini— Yudit membeliakkan matanya ketika Danita memeluknya dan melingkarkan tangannya di pinggang Yudit. Wanita itu menangis dengan suara yang teredam di dadanya. Dia bisa merasakan air mata itu membasahi kulit bagian dengan tubuhnya. Suara Danita masih histeris dalam tangisnya. Dan Yudit tidak berniat melakukan apa pun ketika Danita semakin mengeratkan pelukan di tubuhnya dan menangis di dadanya. Tapi akhirnya Yudit mukai kebingungan mencari cara bagaimana menenangkan wanita sejenis Danita ini. Lalu Yudit mengangkat tangannya untuk mengusap lembut punggung Danita meski dia hanya diam tidak bersuara dan membiarkan wanita itu menangis di dadanya. . /// Instagram: gorjesso Purwokerto, 1 September 2020 Tertanda, . Orang yang baca cerita ini sambil denger lagunya WINNER yang judulnya Baby Baby cocok banget lagunya buat part ini. . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN