Dua: Membingungkan

1312 Kata
'Aku tak tahu apa yang kau pikirkan saat itu, tapi yang jelas kau telah mencuri hatiku'-Fahri Narendra Prasetya/Highschool Marriage  oOo             "Cih...Sumveh lo? Ya..seenggaknya dia ganteng Adel!" Tiara yang terlalu memujanya membuat Adel mengekspresikan wajah-wajah ingin mual ditempat             "Iya ganteng, tapi nyebelin tau ga! Suka cari gara-gara sama gue sama Rendy. Sok kecakepan! Huh dasar!" Adel mengungkapkan isi hatinya tentang pria yang dibilangnya Osum, sok Kegantengan, suka ngajak ribut dan *blablabla*.             "Ekhemm....Gue denger tuh omongan lo, nona Horiston! Kayaknya dia juga bisa cari masalah...hahahha" seseorang dibelakang Adel bergumam yang sepertinya menyinggung ucapan Adel tadi.             Adel langsung menengok ke belakang punggungnya dan Oh astaga! Betapa terkejutnya Adel bahwa orang yang sedang ia bicarakan ternyata berada di belakangnya. Yang benar saja, memulai perang ini namanya             "Wow!" pekik Tiara meihat kejadian ini. Ia cengo             "Cari masalah lo?" Tanya pria yang notabenenya adalah pria yang sedang dibicarakan Adel tadi.             "Hey, itu kritik gue tentang lo! Jadi lo harus terima dong kritikan tentang diri lo dari orang lain!" Dengan lantang jawaban Adel mendapat gelengan dan seringaian osum dari pria itu.             "Ini hari senin kan? Hari rabu gue tantang lo maen basket sama gue! SATU...LAWAN...SATU!" Pria bername tag Fahri N. Prasetya itu mengatakan hal itu kepada Adel. Oh god! Selalu saja ada pertempuran dua manusia ini!.             Pria yang bernama Fahri itu langsung membalikkan tubuhnya dan mengajak temannya yang bernametag Rangga Pahlevi dan Agatha Aji W.M untuk meninggalkan kantin.             "Oke siapa takut!,ch! Kakak kelas sok-sokan! Ga malu apa, lawan adek kelas, udah adek kelasnya cewek. Cih! Banci!" Ledek Adel dengan gaya yang sangat-sangat meledek.             *Tring!*             Tatapan bak mata elang itu menatap Adel yang masih terpaku menatap kepergian Fahri. Sayangnya Fahri tidak jadi pergi, ia justru berbalik arah dan menghampiri Adel             "Apa lo bilang? Gue? Banci? Cih!" Fahri berkata seraya membuang sedikit ludahnya.             *Sret!*             *Bruk!*             Adel ditarik Fahri lalu tubuhnya dihempaskan ke dinding di dekat meja kantin milik Adel. Lalu lengan kiri Fahri menahan Adel dengan cara menempelkannya pada tembok. Tatapan Fahri begitu menusuk mata Adel             "Lo bilang gue banci?" Fahri sedikit menundukkan kepalanya, pasalnya Adel itu lebih pendek dibanding Fahri.             "Ya emang lo banci! Beraninya lawan cewek, adek kelas pula!" Adel mencoba menjawab dengan sedikit ragu dan takut dengan tatapan elang Fahri.             Bagaimana pengunjung kantin? Untung saja kali ini kantin tidak terlalu ramai. Dan pengunjung yang ada melihat aksi ini.             "Biar gue tunjukkin dimana letak ke-bancian gue ga ada!" Fahri berkata sedikit menggertak.             "Sil--mppphhhfff.." Sial!             Fahri langsung membekap mulut Adel dengan ciumannya. Ciuman yang sangat ganas.             Fahri mencoba mengabsen satu per satu jajaran gigi Adel yang sedikit manis akibat lemontea yang tadi diminumnya. Adel kaget setengah mati dan membelalakkan matanya sambil mendorong bahu Fahri dengan keras.             "Huhpp!" Tiara langsung menutup mulutnya karena kaget dangan aksi Fahri yang notabenenya adalah Laki-laki osum yang ia puja             "Mmpphhhfff...nghh..." Suara desahan-desahan mulai keluar dari mulut Adel. Fahri tak peduli dengan hal itu dan masih melanjutkan aksinya. Adel yang hendak menyudahinya tiba-tiba saja Fahri langsung menarik pinggangnya dan tengkuknya hingga ciuman itu memanas lagi.             Lidah Fahri saat ini sedang membelit lidah Adel. Adel juga tak kunjung membalas ciuman Fahri hingga membuat Fahri geram lalu menggigit-gigit kecil bibir ranum merah muda milik Adel. Adel yang merasakan sakit pada bibir bawahnya itupun langsung menggunakan lidahnya untuk menyingkirkan gigi Fahri yang menggigitnya.             'Ternyata lo bales ciuman gue!' batin Fahri berteriak senang.             "Lima menit! Ri, udah! Cabut yok! Pelajarannya Bu Vallery, ntar telat dihukum lo! Jangan sampe ketauan guru, Ri!" Pekik salah satu temannya yang bernametag Agatha Aji W.M             "Ah! Agatha Aji Wirawairi Mathana, ganggu ada deh lo" Fahri lantas menatap Adel yang sedang mengatur nafasnya sejenak kemudian berjalan ke arah kelasnya             "Hufh..huh...hufh....huh" Adel mencoba mengatur deru nafasnya yang tak beraturan akibat adegan tadi. Fahri si sialan! Ini first kiss Adel, dan diambil Cuma-Cuma sama makhluk berotak m***m semacam Fahri? It’s a nightmare!   oOo               Saat Adel berjalan ke kelasnya bersama Tiara, ia bertemu dengan Adelina, Kakaknya yang menatap dirinya dengan tatapan aneh sekaligus meminta penjelasan itu membuatnya semakin malu dan juga semakin bersalah             "Del, lo tadi di cium ya sama kak Fahri? Hei! Jawab gue!!" Pekik Lina saat mengetahui kejadian tadi di kantin karena diberitahu temannya.             "Iy-iya Lin...lo jangan bilang ke bunda sama ayah ya Na...ini tuh gak sengaja!" Adel memohon kepada kakaknya ini.             "Tap--"             "Please Na...gue ga mau ngecewain Mama sama Papa.." belum lanjut Lina bericara Adel langsung menyelaknya dengan permohonan.             "Hmm...iya, yaudah balik ke kelas sana gih!" Suruh Lina pada Adel dan Tiara yang langsung mengangguk lalu pergi ke kelas mereka masing-masing   oOo               "Hufh..." Adel menghela nafas beratnya dan langsung membaringkan tubuhnya di ranjang king size miliknya.             'First kiss gue diambil kakak kelas itu....lantas gimana suami gue? Dapet sisanya? Haduhh...gara-gara Fahri makhluk osum ga berotak itu!' Batin Adel mulai menjerit kesal             Sore ini Adel ingin melepaskan penatnya dengan bersepatu roda mengelilingi kompleks rumahnya. Bersama Lina yang tentunya membuat ia semakin semangat, kapan lagi             *Ceklek*             *Ceklek*             "Udah siap!, Naaa....lo jadi ikut gue jalan-jalan gaaa?" Adel menjerit menanyakan hal itu kepada Lina yang berada di kamar sebelahnya.             "Iya, gue ikutt...bentar Del!" Pekik Lina dari dalam kamarnya.             “Gue tunggu di depan!" Adel kembali berteriak. Setelahnya ia menuju ke teras depan   oOo               Adel saat ini sedang berada di teras rumahnya sembari menunggu Lina yang sedang ganti baju. Adel mengeluarkan iPhone miliknya yang tampaknya ada pesan masuk.             Oh...ternyata Fahri mengiriminya pesan dari line. [LINE] Fahri N. Prasetya: Persiapin diri lo buat kalah! ;)   Adel Horiston: Ch! Bukannya lo ya? Udah kalah 2 kali masih belagu! :D   Fahri N. Prasetya: Hahaha, mungkin lo yang harus kalah besok!   Adel Horiston: Udah lah...gue males ngomong sama KAKAK KELAS SOK KECAKEPAN OSUM YANG UDAH AMBIL FIRST KISS GUE!   Fahri N. Prasetya: Hahaha, itu first kiss lo ya? Kirain lo pernah ciuman sama Rendy atau yang laen. Emang gue OSUM! Puas!   Adel Horiston: Gue belom puas kalo lo ga lenyap dari dunia gue               Fahri hanya membaca chat terakhir dari Adel, Adel tersenyum puas.             'Ternyata lo juga takut! Ch! Cuman baca chat gue doang, ga berani bales!' Batin Adel berteriak gembira.             "Ayo Del! Yee...ni bocah malah senyum-senyum sendiri! Adel!!" teriak Lina tepat pada telinga kanan Adel sehingga membuat Adel yang memakai sepatu roda kaget dan...             *Brak*             *Brak*             *Brak*             *Brak*             *Brak*             *Brak*             *Dukg!*             "Awwwsss....shh" Rintih Adel. Yang benar saja! Lina mengagetkannya sampai ia tergelincir dari sepatu roda dan dengan p****t super mulus memukau dan seksi Adelym menuruni tangga itu.             Lina yang melihatnya hanya mampu tertawa. "Hahaha...siapa suruh ngelamun...hahahaha" Ledek Lina atas kejadian ini.             "Na! Kalo ntar p****t gue udah ga seksi dan semulus dulu lo bakal kena timpuk suami gue! Sshhh...aawas aja lo!" Timpal balik Adel.             "Udah Ahh...gue duluaaann... daaa!" Lina bergumam lantas meninggalkan Adel yang masih terduduk merasakan nyeri pada pantatnya.             Skateboard milik Lina telah melesat meninggalkan Adel yang masih terduduk di lantai. Adel lantas berdiri lalu bersepatu roda tanpa memperdulikan kakaknya, Lina.   oOo               Sambil bersepatu roda, Adel mengambil headphone berwarna biru donker yang sedari tadi terkalung di lehernya. Adel memang sangat menyukai warna Biru. Seperti baju yang ia kenakan saat ini. Dengan atasan baju berlengan tipis berwarna biru*sejenistanktop* lalu dibaluti dengan blazzer jeans pendek tak berlengan dengan celana pendek 13cm diatas lutut menghiasi paha Adel yang terkesan seksi.             Tak lupa juga sepatu roda dan alat pengaman berwarna biru donker juga. Adel menyalakan lagu kesukaannya dari Christina Perry-Jar of Heart. Adel sangat menyukai lagu itu, entah apa sebabnya lagu itu membuat hatinya terasa nyaman.             Adel terus mengayunkan Sepatu rodanya dengan tujuan ke taman kompleks. Namun,             *BRUK!*             "Awwssshh....shh...siapa sih yang berani jatohin gue...akh..sakit tau ga?" Adel terjatuh karena seseorang menabraknya. Adel lantas memegangi kakinya yang lecet akibat terjatuh.             "Sshh...hey! Lo tolongin gue dong! Nabrak orang malah gamau tanggung jawab! Di obatin kek atau dianterin pulang kek..hufhh sial banget gue hari ini, mana tadi p****t yang jatuh...sekarang? Lutut..akh..sial!" Gerutu Adel meratapi nasibnya dan mencoba menyuruh si Penabrak tadi agar bertanggung jawab tanpa melihat langsung ke wajah si penabrak tadi.             "Jadi, lo mau gue tolong?" Tanya si Penabrak tadi yang saat ini masih stay di sepeda BMX miliknya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN