cerita ke dua

1223 Kata
Hari ini seperti hari biasanya tiap pagi, Mala berangkat sekolah dengan sepeda motor nya. Motor metik warna merah yang udah dari sejak kelas 1 SMA dia pake. Ayah bilang motor ini di belikan biar Mala bisa belajar mandiri, berangkat sekolah dan pergi sendiri. Selagi itu masih dalam jarak yang wajar dan dalam pengawasan bunda dan ayah. Biasa anak gadis ga boleh ngluyur jauh jauh dan ga tau waktu. Itu kata bunda dan ayah. Hari ini cukup cerah, awal yang baik untuk memulai hari. Jalanan cukup ramai dengan anak anak berangkat sekolah dan orang orang yang berangkat kerja. Jarak rumah Mala ke sekolah tidak terlalu jauh, cukup 20 menit untuk sampai di sekolah. Lumayan kan tidak terlalu jauh dan tidah dekat pula. Malas juga kan kalo harus jalan kaki, bisa bisa sampai sekolah udah bel istirahat. Sampai di sekolah Mala parkir motornya di parkiran untuk siswa. Menaruh helm di motor, merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. pas sampai di kelas " lo ngapain di sini? " Tanya Mala pada Vale yang sudah dudum di samping bangku tempat duduk Mala. " Nungguin loe", sambil ngliatin Mala yang melepas jaket dan menaruhnya di sandaran kursi dan menaruh tas di laci. "Ga kurang kerjaan nungguin gue? " " loe balik jam berapa kemarin? " "balik jam 5 an deh kayanya, kenapa emang? " "ga papa nanya aja, " sambil berdiri meninggalkan kelas, " mau ke mana loe? " "balik ke kelas lah, mau ngapain lagi emang, " Vale sambil berlalu meninggalkan kelas ku. "ckck anak itu, nungguin gue cuma buat nanya gitu doang? " Mala monolog pada dirinya sendiri. "Pagi mala, " sapa Gea yang baru sampai di kelas. "Pagi Ge", jawab ku sambil senyum ramah pada Gea. " kemarin sampai rumah belom kesoren kan lor Ge? " " belom, santai aja, " jawab Gea dengan ramah. " Syukur lah, ga enak sama mamih loe kalo pulang nya sampai malem gegara nganter gue dulu kan? " " Santai, g papa kok, mamih g marah, malah dia nyuruh loe main. " Kami memang cukup dekat biasa main bareng di rumah Gea atau kadang di rumah ku. Dan ini cukup lama Mala tidak main ke rumah Gea. " ahh iya lama ya gue ga main ke rumah loe, kangen juga sama rujak bikinan mamih. " kata ku sambil mengingat rujakan di rumah Gea bulan lalu. "Cusss lah besok kalo sempet kapan kapan ke rumah gue, mangga depan rumah sama jambu udah pada mulai berbuah agam banyak. " ajak Gea. " okaiii besok besok gue main, " jawan ku antusias. trrreeeenngggg bel masuk berbunyi, kami semua mengikuti pelajaran sampai selesai seperti biasa. ************* senja: selamat pagi dunia, ku buka mata dengan senyuman, membayangkan indah indah senyum mu, menyapa ku di pagi hari, sehangat sinar mentari yang bersinar, menyambut hari yang cerah ini, selamat siang senja kuuu,, , "Hahhh,, , dia lagi". Saat ku buka ponsel ku yang menunjukan ada pesan masuk. Ini sudah jam istirahat, jadi aku bisa leluasa memakai ponsel ku. Ku abaikan saja pesan dari Galih. Jadi Mala dan Galih adalah teman dumay, alias dunia maya. Awal nya Mala iseng saat dia gabut, mencoba mengacak random sebuah akun untuk dia kirim pesan. Maklum ya jomblo kann. Dan ahirnya yang dia kirim pesa perkenalan adalah Galih. Memang Mala yang memulai si, tapi dia hanya iseng. Tapi keisengan nya membawa komunikasinya dengan Galih berlanjaut hingga sekarang. Sebenarnya Mala sudah jarang menanggapi Galih, tapi anak itu terus saja mengirim pesan, mulai dari pesan puisi sampai kata kata tidak penting seperti barusan. to senja: lagi apa? ko pesan ku g di bales? to senja lagi di sekolah ya ku telpon nanti ya, mau mandi dulu, bay senja,, , "Ahhh ni anak kenapa juga laporan mau mandi aja",. Mala monolog pada dirinya sendiri dalam hati. Galih sebenarnya menarik, hanya saja Mala sudah menaruh hati pada dia, tapi takut ketika akan melanjutkan nya. Ada perasaan takut untuk di sakiti ketika dia melanjutkan semua ini. "Mala, loe kenapa bengong? " tanya Gea yang memperhatikan Mala bengong dengan pikirannya sendiri dari tadi. "eh Gea, ga papa ko, " elak Mala sambil senyum ramah. Gea tidak tau tentang Galih, Mala memutuskan belum memberitahu siapa pun, kecuali Vale tentunya. Dan saat Mala memberitahu Vale pun itu sudah sebulan dia berkenalan dengan Galih. Aahh Mala jadi ingat saat dia memberi tahu Vale tentang Galih, dia nampak sangat menyebalkan. Bagaimana tidak menyebalkan dia malah ngomel. " Mala, loe ya kalo nglakuin sesuatu tu jangan main asal aja, kalo dia orang jahat yang niat jelek ke lor gimana? ,, , , bener bener loe ya,, " Vale benar benar menunjukan raut khawatir nya. tiba tiba ponsel Mala bergetar tanda ada panggilan. galih calling.. . . . . . Mala membawa ponsel nya ke luar kelas dan memilih duduk di bangku depan kelas sebelah. "halo galih" hallo senja, lagi apa? "menurut loe? " heheehe, pasti lagi di sekolah dan lagi jam istirahat kan? "hemm, loe ga ngampus? " siangan nanti ngampus nya, kangen sama loe makanya telpon "halahhh percaya gitu gue sama omongan loe yang suka gombalin cewe, " seriusan Senja, gue kangen sama loe, "preeettt,, , we dah mau jam masuk kelas nih, ada yang mau loe omongin lagi ga? kalo enggak gue tutup ya telpon nya, " bentar, ada yang mau gue bilang sama loe " apa?? cepet, udah mau bel masuk nih, " gue mau main ke jakarta besok, dan gue bakal 2 mingguan di sana, bisa kan kota ketemuan, dan loe nemenin gue jalan jalan pas ada waktu senggang. deg rasanya hampir ga percaya Galih mau dateng, tapi ada rasa takut juga. Takut perasaan yang susah payah dia kendalikan di balik sikap agak cuek nya pada Galih akan makin tidak terkendali saat Galih ada bersama dia secara langsung. senja, loe masih di situ kan? loe masih sadar kan? "iya, gue masih di sini. ya liat nanti deh ya, loe kapan rencana ke sini nya? " minggu depan deh kayanya, "ya udah, liat besok aja ya, telpon gue tutup usag bel masuk, " tuuttt Ya tuhannn, apa lagi ini,, , sambil masuk ke kelas memikirkan tentang kerisauan hanti nya. ******** Pulang sekolah Mala sudah meminta pada Vale untuk bertemu di tempat nongkrong mereka. Mala sampai terlebih dulu dan sudah membawa beberapa cemilan dan minuman dingin. Mala mengeluarkan makanan dan minuman dari kantong plastik dan menatanya di meja, sebagian dia taruh di kulkas mini yg ada di sudut ruangan. Tempat nongkrong biasa mereka adalah rumah kecil yang hanya ada 3 ruangan yaitu ruang depan yang biasa mereka pake untung ngobrol. Ada sofa dan meja, karpet , tv dan ada kulkas mini di ponok ruangan. Kamar yang hanya ada kasur kecil dan lemari. Dan di belakang ada dapur mini juga kamar mandi. Seperti kontrakan kecil atau kost koatan gitlah lah. Dan yang bikin tempat ini nyaman untuk persembunyian adalah karena bertempat di pinggiran kota dan banyak pepohonan. Jika di kira jauh tentu saja tidak, karena hanya berjararak dari sekolah kurang lebih 25 menit. Dan 30 menit dari rumah Mala, atau pun dari rumah Vale. ceklekkk Vale masuk setelah memarkir motor di bekat motor Mala, di bawah pohon mangga. "Loe udah sampai? " Tanpa perlu di jawab juga udah jelas. Mala merebahkan diri di sofa sambil ngadem dekat kipas angin membuat rambutnya yg tergerai sebagian tertiup angin dari kipas. "nyet,,, Galih mau ke jakarta, dan dia mau ketemu sama gue, " , ,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN