Bab VI. Pertemuan di Kampus

415 Kata
Ryu setiap hari mengirim chat ke Yuri ya sekedar menyapa dan menanyakan kabar. Yuri membalasnya dengan singkat mungkin karena ia masih ragu dengan perasaannya. Tapi Yuri selalu menunggu chat dari Ryu dan mulai sering memikirkannya. Hari ini adalah hari pertama Yuri akan ke kampus. Yuri menjadi dosen yang mengajar bisnis manajemen. Yuri memakai setelan blouse warna putih dipadu celana panjang, tas dan sepatu dengan warna senada. "Pagi, Bu Yuri", sapa Sissy. "Sudah cantik banget nih ibu dosen", sapa Melisa. "Kita bareng ya bu dosen", sambung Melisa. "Iya, Mel", balas Yuri. Mereka pun berangkat. Di mobil Melisa pesan, "Kak, nanti aku turun di pintu masuk aja ya", jangan di parkiran. "Kenapa, Mel?" "Kak Yuri kan dosen bakal ngajar di kelas aku, aku gak mau dikira punya backingan". "Iya, oke". Melisa turun di luar pintu gerbang dan Yuri menuju parkiran. Baru saja Yuri turun dari mobil, banyak mahasiswa di sekitar parkiran mengarahkan pandangan ke Yuri. Mereka seakan terhipnotis dengan penampilan Yuri. Seorang dosen bernama Pak Heru menghampiri Yuri, "Pagi, dengan Bu Yuri? ". "Iya, Bapak Pak Heru ya". "Iya, benar bu, Mari saya antar ke ruangan". "Baik, Pak, terimakasih". Sepanjang koridor tidak hanya mahasiswa tapi mahasiswi pun melihat Yuri wanita yang memang nyaman dilihat, tinggi, cantik, dan elegan. Setelah sampai di ruangan dekan dan berbincang tentang mata kuliah dan kelas yang akan Yuri ajar, Yuri ingin berkeliling kampus untuk lebih mengetahui letak kelas dan tempat yang ada di kampus. Pak Heru pun dengan senang hati menemani Yuri. "Mari Bu Yuri, saya antar berkeliling". Pak Heru dan Yuri berkeliling dan tepat saat sampai di lapangan basket. Ada mahasiswa-mahasiswa yang sedang berlatih basket. Salah satu dari mereka ada Ryu. Ryu yang saat itu mengenakan kaos basket terlihat otot lengannya dan keringat membasahi dahinya membuat para mahasiswi berteriak histeris. Iya, Ryu termasuk populer di kalangan wanita apalagi dia aktif di tim basket. "Duk duk duk", bunyi suara bola basket yang terlepas dari tangan Ryu karena di tepis lawan main nya dan bola itu mengarah ke arah Yuri yang sedang berjalan. Mereka pun saling bertemu pandang dan sama-sama terkejut. Yuri memandang Ryu jarak mereka cukup dekat. Yuri bisa melihat dengan jelas otot lengannya dan saat itu jantung Yuri berdetak cukup cepat. Perasaan yang pernah ia rasakan pertama kali kini setelah sekian lama ia rasakan kembali. "Kamu...." ucap mereka bebarengan. "Hai, koq kamu disini?", tanya Yuri terlebih dahulu. "Aku mahasiswa disini". "Kamu sedang apa disini?", sambung Ryu. "Aku akan mengajar kelas di kampus ini". "Jadi kamu dosen disini". Yuri membalas dengan mengganguk.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN