Sore yang malang bagi pria bernama Reinald Anggara. Dua tahun lamanya ia merasa aman dan damai dalam penjara. Hanya rasa bosan dan lelah yang menggelayuti hari-hari pria itu selama dua tahun di sana. Tidak pernah pria itu mendapat perlakuan buruk apalagi sebuah kekerasan fisik. Sebab selama ini ia selalu menjaga sikap dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Ia begitu teringin mendapat remisi. Namun sore ini, ia harus kembali ke sel tahanannya dengan d**a dan perut yang mengalami luka dalam akibat hantaman kuat dari seorang pria kuat. Ia meringis menahan sakit dan panas di area itu. “Mas Rei ... ada apa?” Wira yang lebih dulu masuk beberapa menit, terheran melihat sikap dan raut wajah Reinald. “Saya habis dipukuli.” Reinald tersandar di dinding sel di atas matras tipis tempat ia beris

