Haniva segera menepis pandangannya. Reinald memang sangat memesona, tapi Haniva sadar, pria itu sudah beristri. Haniva ingin membantu Reinald untuk berdiri, tapi kulit tangan gadis itu belum pernah menyentuh kulit pria lain yang bukan mahromnya, jadi terpaksa Haniva mengurungkan niatnya. “Tidak apa-apa, ini hanya masalah kecil,” jawab Reinald seraya berdiri. “Maafkan Iva, uda.” Haniva merunduk, gadis itu tak kuasa menatap wajah, apalagi netra Reinald,” Iva permisi, Iva harus segera ke warung.” “Ya, silahkan.” Haniva berlalu dengan langkah gugup. Reinald memperhatikan wanita itu. Haniva menggunakan baju kurung batik dengan hijab menutupi bagian d**a dan punggungnya. Gadis itu juga menggunakan kaca mata, terlihat sangat manis. Sejenak, Reinald cukup terpesona dengan sikap santun, sop

