Ruang tamu Yasri. Beberapa saat setelah kepergian Andhini, ruangan itu masih saja hening. Tak ada yang membuka suara. Pikiran Reinald sedang tidak berada di tempat itu. Ia begitu khawatir dengan Andhini, tapi ia tidak mampu berbuat apa pun. Reinald tidak ingin memperkeruh keadaan dengan tampil sebagai pahlawan untuk Andhini. Di sini, Reinald mengakui jika dirinya sudah salah, bahkan sangat salah. Hal yang paling ia takuti akhirnya terjadi, Andhini tersakiti. Pria itu sadar, semua ini adalah salahnya. Ia tidak mampu mengendalikan dirinya ketika sudah berhadapan dengan Andhini. ia sulit mengendalikan hati dan birahi. Kini, semua sudah terjadi. Reinald hanya bisa diam, tak bisa membela diri atau membela Andhini. Malu, itu yang ia rasakan. “Sekarang, bagaimana?” Akhirnya Yasri membuka

