Empat puluh menit, Andhini masih belum sadarkan diri. Haniva terus menggenggam pergelangan tangan Andhini. Wanita berkaca mata itu kemudian duduk dan sedikit menunduk tidak jauh dari telinga Andhini. Haniva menatap Andhini dengan perasaan hiba. Istri Andi itu kemudian mulai bersuara. Ia mulai melantunkan kalam-kalam Ilahi dengan suara lembut dan menenangkan. Ia terus melantunkan ayat-ayat suci itu seraya membelai lembut puncak kepala Andhini. Terus ... dan terus ... hingga semua yang ada di ruangan IGD itu tersentuh. Walau dengan suara pelan, tapi masih begitu jelas terdengar. Terlebih bukan suara saja yang merdu, tapi bacaan Haniva tepat sesuai dengan makharijul huruf dan tahsin yang benar. هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِىۡ يُكَذِّبُ بِهَا الۡمُجۡرِمُوۡنَۘ Inilah neraka j*****m yang didusta

