“Mbah dukun, gimana nih pelletnya? Kok ga sesuai dengan pesanan saya?” sang dukun langsung di semprot oleh pasiennya. “Sabar mas, sabar … ono opo to iki?” (ada apa to ini?) sang dukun yang mendapat serangan pertanyaan begitu spontan memasang kuda kuda. Mendapat respon yang diluar dugaan dari sang dukun, pasien inipun tak mau kalah. Ia pun langsung melakukan senam warming up. “Lha Mbah mau ngajak berantem nih?” tensi pasien semakin meninggi. “Lha koe bakulan, moso aku ra wani tumbas?” (kamu jual, masa saya ga berani beli) “Burung perkutut hinggap di tangkai, Mbah kentut baunya kaya bangkai.” Serangan pertama langsung menyerang bagian sensitive dari sang dukun. “Kue susur dimakan laler, kamu tidur pasti ngiler.” Sang dukun pun tak mau kalah langsung mengirim balesan. Pertarungan ini

