“Aduh, ampun Dito! Iya, iya, aku salah....hahaha....ampun...hahaha...!” mohon Kanaya pada Dito. Perutnya terasa sedikit sakit akibat terlalu banyak tertawa keras sejak tadi. Akhirnya, Dito melepaskan tangannya dari perut Kanaya. Karena merasa kasihan melihat permohonan Kanaya. Dan mengusap air mata di sudut matanya. Masih dengan sisa-sisa tawanya. Tangan Dito mengusap lembut air mata Kanaya. Dengan tatapan matanya yang seakan menembus mata Kanaya dengan sangat dalam. Sambil mengusap lembut pipi Kanaya. “Can I be the reason to always make you smile?” Tanya Dito lirih sembari menatapnya teduh. Kanaya seketika menghentikan tawanya, kala tangan besar itu mengusap lembut air mata di sudut matanya dan membelai pipinya. Selanjutnya, pertanyaan. Ah, bukan. Lebih tepatnya, pernyataan Dito

