Kanaya tergelak mendengarnya. “Sayang, jangan berpikiran macam-macam. Aku akan berusaha untuk bisa membagi waktu antara kamu sama anak kita. Jangan cemburuan! Masa sama anak sendiri cemburu sih!” gurau Kanaya sambil mencubit lengan Reynand. “Tau lah!” ketus Reynand sebal. “Hahahha...ayo tidur. Ini sudah malam sayang. Mau pagi nih!” ajak Kanaya. Sembari menguap sesekali. “Iya. Selamat tidur sayang.” Jawab Reynand seraya tersenyum dan mengecup sekilas puncak kepala Kanaya dengan sayang. Lalu memeluknya erat dari belakang. Mereka bertiga pun sama-sama terlelap. Menuju ke alam mimpi. Bersiap untuk esok hari. Menyambut hari esok yang akan tiba sebentar lagi. *** Sementara di rumah sakit. Kala sang mentari mulai menyongsong. Mengusik tidur seorang pria yang terbaring di ranjang rum

