Eric tertawa sumbang. Menertawakan dirinya sendiri yang bodoh. Karena terus saja percaya pada semua apa yang Melinda katakan padanya. Bahkan ia menuruti semua keinginannya. Sementara diluar pintu. Melinda juga duduk sambil bersandar di pintu kamar mandi. Memeluk kedua lututnya sambil menangis tersedu-sedu. Merasakan kesedihan serta kekecewaan Eric. Yang membuat hatinya pun ikut teriris perih. Terlebih mendengar tawa Eric yang seakan-akan tengah menertawakan dirinya sendiri. Rasa bersalah itu semakin membuatnya bersedih. Ditambah lagi dengan melihat tatapan Luna pada dirinya. Melinda menatap nanar anak semata wayangnya itu. Ia bingung harus bagaimana menanggapinya. Ingin sekali Melinda bisa berlari ke arah Luna dan memeluk tubuh lemah sang putri. Akan tetapi, tidak bisa. Saat ia ha

