Di depan pintu. Bunda yang akan masuk kedalam ruangan Kanaya. Perlahan menutup kembali pintunya. Ia menghapus air matanya yang berada di sudut matanya. Merasa terharu akan kisah cinta Kanaya dan Reynand. Bunda lega karena akhirnya Kanaya mau menerima Reynand sebagai suaminya tanpa paksaan. Bunda hanya berharap semoga pernikahan anak perempuannya itu bisa berjalan bahagia dan segera keluar dari masalah yang selalu menjadi penghalang kebahagiaan mereka. Andi yang melihat Bunda tidak jadi masuk ke dalam ruangan kamar rawat Kanaya pun berjalan menghampirinya. “Loh? Bunda nggak jadi masuk ke dalam? Apa mbak Kanaya masih tidur, Bund?” tanyanya dengan sopan dan bingung. Bunda hanya menggeleng dan tersenyum. “Tidak. Hanya saja, bunda nggak mau ganggu orang yang baru saja baikan. Kita tunggu

