Makhluk apa dia?

1133 Kata
Aku membuka mata dengan perasaan aneh yang menyelimuti pikiranku. Mataku melihat langit-langit berwarna biru dengan cahaya lampu temaram. Aku perlahan teringat kejadian yang menimpaku sebelumnya. "Ah..pria itu, menghisap darahku..!? di..dia penghisap darah." Gumanku mulai panik. Aku sontak bangkit dari pembaringan dan bergegas menuju pintu untuk secepatnya pergi dari tempat ini. Tapi, baru beberapa langkah, kepalaku tiba-tiba pusing. Aku tidak bisa menguasai keseimbangan tubuhku sehingga terjatuh di lantai. Kepalaku  pusing dan penglihatanku kabur. Aku tiba-tiba merasa sangat haus. Aku memaksakan diriku bangkit untuk menuju meja, melihat ada segelas air di sana, dengan terseok aku segera  melangkahkan kakiku menghampiri meja itu dan tanpa pikir panjang aku langsung meminum habis air di gelas itu. Tubuhku terasa lebih segar setelah meminum air itu, kepalaku juga sudah tidak pusing lagi meski tubuhku masih terasa lemas. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah segera keluar dari tempat ini . Sebenarnya tempat apa ini? Kenapa pria itu bisa menghisap darah seperti vampir? apakah di zaman sekarang masih ada mahluk mitologi seperti yang aku tulis dindalam novelku? rasanya tidak mungkin, mengingat hal itu hanya sebatas hayalan tak terbatasku sebagai seorang penulis. ini pasti hanya mimpi. Tapi aku merasa ini sangat nyata. Aku langsung meraba leherku dan merasa ada sesuatu di sana. Aku berlari ke arah kaca untuk memastikan itu. Dan ya, aku melihat dua titik yang sudah membiru di sana. Ini sangat menyeramkan, tubuhku tiba-tiba gemetar ketakutan. Jantungku bergemuruh, aku harus keluar dari sini. Aku berlari menuju pintu dan berusaha membukanya tapi terkunci, aku lalu mencari jendela, melihatnya  j dan segera menuju ke sana, aku berusaha membuka tapi lagi-lagi gagal. Aku lalu berusaha mencari celah untuk keluar dari tempat itu tapi semuanya tertutup rapat. Aku mulai putus asa, air mataku berjatuhan membasahi pipiku yang terasa hangat. Aku sangat ketakutan. Tiba-tiba pintu terbuka, aku terlonjak kaget. Sosok tinggi muncul dari balik pintu melangkah menghampiriku, Aku semakin gemetar ketakutan. Meskipun tidak bisa dengan jelas melihat wajahnya, tapi aku sangat yakin jika pria itulah yang menghisap darahku. Aku menggeleng keras sambil melangkah mundur. Air mataku semakin mengucur, tidak, aku tidak mau dia menghisap darahku lagi, aku tidak ingin mati. Oh Tuhan, tolong aku... Langkahnya semakin mendekat hingga akhirnya aku bisa melihat wajahnya dengan jelas di bawah sinar lampu yang redup. Wajah indah itu, aku langsung melupakan ketakutanku untuk sesaat, dia menatapku dengan tatapan dingin. Sinar matanya yang tajam seakan menyihirku, membuatku merasa nyaman. Aku sama sekali tidak takut lagi, dia melangkah semakin dekat tapi entah kenapa aku terpaku menatap wajahnya. Pandanganku tidak bisa teralihkah sama sekali. "Kamu sudah bangun?" suara lembutnya menyadarkanku dengan buaian ketampanan wajahnya. Aku kembali merasakan diriku sendiri dan rasa takutku muncul kembali. “Ka..kamu siapa? apa yang akan kau lakukan kepadaku? aku mohon tolong biarkan aku pergi, aku mohon tuan." Ucapku sambil menangkupkan kedua tanganku di depan d**a memohon padanya. Dia hanya tersenyum, indah sekali. "Kau tidak akan ke mana-mana, ini adalah tempatmu mulai saat ini" ucapnya sambil menyentuh leherku, bekas gigitannya waktu itu. Aku sontak melangkah mundur beberapa langkah. "Kau...kau sebenarnya siapa? kenapa kau menghisap darahku?" Aku memberanikan diriku bertanya padanya. Dia tersenyum lagi, tapi kali ini senyumnya terasa dingin. "Kau adalah sumber kehidupanku, aku tidak akan bisa bertahan hidup di dunia yang panas ini jika kau tidak ada. Jadi mulai sekarang kau akan tinggal dan hidup bersamaku." Ucapnya  tenang. Aku sempat melihat warna pupil matanya berubah merah tapi hanya sekilas kemudian kembali hitam lagi. Sebenarnya siapa pria ini? Kenapa perkataannya membuatku merinding. "Apa maksudmu? aku rasa kau sudah salah orang. Aku tidak pernah mengenalmu sebelumnya, jadi kenapa kau bilang bahwa aku sumber kehidupanmu?" tanyaku tidak mengerti,  pria ini mungkin tidak waras. Dia kembali menatapku dalam, sekali lagi aku terbuai dalamnya tatapannya. Lama dia menatapku, tapi aku sama sekali tidak merasa takut. Aku merasa ada sesuatu yang membuat hatiku nyaman ketika melihat matanya. Tapi tunggu dulu, aku sepertinya merasakan dejavu. aku terkesiap saat menyadari sesuatu, tubuhku bergetar. Ini tdak mungkin, kenapa aku merasa semua yang alami ini sama seperti yang tertulis di novelku? Pria yang aku gambarkan saat menulisnya persis sama dengan apa yang kulihat di depan mataku sekarang. Apa-apaan ini? "Aku membutuhkan darahmu untuk kehidupanku." Ucapannya tak pelak membuyarkan kebingungan yang baru aku rasakan. Aku menatapnya tak percaya, apa yang baru saja dia ucapkan ,membuat kakiku terasa lunglai, aku segera meraba apa pun di sekitarku untuk bertahan agar tidak jatuh. Kepalaku kembali terasa pusing.  "Apa..!?" ucapku syok. Apa dia benar-benar makhluk itu? mahluk yang aku gambarkan dalam novelku? "Ka..kau seorang vampir penghisap darah?" tanyaku tidak percaya. Jantungku rasanya melompat keluar. Dia melangkah ke arahku, matanya.. mata itu berubah warna menjadi merah. persis seperti apa yang gambarkan dalam novelku. tidak, ini tidak mungkin. Dia lalu mengangkat tanganku, mendekatkannya ke mulutnya. Mataku melotot ketika melihat kedua taringnya keluar dan menggigit tanganku.   *** "MAMA...!!!" Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku dengan jantung yang berdetak kencang. Apa yang baru saja terjadi? aku menatap di sekitar. Lemari, kipas meja dan poster aktor Korea Ji Chang Wook terpampang di dinding ruangan, persis seperti di dalam kamarku. Atau memang ini kamarku? berarti aku tertidur dan bermimpi buruk? Oh Tuhan, ini berarti mimpi. Aku menoleh ke arah jam, ini masih sore. sejak kapan aku tertidur? terakhir aku mengingat aku sibuk mengetik cerita di laptopku.  Tapi Syukurlah, aku hanya bermimipi. Ya, hanya mimpi. Aku langsung keluar dari kamar dan melihat seluruh anggota keluargaku berkumpul di ruang keluarga. "Hei sayang, kamu sudah bangun?" sapa ibuku, sambil tersenyum hangat seperti biasa. Aku langsung menghambur kepelukannya, dan tanpa sadar air mataku keluar. Mimpi itu sangat mengerikan, aku tidak ingin mengalaminya.  "hei kau kenapa nak? loh kok menangis? ada apa?" tanya ibu khawatir setelah menyadarinya. Aku menatapnya dan segera menghapus air mataku lalu tersenyum. "Aku tidak apa-apa Ma,  aku merasa sedikit pusing saja."  ucapku sambil duduk di sebelah mama dan menyandarkan kepalaku dengan manja di pundaknya. "Duh, anak ini. Berapa kali mama bilang jangan menulis sampai larut. Jadinya gini kan." ucapnya sambil memijit kepalaku. Aku merasa sangat nyaman dengan sentuhan tangan lembutnya. Kasih sayang yang mama limpahkan kepada kami anak-anaknya tidak terbatas. Aku lalu memejamkan mataku menikmatinya. "Tok. tok.." suara ketukan pintu menghentikan gerakan tangannya. Aku lalu membuka mata. "Mama mau lihat dulu, siapa yang datang." ucap mama Lisa sambil beranjak menuju pintu depan. Tapi tiba-tiba jantungku berdegup kencang tanpa sebab. "Naya, kesini sayang..!" panggilan mama membuatku terlonjak. Entah kenapa hatiku merasa gelisah dan tidak nyaman. Aku lalu melangkah menuju ruang depan dan melihat punggung sosok pria yang sedang bicara serius dengan ibu. "Ada apa Ma?" tanyaku sambil melangkah perlahan menghampiri mereka. Ibuku lalu tersenyum kearahku. "Kemari sayang, perkenalkan ini Mister Riftan. Pemilik seluruh tanah dan bangunan panti kita sebelum dihibahkan kepada ibu, Dia juga yang selama ini memenuhi semua kebutuhan kita. Dia datang untuk berkunjung." "Deg..?" dentuman kecil di hatiku seketika terasa ketika Ibu menyebut nama itu. Sosok itu kemudian berbalik ke arahku dengan senyumnya yang tidak pernah aku lupakan. "Ah..!!"...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN