Bab 2 Dia tidak Mencintainya

1677 Kata
Melihat wanita di depannya diam dengan wajah sulit ditebak, hati Kaitama merasa sedikit sesak. Entah kenapa, rasa kasihan muncul di benaknya. Kalimat kasar barusan adalah kali pertama diucapkan olehnya kepada sang wanita. Biasanya, meski nada bicaranya sangat dingin dan tajam, tapi dia memanjakannya hingga ke bulan. Baru saja pria itu ingin membuka suara dan melunakkan ekspresinya, Reika akhirnya membuka suara dengan gaya acuh tak acuh, tapi tetap menggoda dan nakal. Dia memperbaiki posisinya, melipat tangan dengan sikap lebih santai. “Benar juga. Wanita sepertiku memang tidak dibolehkan bermimpi terlalu tinggi, bukan? Tuan Dastan seperti bintang di langit, sementara aku seperti kerikil kotor di pinggir jalan. Tidak akan cocok sebagai pasangan. Ternyata, memanjat tangga sosial tidak semudah di drama romantis yang pernah aku lihat. Apa Tuan Dastan tidak mau berbagai sedikit tips agar aku bisa berhasil menggodamu sedikit saja? Mungkin kita bisa memperpanjang hubungan ini sedikit lebih lama? Pernikahan kalian juga belum ditentukan dalam waktu dekat, kan? Kalian baru akan bertunangan. Mendapatkan Tuan yang murah hati sepertimu sejujurnya sangatlah susah. Sayang kalau harus dilepas begitu saja.” Kaitama menghindari tatapannya dengan gerakan dingin. Reika mengernyitkan kening kesal. Tidak bisa melihat ekspresinya sama sekali. Haruskah dia begitu kasar setelah menidurinya selama 5 tahun? Dasar tidak berperasaan! Kaitama ternyata meraih ponsel yang bergetar di atas nakas di belakangnya. Sikapnya seolah tidak peduli dengan godaannya yang terlalu genit dan nakal. Wajahnya tampak serius menatap layar ponsel. Setelah melihat pesannya sekilas, dia berkata dengan nada acuh tak acuh sambil melihatnya tajam, “Jangan membuatku jijik. Rayuanmu tidak akan pernah berhasil. Seperti katamu, kita berdua tidak mungkin. Kamu tidak bisa memenuhi kriteria sebagai istriku, apalagi sebagai menantu keluarga Dastan. Jangan bermimpi di siang bolong dan mempermalukan dirimu sendiri. Hiduplah dengan baik mulai sekarang dan jaga sikapmu di luar sana setelah kita putus nanti. Aku tidak mau mendapat masalah yang tidak perlu karena ulahmu. Ingat juga untuk tutup mulut. Jangan berkata yang tidak perlu. Jika kamu ingin mencari pria lain hanya karena uang, sebaiknya katakan saja kamu ingin berapa banyak. Aku akan memberimu di kontrak pemutusan sampai kamu merasa puas.” Reika mendengus geli mendengarnya. Tatapannya sedikit kosong. Kaitama memang sedikit misophobia. Tapi, tidak menyangka bisa sejauh itu. Siapa dia yang berhak mengatur hidupnya? Mereka juga akan segera putus, kan? Tapi, siapa yang tidak tahan dengan godaan uang? Reika ingin bersenang-senang sepuasnya di sisa hidupnya yang tidak pasti. Jadi, kenapa tidak? Semua orang sudah mengenalnya sebagai wanita penggali emas dan murahan di kalangan sosialita. Di mata Kai juga tidak ada bedanya. Rugi sekali jika menolak tawarannya demi harga diri. Memang harga diri bisa dimakan? “Baik. Aku mau 100 triliun rupiah. Kita putus sebersih mungkin. Aku bersumpah dan berjanji tidak akan muncul di hadapanmu untuk selamanya dan akan melajang seumur hidup. Bagaimana?” Kaitama tertegun dalam diam. Tapi, secepat rasa terkejut itu muncul, secepat itu pula dia menata ekspresinya. Wajahnya datar kembali. Reika menduga dia pasti sangat marah dengan permintaannya, bukan? Wajar saja dengan reaksinya barusan. Dia tidak menyalahkannya. Mereka tidak akan punya hubungan apapun lagi setelah malam ini. Untuk terakhir kalinya, dia ingin membuatnya semarah mungkin. Baru dengan begitu, dia bisa merasa sedikit puas dan bahagia dengan perpisahan mereka berdua. “Kenapa? Tidak setuju? Ayolah! Aku dengar kalau kekayaan keluarga Dastan tahun ini mencapai hampir 1500 triliun rupiah. Demi masa depan yang gemilang dan menyingkirkan pengacau ini, apakah Tuan Dastan tidak bisa melakukannya? Pikirkan perasaan cinta sejatimu setelah menikah. Siapa istri yang tahan dengan masa lalu gelap suaminya? Kalian bisa hidup tenang dan damai. Sedangkan aku? Aku bisa hidup makmur sampai ajal menjemput dan tidak membuat masalah apapun, bukan? Kita sama-sama untung. Serakah memang adalah nama tengahku. Tuan Dastan seharusnya mengerti. Kalau tidak, untuk apa aku mendatangimu dan menawarkan tubuhku dengan harga selangit?” Reika tersenyum simpul, sedikit menantang dan merasa geli. Sikapnya benar-benar profesional dengan sisi nakalnya ini. Bahkan, matanya yang cantik memancarkan godaan yang sulit ditahan oleh sang pria. Dia pikir kalau permintaannya itu sangatlah mustahil dan pasti akan ditolak mentah-mentah. Tapi, ternyata jawabannya membuat Reika terkejut dalam kebingungan. Kaitama tidak langsung menjawab. Dia terdiam sejenak dengan tatapan dingin yang rumit, lalu berkata dengan suara rendah dan sangat serius, “Apa uang sebanyak itu cukup untuk membuatmu berhenti dari pekerjaan kotor ini?” Syok! Reika melongo bodoh! “Hei, hei! Jangan bilang kamu sungguh akan memberikannya begitu saja?” balas Reika dengan wajah tidak percaya. Kedua bahunya melorot lemas. Dia merasa salah dengar! Benarkah Kai ingin memberinya 100 triliun begitu saja? Apa dia sudah gila?! Kaitama Dastan mengangguk dingin dan serius. Suaranya serak penuh peringatan, bulu mata indahnya melambai anggun. “Patuhi semua perjanjian kita dan kamu bisa memilikinya dalam waktu dekat. Aku tidak ingin jejak di antara kita meninggalkan masalah apapun di masa depan. Perasaan pasanganku lebih penting daripada apapun. Aku harap kamu jangan muncul lagi di hadapanku sesuai dengan perkataanmu tadi.” Belum sempat Reika membuka suara, tiba-tiba saja ponsel pria itu berdering. “Um. Ini aku. Tentu saja. Aku aku juga sangat merindukanmu. Aku akan menjemputmu besok untuk mengunjungi keluargaku. Mereka sudah tidak sabar dengan acara pertunangan kita,” ucap Kaitama dengan nada yang sangat lembut dan penuh cinta. Bahkan, ekspresinya lebih lembut dibandingkan saat dia bergumul dengan Reika selama ini di atas ranjang. Begitu menerima panggilan dari cinta sejatinya, Kaitama sudah seperti tenggelam di dunianya sendirinya. Reika hanya bisa terdiam menatap punggungnya yang berjalan menjauh. Tatapannya kembali kosong dan muram. “Jadi, seperti itu kalau dia sedang berbicara dengan wanita yang dia cintai? Romantis sekali,” kekehnya ironis di dalam hati, tersenyum pahit melihat pria itu meninggalkan ruangan tanpa menoleh sama sekali ke arahnya. Reika memejamkan mata sejenak, terlihat pasrah. Lalu, dia bergegas meraih tasnya dan mengambil sebotol obat. Usai menelan sebutir, sebuah pesan muncul di ponselnya. Nomor tanpa nama: Kaitama tidak mencintaimu. Jadi, tolong pergilah dan jangan kembali lagi! Ini peringatan terakhir dariku! Reika merasa jantungnya dingin hingga ke perut. Wajahnya tertegun kaget dan tersenyum geli. Dengan tatapan lucu, dia berbisik kepada diri sendiri, “Siapa yang akan menyangka kalau Meita Jayadi ternyata tidak sepolos yang terlihat? Dia mulai berani mengancamku rupanya? Boleh juga.” Selain pesan itu, ada deretan pesan lain yang disertai foto-foto Kaitama Dastan bersama beberapa wanita lain yang diambil secara ambigu di banyak acara. Paling banyak tentu saja bersama Meita Jayadi baru-baru ini. Semua pesan memiliki satu makna, yaitu menantang dan mengejek Reika sebagai kekasih gelap yang tak dianggap! Merasa bosan dengan permainan kecil dari cinta sejati Tuannya, Reika segera menghubungi sebuah nomor. Suaranya tenang dan terkendali. Wajahnya nyaris tanpa emosi. “Mengenai permintaan saya dulu. Apakah bisa dipercepat? Saya sudah tidak sabar ingin segera pindah keluar negeri bulan depan. Ya. Sekalian saya mau mengganti identitas sepenuhnya. Oh, satu lagi! Tidak boleh ada yang tahu tentang hal ini sama sekali. Kalau bisa, apakah boleh memalsukan kematian saya agar semuanya bersih? Ya. Saya tidak ingin meninggalkan jejak apapun.” *** Setengah jam kemudian, Kaitama kembali ke kamar. Sikapnya yang sangat dingin dan menakutkan sebelumnya berganti dengan kelembutan luar biasa. Kedua lengannya memeluk pinggang Reika dari belakang. “Ayo, kita main sekali lagi untuk terakhir kalinya. Uang 100 triliun rupiah tidak sedikit. Setidaknya aku harus menghancurkan tubuhmu sampai puas sebagai gantinya,” bisik Kai dengan suara seraknya di telinga Reika, lalu menggigitnya mesra. Tatapan dinginnya berubah menjadi sangat posesif dan liar. Reika tidak bisa menolak. Dia benar. Pria itu membayarnya dengan harga selangit. Sudah seharusnya memuaskan semua kebutuhannya. Tidak peduli seaneh apapun perintah darinya. Begitu tubuh lembutnya dilempar ke atas kasur, Reika perlahan-lahan tenggelam oleh kesenangan tiada tara. *** Satu bulan kemudian, Reika berhasil mendapatkan identitas baru. Di sebuah kafetaria, tepatnya di sebuah hotel mewah di Bali, Reika yang berpenampilan baru dengan rambut pendek sebatas leher, terlihat sedang duduk bersantai sambil menonton berita tentang kematiannya sendiri yang menghebohkan di layar TV besar. Kecelakaan itu terjadi dua minggu lalu di sebuah jalanan gunung yang sepi di malam hari. Sampai sekarang, beritanya masih menjadi trending di mana-mana. Ada yang bilang kalau Reika yang terkenal suka mendekati banyak pria kaya, akhirnya patah hati dan bunuh diri gara-gara dicampakkan oleh seseorang. Ada juga yang bilang karena masalah mistis di jalanan gunung tersebut, membuatnya menjadi tumbal pesugihan. Semuanya sepakat kalau dia telah menemui karmanya sebagai murahan yang sok cantik! “Netizen benar-benar kreatif, ya?” dengusnya geli dan ironis di saat yang sama. Ada sedikit kesedihan melintas di matanya, tapi ekspresi dinginnya kembali menutupi emosinya. Mobil sport mewah pemberian Kaitama Dastan hancur lebur dan hangus luar biasa. Tidak bisa dikenali sama sekali. Karena tempatnya sulit dijangkau dan jatuh ke jurang terdalam, maka tidak ada yang bisa dilakukan sampai apinya benar-benar padam. Jelas itu artinya tidak ada yang bisa menolongnya tepat waktu. Sebuah trik yang bagus untuk kematiannya yang sempurna. Apa yang Kai lakukan saat dia ‘meninggal’ dengan cara yang sangat tragis malam itu? Ya. Dia sedang melangsungkan pertunangan megahnya bersama Meita Jayadi dan menyiarkannya secara langsung ke seluruh dunia. Keduanya bahkan berciuman romantis! Seolah-olah, kehidupan panas dan liar selama 5 tahun bersama Reika tidak ada artinya sedikit pun. Gara-gara pertunangan itu, kabar mengenai kematian seorang wanita yang tidak penting, akhirnya hanya menjadi berita sekilas lalu yang muncul di layar TV dan media sosial. Tenggelam dengan sukacita dan kegembiraan netizen terkait pertunangan dua keluarga kaya yang tersohor. Anehnya, entah kenapa, sehari setelahnya, berita kematian Reika tiba-tiba menjadi viral tak terkendali, seolah-olah mereka semua sedang mencari keberadaan dan jejaknya yang menghilang dari dunia ini untuk selamanya. Semua orang berlomba-lomba mencari informasi tentang Reika dari berbagai sumber. Sayangnya, bahkan akun media sosialnya juga sudah dihapus sebelum kecelakaan itu terjadi. Seolah-olah, dia tidak pernah ada di dunia ini sama sekali. Netizen berkata kalau Reika seperti tahu akan meninggal dalam waktu dekat dan mempersiapkan semuanya begitu saja demi kematian yang sunyi dan menyedihkan. Teori itu membuat semua orang merinding! Namun, hal itu bukan tidak mungkin terjadi. Beberapa pengakuan netizen mendukungnya melalui pengalaman nyata. “Menurut laporan tim forensik, tubuh wanita bernama Reika Baskoro terbakar hangus dan sulit untuk dikenali sama seperti kendaraan yang dibawa olehnya. Untuk memastikan identitasnya, tim forensik masih sedang menguji DNA-nya di laboratorium. Walaupun mungkin sulit memeriksa mayatnya karena kondisinya yang sangat tidak layak, tapi kematian tragis sosialita ini….”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN