1 - Prolog

1493 Kata
(Realm utama, Land Of Wild Wolves) *Tappp…!!! *Tappp…!!! Dua pria tua, tampak bergerak cepat mengejar sekolompok makhluk aneh nan menyeramkan berpakaian serba hitam. "Oe… Apa perasaanku saja, atau memang teknik gerakanmu mengalami banyak kemerosotan di usia senja?" Tanya salah satu pria tua, kepada kawan di sebelahnya. Pria yang baru saja bicara, memiliki rambut sepenuhnya putih. Sementara di pundak, terpasang sebuah jubah berwarna merah darah yang terus memancarkan aura kuat. Meskipun tampak sudah sangat tua, pria ini memiliki sorot mata tak biasa. Sorot mata penuh ketajaman. "Hmmmm… Mulutmu itu, selalu saja tajam dan berbau busuk! Berkacalah! Kalau teknik gerakanku mengalami kemerosotan, lalu apa sebutan yang tepat untuk teknik gerakanmu? Kau bahkan tak bisa bergerak lebih cepat untuk melewatiku!" Tanggap pria tua lain yang sebelumnya di ejek pria dengan setelan jubah merah darah. Pria tua kedua ini, juga memiliki sorot mata sama seperti kawannya. Penuh ketajaman, dimana tak sesuai dengan usia senja. Namun, tak seperti sang kawan, ia tak memiliki rambut putih. Meski memang pada sekitar wajah sudah penuh kerutan, rambut pria ini masih sepenuhnya hitam. *Woooshhhh…!!! *Boooommmm…!!! Dua pria tua masih tampak melakukan obrolan ringan, sampai tiba-tiba, salah satu makhluk dari kelompok yang mereka kejar, mendadak membalikkan tubuh. Berhenti kabur hanya untuk segera melancarkan sebuah serangan semburan bola api raksasa dari dalam mulutnya. "Waahhhh…!!!" "Hmmmm…!!!" Melihat pihak lawan melancarkan serangan, dua pria tua bergumam untuk sesaat. Pria tua berambut putih, merespon serangan dengan mulai melakukan gerakan tangan cepat. Seperti sedang membuat segel. "Keluar!" Ucap pria tua berambut putih. Setelah segel tangan selesai. *Wuuungg…!!! Tatto segel bercorak aneh pada punggung tangan kanan pria tua berambut putih mengeluarkan suara dengungan keras, diiringi semburat cahaya keperakan menyala terang. *Woooshhhh…!!! Detik berikutnya, sesosok makhluk kecil melompat keluar dari dalam tatto segel. Dan hanya dalam satu kedipan mata, bertepatan dengan lompatannya, ukuran tubuh makhluk mungil tersebut mulai membesar. *Boooommmm…!!! Makhluk mungil, berubah menjadi seekor kura-kura raksasa. Menahan serangan bola api menggunakan tempurung-nya yang berwarna perak cerah. "Groooooaaaahhh…!!!" Sang kura-kura raksasa, mengakhiri kemunculannya yang membawa aura penuh d******i, dengan sebuah teriakan liar. Memamerkan dua taring tajam pada dua sisi mulutnya. *Tapp…!!! Sementara pria tua berambut putih, melakukan lompatan ringan untuk kemudian mendarat pada tempurung kura-kura raksasa panggilannya. Sosok pria tua ini tampak sangat menyeramkan ketika ia mulai memasang sebuah seringai lebar. Seringai lebar layaknya seorang penjahat jalanan. *Wuuungg…!!! Disisi lain, tepat ketika pria tua berambut putih sedang memamerkan sebuah pertunjukan penuh d******i dengan memanggil keluar makhluk panggilan berwujud Kura-kura perak raksasa, pria tua berambut hitam, tampak tak mau ketinggalan. Ia juga melakukan sebuah segel tangan yang diakhiri dengan sesosok makhluk berbentuk burung rajawali putih raksasa, melompat keluar dari dalam tatto segel punggung tangan kanannya. Menunggangi burung rajawali raksasa berbulu putih nan indah, pria tua berambut hitam terbang cepat menyusul Kelompok yang sedang berusaha untuk kabur. Dalam sekejap memotong jalur pelarian saat ia mendarat tepat di hadapan kelompok tersebut. *Woooshhhh…!!! *Kraaakkk…!!! Burung Rajawali raksasa tunggangan pria tua berambut hitam, segera melakukan gerakan mengayunkan dua sayap kedepan begitu berhasil menghadang targetnya. Melempar hawa dingin intens yang mana dalam hitungan detik, membekukan lingkungan sekitar. Menjebak kelompok di hadapannya dalam sebuah kubah es raksasa. "Ohooo… Sekarang bagaimana? Apa yang akan kalian lakukan?" Ucap pria tua berambut putih yang masih berdiri tegak diatas tempurung kura-kura, saat melihat pihak yang dikejarnya, telah sepenuhnya terjebak. Dan bersama sang pria tua berambut putih menyelesaikan kalimatnya, ia kembali membuat gerakan tangan. Tatto segel lain di lengan kiri pria tersebut, segera mulai menyala begitu segel tangan selesai. Sebuah senjata berbentuk tongkat logam, melompat keluar. Mendarat dengan sentakan keras pada genggaman tangan kanan sang pria tua. "Kalian sudah susah-susah menyusup ke dalam Land of Wild Wolves yang kujaga! Jadi, kenapa begitu terburu untuk kembali keluar?" Ucap pria tua berambut putih. Semakin melebarkan seringainya. Menampilkan wajah menyeramkan bagai iblis, seraya memanggul Tongkat Logam pada pundak kanan. Sementara disisi berlawanan, pria tua berambut hitam yang berdiri diatas Rajawali raksasa, menarik keluar dua bilah pedang indah yang dari awal tersarung pada pinggang kanan dan kirinya. *Wuuungg…!!! *Wuuungg…!!! Dua pedang indah segera mengeluarkan bunyi dengunan keras begitu tertarik keluar dari sarungnya. Bergetar habat sembari terus memancarkan aura penuh d******i. "Akan menjadi sebuah kehormatan bagi kalian untuk bisa di makamkan di Land of Wild Wolves!" Gumam pria tua berambut hitam. Mulai memasang senyum lebar antusias. Mendengar kata-kata dua orang pria tua yang menghadang dari depan dan belakang, salah satu makhluk aneh nan menyeramkan bermantel hitam, segera memasang raut wajah cemas. "Tetua! Bagaimana? Dua orang ini adalah legenda! Kita jelas tak akan mampu melawan balik!" Ucap makhluk tersebut. Bertanya pada seorang di sebelahnya. "Hmmmm… Meskipun harus mati, kita tetap akan menyelesaikan misi!" Jawab makhluk aneh menyeramkan lain yang berdiri pada posisi tengah. Tampak adalah pemimpin kelompok makhluk-makhluk ini. *Sraaaakkkk…!!! Dengan gerakan menarik, makhluk ini melepas mantel yang ia kenakan. Memamerkan tubuh penuh sisik emas yang memenuhi seluruh tubuhnya. Sepasang sayap lebar, juga mulai mengembang pada punggungnya. *Woooshhhh…!! Aura menekan yang begitu dalam, segera menyebar luas saat makhluk menyeramkan ini, terlihat siap memasuki pertempuran. Melihat aksi sang pemimpin, seluruh anggota kelompok, ikut melepas mantel masing-masing. Wujud tiap makhluk ini ternyata sama, memiliki sisik-sisik menyeramkan pada sekujur tubuh, dua sayap lebar juga tampak mengembang pada punggung. Namun, ada satu perbedaan mencolok. Ketika sang pemimpin memiliki sisik berwarna emas, para pengikut memiliki sisik berwarna perak. Selain itu, aura yang memancar dari tubuh tiap-tiap makhluk ini, tak se-intens pemimpinnya. "Demi kebangkitan Sage Lord Salomon!" Seru sang pemimpin. Berteriak keras untuk membangkitkan moral kelompoknya. Sebelum dengan gerakan cepat, menerjang kearah pria tua berambut putih. "Demi kebangkitan Sage Lord Salomon!" "Demi kebangkitan Sage Lord Salomon!" "Demi kebangkitan Sage Lord Salomon!" Seruan-seruan perang lain terdengar menyahut. Diiringi dengan kelompok tersebut bergerak cepat menyebar pada dua arah berbeda. Dua orang tampak mengikuti sang pemimpin, sementara sebelas sisa-nya bergerak kearah Pria tua berambut hitam. "Waahhh…!!! Mari kita mulai!" Gumam pria tua berambut putih. Menatap lekat pada sosok makhluk bersisik emas yang kini menerjang kearahnya. Bersama pria tua berambut putih mulai bergumam, ia juga membuat sebuah kuda-kuda serangan. Mengarahkan ujung tongkat logam kearah depan. "Teknik pertama Dosa Kerakusan!" "Sikap Memakan Tubuh!" Seru pria tua berambut hitam. Melepas sebuah serangan berintensitas tinggi pada ujung tongkat logam yang dari tadi sudah berderak hebat. *Woooshhhh…!!! Dalam sekejap, daratan hancur berantakan ketika terjangan dari teknik yang di lepas pria tua, melewati jalurnya. Makhluk bersisik emas yang jelas melihat datangnya serangan, segera mengerutkan kening. Memasang wajah waspada. Namun, ketika ia hendak melakukan gerakan menghindar, sebuah aura aneh yang begitu menekan, berasal dari laju teknik serangan pihak lawan, seketika menghujam tubuhnya. Seperti sebuah palu raksasa yang menancapkan kedua kaki makhluk tersebut pada tanah. Tak mampu bergerak barang selangkahpun. 'Itu bahkan belum sampai, namun auranya sudah demikian mengerikan!' Gumam makhluk bersisik emas. Menatap ngeri serangan yang semakin mendekat. *Boooommmm…!!! "Goooaaahhh…!!!" Teknik dahsyat yang di lepaskan oleh pria tua berambut putih, mendarat telak pada tubuh makhluk bersisik emas. Memberi sentakan keras yang mana menyebabkan tubuh sang makhluk, terpental jauh sembari memuntahkan banyak darah segar. Disisi lain, melihat serangannya berhasil mendarat dengan telak, pria tua berambut putih semakin melebarkan seringainya. Ia kemudian mengintruksikan pada kura-kura raksasa yang ia tunggangi, untuk mengejar tubuh terpental pihak lawan. Disaat yang bersamaan pula, pria tua ini membuat gerakan mengibas tangan. *Woooshhhh…!!! *Woooshhhh…!!! Dua sosok melompat keluar dari dalam sebuah item Gelang yang di kenakan sang pria tua. Satu berwujud Naga Hitam Raksasa yang memiliki tubuh penuh jilatan Listrik Merah. Bergerak cepat menerjang satu makhluk bersisik perak yang sebelumnya mengikuti sang pemimpin. Sementara sosok lain, memiliki bentuk tubuh manusia normal, namun seluruh bagian tubuhnya, terbuat dari logam yang memancar cahaya keemasan, bergerak kearah makhluk bersisik perak yang kedua. *Boooommmm…!!! *Boooommmm…!!! *Boooommmm…!!! Pertempuran sengit tak terhindarkan. (Beberapa saat kemudian) Sosok makhluk bersisik emas terkapar dengan tubuh penuh luka parah. Sementara pria tua berambut putih, sedang berdiri di hadapannya. Memandang dengan sorot mata penuh ketajaman. Seringai lebar menyeramkan, masih menghiasi wajahnya. *Tapp…!!! Tak berapa lama, sosok pria tua berambut hitam, mendarat tak jauh di belakang pria tua berambut putih. Tampak telah selesai dengan pertempuran bagiannya. "Hmmmmm… Satu orang adalah legenda dengan julukan Sang Serigala Putih! Sementara satu lagi adalah legenda lain dengan julukan Sang Penjelajah Realm!" Ucap Makhluk bersisik emas. Melirik bergantian pada dua pria tua di hadapannya. "Sungguh nasib sial harus berhadapan dengan dua sage agung di satu waktu bersamaan!" Gumam sang makhluk. Menutup kalimatnya. "Hmmmm… Tak perlu basa-basi! Katakan saja, berapa dari kaum-mu yang berhasil masuk ke Land of Wild Wolves!" Tanya pria tua berambut putih. "Hmmmmm…!!" Namun, tepat ketika Sang Serigala Putih menyelesaikan kalimatnya, ia tiba-tiba merasakan satu pancaran aura khusus yang terasa familiar, berasal dari suatu lokasi jauh. "Telah lahir! Manusia dengan aura langka seperti milikku!" Gumam sang Serigala Putih. "Oe, Sin! Sepertinya aku punya urusan penting! Kuserahkan interogasi padamu!" Ucap Serigala Putih. Dalam sekejap, tanpa menunggu jawaban dari pria tua berambut hitam. Sosoknya menghilang. "Heii…!!!" Bentak Pria tua berambut hitam. Tampak kesal. Namun tak meneruskan keluhannya, karena jelas sekali yang menyambut hanya udara kosong. "Selalu seenaknya sendiri!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN