Ruang kelas itu sudah sepi, bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi 18 menit yang lalu. Namun siswa yang terkenal bad boy itu masih berada di dalam kelas. Duduk diam sembari memandangi adiknya yang sedang tertidur pulas dengan kepala yang ditelungkupkan di atas meja.
Ini sudah 1 jam sejak adiknya tertidur sebelum bel tanda pulang sekolah berbunyi. Dan hingga saat ini anak itu belum juga bangun.
Sebenarnya, setelah bel berbunyi Kelvin ingin langsung membangunkan adiknya, namun niatan itu langsung dia urungkan saat melihat begitu pulas Bian tertidur. Entah mengapa Kelvin jadi tidak tega membangunkan Bian. terlebih lagi, wajah Bian terlihat begitu pucat.
Perlahan-lahan tangan Kelvin tergerak ingin mengelus pucuk kepala adiknya, namun sebelum hal itu sempat Kelvin lakukan dia mengurungkan niatnya itu. Ragu. Perasaan itu muncul di iringi dengan rasa sesal dan bersalah saat Kelvin mengingat begitu kejamnya tadi dia memperlakukan Bian. Dan sialnya hal itu pun mengingatkan Kelvin pada kenangan buruk dulu. Sebuah kenangan yang begitu ingin Kelvin lupakan. Sebuah kenangan saat dia terus memojokan Bian hingga Bian pun merosot jatuh ke dalam jurang keputus asaan dan memutuskan untuk bunuh diri. Kelvin benar-bear takut bila kejadian itu terulang lagi. Kelvin sangat menyesal atas semuanya.
Setelah perceraian kedua orangtuanya Kelvin begitu terpukul. Dia tak bisa menerima kenyataan pahit perpisahan kedua orangtuanya, lalu dengan bodohnya dia pun melampiaskan kekesalanya pada Bian. Dia menyalahkan Bian untuk bisa bertahan hidup.
Setiap hari setelah perceraian itu dia memperlakukan Bian dengan buruk. Dia memaki Bian serta menghujat Bian dengan kata-k********r dan tak jarang pula Kelvin memukul Bian. dan Bian yang menyadari kesalahannya, menerima dengan lapang d**a perlakuakn buruk dari sang kakak. Bian tak memiliki siapa-sapa lagi di dunia ini, hanya bunda dan Kak Kelvin anggota keluarga yang Bian miliki. Jadi Bian memutuskan untuk bertahan di sana dengan ketegarannya. Dia menguatkan hatinya untuk tetep tinggal bersama mereka meski dia harus dibenci. Dia berniat menebus semua dosa-nya pada Sang Bunda dan Sang Kakak dengan dibenci. tapi semua pertahananya runtuh saat Kelvin mengucapkan sebuah kaliamat mematikan yang mampu menghancurkan hati Bian berkeping-keping.
Malam itu, Kelvin terbawa emosi, dia menghajar Bian habis-habisan dan berteriak meyuruh Bian untuk mengembalikan keluarganya yang telah hancur seperti dulu. Dia berteriak, mencengkram kerah baju Bian dan mengatakan bahwa dia menyesal memiliki adik seperti Bian dan menyuruh Bian untuk mati. Dan alhasil hal tesebut pun membuat pertahanan Bian runtuh.
Bian tak memiliki siapapun di dunia ini terkecuali bunda dan Kak Kelvin. Lalu saat kakaknya menginginkan Bian mati, apa yang bisa Bian lakukan?
Semua memang salah Bian, Bian menyadari kesalahanya. Dia telah menghancurkan sebuah keluarga yang awalanya begitu harmonis menjadi keluarga broken. dia telah menghilangkan kebahagiaan Kak Kelvin dan menghilangkan sosok ayah dari hidup Kak Kelvin.
Lalu Bian pun putus asa dan memutuskan untuk mengahiri semuanya. Malam berikutnya dia melakukan sebuah aksi gila yang tak pernah Kelvin duga. Dia mencoba bunuh diri dengan menelan banyak obat tidur yang dia miliki, tapi untungnya aksi bunuh diri itu gagal. Bian langsung di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dan Bian pun selamat.
Kelvin menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, memejamkan matanya, kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskanya perlahan guna menghilangkan sesak yang ada dalam dadanya. Untuk sesaat dia tetap dalam posisi itu guna menenangkan hatinya, dengan punggung yang bersandar dan mata yang terpenjam, hingga handeponya pun berdering dan kelvin pun bergegas menjauh dari Bian.
"Lo di mana, Jing?" Suara kesal Bagas menjadi suara yang pertama kali Kelvin dengar.
"Gua masih di kelas, Nyet."Saut Kelvin ikut kesal. "Lagian ngapa sih lo tiba-tiba nelpon terus ngomel kaya cewe aja. Lagi PMS, lo?"
"Sekolah kita di serang. Cepet lo turun!"
"Serius?!"
"Boong... Ya serius lah, masa bercanda!" Jawab Bagas kemudian menghembuskan nafas jegah."Buruan lo turun, gua takut mereka pada bawa senjata tajam."
"Oke, tunggu gua."
Kelvin menutup telponya lalu menoleh ke arah Bian. Kali ini ada kegundaan di hatinya. Dia dilema antara ingin membangunkan adiknya atau langsung meninggalkanya. Tapi kalau Kelvin membangunkan Bian, pasti Bian akan melarangnya untuk ikut tawuran, atau yang lebih buruknya Bian akan ikut tawuran itu. lalu bagaimana dengan Bagas dan Ozil yang sedang berjuang di luar?
Argg..
Kelvin mengacak rambutnya frustrasi. Kenapa juga SMA Budiluhur menyerang sekolahnya sekarang.
Kemudian Kelvin pun mengingat ucapan Devan tadi.
"Orang itu juga ikut serta. Lo tau, kan siapa yang dia incer, jadi jangan bikin orang lain jadi korban."
Kelvin kembali memejamkan matanya, menghirup nafas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Meski saat itu Devan tidak memperjelas kalimatnya tapi Kelvin tau benar siapa orang yang Devan maksut. Siapa lagi kalau bukan dirinya. Ya.. saat itu Aga, kakanya Devan meninggal itu semua karena Aga berusaha melindungi Kelvin dan Bian dari serangan orang itu, hingga akirnya Aga meninggal karena terkena tusukan. Dan karena itulah, Devan sangat membenci Kelvin saat ini, padalah dulu Devan sama Kelvin bersahabat.
Kaki Kelvin kembali ingin mendekati Bian namun baru beberapa langkah, langsung kembali terhenti. Dia tak punya banyak waktu, jadi mungkin meninggalkan Bian bukanlah masalah. Toh, dia masih berada di dalam sekolah, dia akan aman di sini. Karena saat ada tawuran di depan sekolah pintu gerbang sekolah akan dikunci rapat oleh Pak Bejo sang penjaga sekolah dan para siswa yang masih ada di dalam area sekolah dilarang keluar hingga situasi aman lebih tepatnya setelah polisi datang. Jadi tak akan ada masalah.
Dengan cepat Kelvin keluar dari kelas. Kemudian Kelvin pun berlari menujuh gerbang samping. Saat ini cara tercepat adalah melompati pagar sekolah karena pintu gerbang pasti sudah dijaga ketat oleh Pak Bejo.
Sedangkan itu di dalam kelas, setelah Kelvin pergi Bian mulai membuka kelopak matanya perlahan-lahan dan menegakkan tubuhnya. Untuk sesaat dia menatap sendu ke arah pintu. Ada sebuah rasa kecewa di hati Bian saat melihat kakaknya malah pergi meninggalkannya. Sejujurnya sejak bel berbunyi Bian sudah bangun, namun ia enggan membuka matanya karena ingin di bangunkan oleh Kak Kelvin. Memang terdengar kekanak-kanakan sih, tapi otak Bian sudah buntu. Dia bingung harus bagaimana lagi membuat kakaknya memaafkanya. Tapi ternyata cara itu kurang ampuh, karena kakaknya lebih memilih untuk meninggalkanya.
Dengan wajah lesu Bian memutuskan untuk bergegas pulang. Dia bangkit dari duduknya, menggendong ransel coklatnya lalu berjalan ke luar kelas. Awalnya sih semua baik-baik saja tanpa ada gangguan. Hingga langkah kaki Bian terhenti saat sebuah tangan merangkul bahunya dari belakang dan membekap mulutnya. Saat itu gerakan Bian terkunci, dia tak dapat memberontak hingga perlahan-lahan matanya terpenjam.
******
Hujan lemparan batu itu adalah pemandangan biasa yang selalu terjadi saat pertikaian antar SMA Mahadika dan rival-nya SMA Budiluhur itu berlangsung.
Ini bukan pertama kalinya terjadi tauran di depan SMA Mahadika. Hampir setiap tahun di tanggl yang para siswa anggap sebagai hari ulang tahun sekolah ini selalu terjadi. Entah apa gunanya, tapi hal tersebut bagaikan tradisi yang tak pernah bisa hilang. Mungkin terdengar bodoh, tapi bagi mereka yang ikut berpartisipasi itu adalah harga diri atau cara terbaik untuk melampiaskan emosi dan beban atas tekanan dalam hidupnya. Karena saat emosi itu hanya terkumpul di dalam hati tanpa bisa di keluarkan rasanya sangat menyakitkan, maka dari itu mereka butuh pelampiasan. Namun tanpa mereka pedulikan pelampiasan yang mereka ambil adalah sesuatu yang salah. Dan kebanyakan dari mereka yang ikut dalam tawuran itu adalah mereka yang memilik keluarga broken home, seperti Kelvin. Ini sudah berlangsung selam tiga tahun dan Kelvin tak pernah absen dalam berpartisipasi.
Suasana di depan SMA Mahadika sudah semakin kacau, sudah banyak yang luka karena lemparan batu dan bonyok akibat adu jotos. Dan sebagian besar adalah dari SMA Mahadika. Karena benar saja, mereka tak punya persiapan untuk tawuran saat ini. Karena Budiluhur menyerang secara mendadak. Tapi untungnya tak ada yang membawa senjata tajam. Atau lebih tepatnya belum ada yang terlihat membawa senjata tajam.
Ada sebua peraturan tak tertulis saat kedua kubu itu bertarung. Ini adalah peraturan yang wajib di patuhi, yaitu dilarang keras menggunakan senjata tajam seperti pisau, golok, celurit atau samurai. Mereka hanya boleh bersenjatakan batu, ikat pinggang dan adu jotos. Karena itu adalah pertarungan yang sehat. Bukan menggunakan senjata tajam dan akhirnya saling membunuh. Namun satu tahun lalu SMA Budiluhur ada yang melanggar peraturan itu, ada salah satu dari mereka yang membawa pisau lipat dan akhirnya menewaskan satu siswa dari SMA Mahadika.
Kelvin berdecak kesal saat melihat bagaimana keadaan di depan sekolahnya. Kacau. Sangat. Tapi tunggu. Ada yang aneh di sini. Sejauh mata Kelvin memandang kenapa sosok itu tak nampak, sosok sang palima perang SMA Budiluhur yang dulu menusuk Aga, dan lagi rata-rata anak budi luhur yang menyerang saat ini masih tingakt 2. Tak ada satupun senior mereka yang dulu menyerang SMA Mahadika datang. Janggal, benar-benar janggal.
Cowo itu mengangkat sebelah alisnya sembari berfikir atas kejanggalan yang terjadi. Hingga manik matanya menangkap sosok seorang cowo yang tersenyum licik ke arahnya. Sosoak seorang cowo yang sangat ingin Kelvin pukul saat itu juga. Tapi sayang sebelum Kelvin dapat mendekati sosok itu, polis sudah datang dan menghentikan tawuran tersebut.
******
Gua pulang duluan, lo gak usah balik ke kelas buat jemput gua.
Bian.
Kelvin menghembuskan nafas dalam saat melihat ruang kelas yang sudah kosong. Setelah tawuran itu selesi Kelvin langsung bergegas ke kelas untuk menjemput adiknya, namun yang dia dapat hanya kelas kosong. Sebenarnya Kelvin sudah membaca pesan dari Bian, tapi karena hatinya terasa ragu dia pun tetap kembali ke kelas tanpa mempedulikan pesan dari adiknya.
"Jadi gimana?" pertanyaan itu membuyarkan lamuna Kelvin. Untuk sejenka Kelvin terdiam lalu menghembuskan nafas panjang.
"Obatin dulu luka anak-anak. Kita ke apartemen lo, Gas."Jawabnya lalu pergi menujuh parkiran sekolah.
*****