*Membaca Al-Qur'an lebih utama* Dita sudah berangkat setelah subuh tadi, tanpa berpamitan dengan kedua anaknya, hal ini membuat kekecewaan semakin besar di hati Rasya. Apakah ibunya tidak lagi menganggap mereka penting? Sampai pergi pun sama sekali tidak pamit kepada mereka. Rasya membangunkan Arsya yang masih tertidur pulas, mereka akan bersiap menuju ke pantai, bersama sang ayah saja. Sebenarnya ada kesedihan dalam hati Rasya, namun ia sangat bersyukur, paling tidak, dirinya memiliki Aji sebagai seorang ayah yang peka dan sigap bagi anak-anaknya. "Adek, Bangun. " Rasya menggoyangkan tubuh sang adik, hingga beberapa menit kemudian, mata itu tetap saja terpejam, sama sekali tidak terganggu dengan goyangan dari Rasya. Rasya panik seketika, dalam pikirannya sang adik ke napa-napa. "Ad

