other story'

1425 Kata

Aku masih menangis dalam diam hanya ada suara isakan ditengah gemerlap lampu jalan. "Nath udah dong, udah malem balik yuk!" Aku hanya mengangguk, tenggorokanku terasa serat tidak mampu untuk berkata-kata seolah kotak suara dalam tubuhku hilang tak berbekas. "Lupakan 'dia' yang hanya mendatangkan luka, percaya atau tidak bukan hanya 'dia' yang dapat membuatmu bahagia ada aku, Farah, Lilah, kita ada buat saling menguatkan Nath." Aku menatap Sitah dengan pandangan sayup ada kekuatan yang aku dapatkan saat menatap mata tulusnya Tuhan betapa beruntungnya aku menemukan sahabat seperti mereka. Aku tersenyum dan mulai menuruni tangga bersama Sitah yang berjalan duluan, hari sudah malam menunjukkan pukul 21:30 WIB. "Aku udah pesan gojek kamu gimana Nath?" "Aku dijemput abang." Sebenarnya b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN