Sendok di tangan Indah terlepas, jatuh ke mangkuk. Ting! Suaranya nyaring, memecah hening di ruang itu. “Kamu… nikah sama siapa, Nik?” suaranya hampir berbisik, tapi getarannya jelas. Indah menatap anaknya lekat-lekat, seolah berharap Niko akan bilang itu cuma bercanda. Semua orang tahu Niko dan Marinka sedang mempersiapkan pernikahan. Bagaimana mungkin sekarang dia mengaku sudah menikah dengan orang lain? “Papa kamu tahu?” tanyanya lagi, kali ini nadanya lebih tegas, matanya sedikit menyipit. “Ya, he knows,” jawab Niko cepat, nadanya datar seperti menyampaikan laporan kerja. Indah terdiam, bibirnya terkatup rapat. Ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan, mencoba mengatur nada bicara. “Niko… apakah kamu sadar apa yang kamu katakan sekarang?” “She’s carrying my baby no

