Langkah Reda terhenti saat mengenali sosok yang berdiri di sisi mobilnya. Pria itu sama pakaian dengan yang pagi tadi dia kenakan. Lesu rasanya jika ia harus berurusan dengan Ta lagi, tetapi memang mereka menikah. Pernikahan kontrak, tapi sungguhan juga. Tidur dengannya dianggap lumrah, sah secara agama dan negara, halal bukan zina seperti dengan Arthur Bakrie. Pernikahan tetap pernikahan meski tak banyak yang tahu atau dibuat meriah pesta sebagai pengesahannya. Pria berkacamata itu suaminya. Padahal Reda berharap sekali Arthur yang muncul menjemputnya lalu menyelesaikan apa yang tadi sempat dijeda Gazain.
Reda mau tak mau melanjutkan langkahnya mendekati Ta. Mengentak kakinya karena terpaksa sambil berharap akan lekas selesai kontrak pernikahan mereka. “Kau bilang akan pulang dengan tak
