Anugerah

1102 Kata

Reda panik. Mana mungkin ia bisa tenang di saat begini. Dua pelayan rendahan sedang bugil menginginkan dirinya. Reda tahu ia tak sebaik Khumaira dalam menjaga diri, tapi bukan pula artinya ia mau dimasuki siapa saja! Tidak. Reda harus berhasil kabur dari rencana mereka. Reda harus menolong dirinya sendiri. “Aku dulu,” kata salah satu pelayan itu. “Aku!” Sempat bersitegang keduanya sampai kesepakatan diambil. “Baiklah, sama-sama saja. Lagi pula kita pasti menikmatinya. Pertama-tama puaskan di dalam air. Setelahnya kita bisa melanjutkan di tanah atau di kamar.” ”Intinya kita buat dia yang seolah datang kepada kita di depan Tuan Besar.” Reda menggeleng, ia tak mau mendapat fitnah sekeji itu. Tak ada yang bisa diharapkan, tetapi ia tak akan pasrah begitu saja. Reda bukan tak bisa b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN