“ Untuk makan siang nanti, bisakah kamu bawakan saja ke kantor. Pekerjaan saya cukup banyak. Tidak ada waktu untuk pulang atau makan diluar.” Ucap Narend setelah menyesaikan sarapan paginya. “ Bisa.” Andira tentu saja harus mau karena dia dibayar disini. “ Kalau bisa aku juga, makanan di kantin tidak seenak masakanmu.” Ejek Nathan sebelum meminum segelas s**u coklatnya. “ Awas saja nanti kamu.” Ancam Andira lirih. “ Saya berangkat dulu. Jangan telat.” Pesannya dengan seulas senyum tipis kemudian meraih Armani miliknya dan keluar dari sana. “ Nathan yang tampan berangkat dulu, nona kebo!” pemuda itu langsung melesat jauh sebelum benda melayang seperti tempo hari. Seperti biasa, Andira tidak ada yang Andira lakukan selain membersihkan rumah, mencuci atau merawat taman yang ada di h

