Part 2 vira

889 Kata
Aku berangkat dengan Kak Doni ke sekolah. Sampai di Parkiran kulihat ada Will yang juga baru sampai. Aku senang melihatnya pagi ini. Will sudah bersikap lebih baik kepadaku. Saat Aku akan berjalan ke arahnya, tiba - tiba ada seorang siswi dari kelas sebelah menghampiri Will. Wanita berambut ikal sebahu dengan kulit putih itu seolah akrab dengan Will. Dan terus mengajak Will mengobrol. Aku berhenti. Mengurungkan niatku untuk menghampirinya. Agak ngilu rasanya. Entahlah. Akhirnya kuputuskan kembali ke kelas saja. Hanya selang beberapa menit, Will masuk juga ke kelas. Dia menatapku dalam. Aku agak kikuk. Takut jika apa yang kurasakan tadi diketahui Will. Padahal aku sendiri tidak tau, perasaan apa tadi. Rasa sakit yang aku tidak tau apa yang jelas saat aku melihat Will dekat dengan wanita tadi lah pemicunya. Setelah Will duduk, bel masuk berbunyi. Nita dan Apri berbalik menghadap depan lagi mengakhiri obrolan kami tadi. Beberapa anak juga sudah masuk ke kelas. Memenuhi semua bangku di Kelas. "Ini sapu tangan kamu, udah aku cuci,"kata Will dingin tanpa melihatku. "Ooo ... Iya ..." aku menerima sapu tanganku dan masih bersikap dingin "Kamu kenapa tadi balik? Nggak jadi nemuin aku di Parkiran, "tanya Will yang kali ini membuatku bingung harus menjawab apa. "Gak pengen ganggu deh, " sindirku agak sinis. "Kata siapa ganggu? Justru aku males dideketin Vira tadi, " jelasnya. "Kenapa males? Dia cantik kan?jangan - Jangan kamu nggak normal ya," ledekku ke Will. "Enak aja!!" sahutnya santai. Aku menahan tawa dengan menutup mulutku. "Kamu tau kan, kalau aku tau apa yang ada diisi kepala orang? Jadi aku tau apa yang diinginkan Vira. Makanya aku males," jelasnya. "Emang apaan?" kali ini aku lebih serius. "Dia nggak tulus. Dia cuma deketin aku karena motor ku keren, "katanya santai. "Cewek matre?" kataku tertawa geli Dia mengangguk dan tersenyum. Yang kutau teman Will hanya Alex saja. Dia sepertinya juga menjaga jarak dengan perempuan. Karena sejauh ini aku tidak pernah melihat dia ngobrol dengan perempuan lain selain Nita dan aku. Paling hanya dengan teman teman di kelas, itupun sangat jarang kulihat. Will sebenarnya tampan, tapi dia terlalu dingin. Bel istirahat berbunyi. "Kantin yuk,"ajak Nita "Ikut yuk Will, Kantin. Jangan angkrem aja " ajakku. "Iya Will. Ayuk ah," Apri kali ini ikut membujuk Will. Akhirnya Will mau ikut ke Kantin bersama kami. Alex yang ternyata sudah ada didepan kelas kami, malah ikut juga ke Kantin. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan Alex. Hmm ... Dia mata keranjang. Terlihat dari caranya menatapku. "Oh ini anak baru? Kenalan donk."kata Alex yang berjalan dibelakang dengan Will. "Wani piro? " ucapku santai "Eh ... Eh ... Ni anak! " gumam Alex agak jengah. Kujulurkan lidahku padanya dan menarik Nita dan Apri lebih cepat. ====== Kami sampai di Kantin, ternyata ada Vira disana bersama teman -teman nya. Will menjadi agak ragu untuk masuk ke Kantin. Tapi kutarik saja dia. Kami duduk di satu meja dan memesan bakso. Tiba tiba Vira menghampiri Will. "Will ... Kamu disini? Tau gini aku tadi samperin kamu dikelas, kita ke Kantin bareng. "Kata Vira lalu menyerombol duduk diantara aku dan Will. Karena aku duduk disebelah Will. Alex yang menatap kami, hanya garuk - garuk kepala saja. "Nanti pulang bareng ya Will," ajaknya. "Nggak bisa!! Aku mau pulang sama Dina!!"kata Will membuat ku kaget sampai tersedak es teh manis yang sedang ku minum. "Iya kan Din? Jadi kan kita pulang bareng?"tanya Will lagi. "Iyaaa ... Jadilah,"kataku agak ragu. Vira melirik tajam ke arahku, lalu beranjak sambil menggeserku keras. Sikapnya barusan adalah luapan emosi yang ditujukan padaku. "Awwww, " erangku sedikit kesakitan. "Pelan - pelan donk, mbak Bro! "Seruku. Vira tak peduli lalu pergi dengan teman - teman nya, meninggalkan tatapan benci padaku.  ======= "Toilet yuk," ajakku ke Nita. "Din, aku mesti ke Kantor guru nih sama Apri. Ambil tugas dari Bu Retno," kata Nita dengan memperlihatkan pesan diponsel nya yang baru saja diterimanya. "Hmm ... Ya udah deh ... Aku sendirian aja."kataku. "Aku temenin,"sahut Will. Semua menoleh tajam ke Will. "Eh ... Aku juga donk ikut," sahut Alex tak mau kalah. Will menatap alex sebal. "Kenapa?" Tanya Alex kebingungan. Will hanya menggelengkan kepala. Kami lalu ke Toilet yang ada dipojok Sekolah. Saat mendekati Toilet, Will menahan tanganku. "Pakai toilet yang paling kanan," perintah Will. Aku mengerti maksud Will. "Kamu nggak papa nungguin aku?"tanyaku yang justru lebih mencemaskan nya. "Nggak papa kok. Jangan lama -lama!"kata Will tegas. Aku segera masuk ke toilet yang sebelah kanan. 5 menit kemudian aku keluar. Will kulihat masih berdiri ditempat tadi dan masih menatap ke Toilet. "Alex mana?"tanyaku sambil celingukan. "Tuh ... Lagi ngegombal,"kata will menunjuk kelas yang ada didepan Toilet. "Hadeh ... Temenmu parah, " ucap ku, "Heh!! Playboy!! Ikut balik kagak?" Teriakku ke Alex. Alex melotot padaku dan terlihat salah tingkah didepan perempuan yang dirayunya. Lalu perempuan itu pergi meninggalkan Alex. Sementara Will hanya terkekeh geli. "Kamu Din ah ... Gagalin aja. Bentar lagi aku dapet no hapenya tau," Gerutu nya. "Habisnya, jadi cowok kok gampang banget menclok sana, menclok sini!" Sambil ku jitak kepalanya. "Kan usaha, Din ... Mesti pilih yang terbaik donk."bela Alex. "Terbaik gundulmu!! Dasar buaya darat!!" maki ku ke Alex yang ikut berjalan bersamaku. Kami masih saja terlibat adu mulut dari toilet sampai ke depan kelas Alex. "Masuk ah. Deket- deket Dina mah sial!" Gerutu Alex lalu ngeloyor masuk kelasnya. Aku tertawa cekikikan. Will hanya senyam senyum saja dari tadi. Lalu kami masuk kelas. Bersamaan dengan Nita dan Apri. " Will dipanggil Bu Wulan tadi, suruh ke Kantor."kata Nita. Will tidak jadi masuk kelas lalu balik ke Kantor guru. Aku sedang mengobrol dengan Nita dan Apri di kelas. Tiba- tiba ... Nyeesss! Ada yang menyiram kepalaku dengan jus buah. Dingin. Lengket. Basah. Vira!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN