Episode 9 – Ching Xang Perdana

1068 Kata
Kael sebenarnya ingin mempelajari dunia ini. Dia berpikir bahwa dia bisa mendapat banyak informasi dari penduduk di dunia ini. Untuk itu Kael berpikir bahwa menikah adalah salah satu solusi agar dia bisa berbaur di dunai ini dan tidak dicurigai karena berasal dari dunia lain. “Owh iya ya. Cerdas juga kamu nak. Ya udah, kita lapor dulu ke Tempat Pendaftaran untuk misi yang kamu ambil." Ujar Kharis. Kael dan Kharis melaporkan misi yang akan Kael ambil. Kael mendapat selembar kertas berisi informasi mengenai gadis yang akan dinikiahinya. “Bapak tau lokasi ini dimana? tanya Kael kepada Kharis sembari menunjuk peta yang tidak dia mengerti “Saya tahu tempat itu. Ayo kita kesana. Lokasinya tidak jauh dari sini.” kata Kharis Mereka berdua berjalan meninggalkan gedung itu menuju lokasi yang tertulis di dalam peta. Kael dan Kharis tiba di lokasi yang tertulis di peta yang diberikan wanita muda itu. Mereka berdua tiba di rumah yang cukup luas namun terlihat sederhana “Permisi, ada orang. Permisi..” kata Kael sembari mengetuk pintu gerbang rumah itu Tak lama kemudian, seorang wanita tua membuka pintu gerbang rumah itu “Iya, ada yang bisa saya bantu tuan.”tanya wanita tua “Maaf bu. Saya mau mengantarkan tuan muda ini untuk menjalankan Ching Xang perdananya. Dia memilih misi menikah kontrak dan nona muda itu memberikan lokasi rumah ini kepada kami.” kata Kharis menjelaskan maksud kedatangan mereka “Owh tuan ini mau menikah dengan nona. Silahkan masuk tuan” kata wanita tua itu mempersilahkan Kael dan Kharis untuk memasuki rumah itu. “Sebentar saya panggilkan tuan Kang. Silahkan duduk disini dulu.” Wanita tua itu pun berjalan ke dalam rumah sembari meninggalkan Kael dan Kharis di ruang tamu Kael memandangi sekeliling rumah itu. Lukisan-lukisan yang artistik membuat Kael kagum. “Selamat datang tuan-tuan. Perkenalkan saya Kang, pemilik rumah ini. Mohon maaf. Saya tidak menyambut tuan-tuan. Saya langsung berlari kemari begitu Bibi Ling memberitahukan kedatangan dan tujuan tuan-tuan kemari.” kata Kang dengan sopan “Kalau boleh tau, siapa yang mengambil Ching Xang itu ya?” tanya Kang tanpa berbasa-basi “Saya tuan. Maaf sebelumnya. Perkenalkan nama saya Kael. Saya hanya seorang pengelana yang telah diselamatkan oleh tuan ini” jawab Kael sembari menunjuk Kharis “Owh tidak masalah. Saya tidak memandang miskin atau kaya seseorang. Saya hanya kagum ada yang mau menerima misi ini. Sudah setengah tahun misi ini tidak diambil petualang dan saya sangat bahagia tuan Kael mengambil misi ini.” kata Kang sambil meneteskan air mata “Loh kenapa menangis tuan. Bukannya seharusnya tuan bahagia.” ujar Kharis “Benar saya bahagia sekaligus sedih. Saya bahagia akhirnya Niu, anak perempuan saya satu-satunya akan menikah. Namun saya sedih juga mengetahui umurnya tidak lama lagi.” kata Kang Suasana menjadi tegang karena informasi yang baru saja Tuan Kang sampaikan bahwa umur gadis itu tidak lama lagi. Siapapun pasti akan menolak menikah dengan gadis yang sekarat dan juga sakit-sakitan. Suasana tegang itu tercairkan berkat kedatangan Bibi Ling yang datang membawakan nampan berisi teko, gelas dan juga beberapa cemilan. “Silahkan diminum tuan-tuan.” kata Bibi Ling sembari menyeduh teh dihadapan mereka “Ha? Ini kan tehnik Kung Fu Cha? “kata Kael terkejut melihat teknih menyeduh teh China yang sudah lama punah Tuan Kang dan Bibi Ling juga tidak kalah terkejutnya setelah Kael mengucapkan “tehnik Kung Fu Cha “Anak muda, darimana kamu mengetahui tehnik Kung Fu Cha? “tanya Bibi Ling dengan tatapan tajam “Iya anak muda. Apa kau ini benar orang yang diselamatkan tuan Kharis hari ini? “tanya tuang Kang penasaran “Maaf Bibi Ling, Tuan Kang. Saya pernah membaca sebuah buku tua di perpustakaan tentang cara menyeduh teh China dan saya melihat gambar-gambar proses menyeduh tehnik Kung Fu Cha.” jawab Kael “Ha..ha..ha.. Bibi Ling, tidak usah khawatir. Anak muda ini mungkin salah seorang bangsawan yang terdampar. Dia bukan seperti yang kita curigai.” Kata Kang kepada Bibi Ling Bibi Ling pun menjadi tenang dan setelah menyeduh teh, dia pergi kembali ke dapur.. “Maafkan saudariku. Dia memang sensitif jika ada yang menyinggung tehnik Kung Fu Cha. Suaminya meninggal karena diracuni salah satu sahabatnya dengan menggunakan tehnik Kung Fu Cha itu. Jadi mohon maaf jika dia sempat mencurigai nak Kael sebagai komplotan pembunuh suaminya.” kata Kang menceritakan kisah Bibi Ling “Bisa tuan Kang ceritakan tentang Niu?” tanya Kael Kang menceritakan tentang keadaan Niu, anak gadis semata wayangnya. Niu menderita sakit yang misterius selama sepuluh tahun terakhir. Nyawa Niu dapat bertahan selama ini berkat mengkonsumsi ramuan-ramuan herbal warisan leluhur kami.” kata Kang menjelaskan dengan sedih “Sudah berapa banyak yang mengambil misi ini pak?” tanya Kael penasaran “Kalau dalam delapan tahun terakhir, sudah 30 orang termasuk tuan muda yang mengambil misi ini. Namun mereka semua menolak melanjutkan misi ini setelah mengetahui keadaan Niu.” kata Kang “Ah.. gimana ya. Tujuan untuk mendapat informasi tentang dunia ini bisa gagal. Ya udah lah, toh sudah disini, sebaiknya kulanjutkan saja misi ini hingga batas kemampuanku.”batin Kael “Baik pak. Saya tetap akan melanjutkan misi ini. Syarat dari bapak apa? Kalau untuk mahar si gadis, saya jujur tidak punya uang. Untuk pendaftaran hari ini aja, saya pinjam dari bapak ini.” kata Kael dengan tersenyum “Owh tidak apa apa tuan. Dari awal saya katakan kalau saya tidak memandang miskin atau kayanya seseorang. Tuan mau menerima anak saya apa adanya dengan kondisinya sekarang saya sudah anggap itu sebagai mahar.” kata Kang terharu akhirnya ada juga yang mau menikahi anak gadisnya. “Baiklah pak. Jadi rencana bapak bagaimana?” tanya Kael “Jadi permintaanku hanya satu saja. Aku titip anakku Niu kepada Nak Kael. Aku tidak tahan melihat penderitaannya. Siapa tau di hari terakhir hidupnya, dia mendapat kebahagiaan bersama nak Kael. “kata Kang “Tapi menikah tidak secepat itu pak. Kita kan perlu saling mengenal.”protes Kael “Benar nak. Tapi kita tidak punya banyak waktu. Jika nak Kael berkenan, besok kita akan melangsungkan pernikahan ini. Hanya kita bertiga saja sebagai saksi pernikahan kalian berdua.” “Tapi… ya baiklah. Saya ikut saja keputusan Tuan Kang. Sebelum itu, bolehkan saya menjenguk Niu? Setidaknya saya perlu mengenal calon istriku walau hanya sebentar .” kata Kael Kang mengantar Kael dan Kharis ke dalam kamar Niu.  “Hei nak, kamu yakin mau melanjutkan misi ini. Masih banyak gadis di luar sana loh.” bisik Kharis kepada Kael yang berjalan ke dalam sebuah kamar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN