Part 7

938 Kata
Keterkejutan Jadi kira kira dari mana ya Mas Huda punya uang sebanyak itu? Ah suatu saat aku pasti akan mengetahui semua rahasia Mas Huda. Firasatku dari dulu tak pernah salah, dari kecil kurasa. Dan kali ini firasatku, Mas Huda menyembunyikan banyak hal dariku. Namun aku harus tetap bersabar dan main cantik, agar aku bisa benar benar menguak kebohongannya. Jika kamu bisa bersandiwara di depan ku, aku pun bisa melakukannya Mas, dan aku yakin aku lebih lihai darimu, hahahaha. "Dek, lama banget di kamar mandinya, sakit perut ya?" Teriak Mas Huda dari luar dan tentu saja itu membuatku sangat kaget. "Udah selesaii kok tinggal mandi saja, bentar ya Mas," jawabku sambil teriak juga. "Aku juga mau mandi nih Dek, gerah banget. Apa kamu mau mandinya kutemenin, hahaha!" "Ihhh nggak banget deh Mas, tunggu ya nggak sampai lima menit sudah selesai kok Mas. Jangan macam macam lho, atau aku akan teriak!" "Iya iya beres, gitu aja pakai ancem ancem segala.," Aku pun mulai mandi, menyegarkan badanku yang lelah setelah perjalanan hari ini. Ternyata bau sabun cair ini lebih harum dari pada sabun imutnya Mas Huda kemarin, hemm dasar selera rendahan deh suamiku itu. Brak brak brak "Dek cepat buka pintunya, perutku mules banget nih!! Tolonglah," Saat tinggal memakai kaos saja, Mas Huda tiba tiba mengetuk pintu kamar mandi dengan keras. Rasain deh tuh sakit perut kan, salah sendiri tadi makan bakso malang saja semangkuk dikasih sambel tujuh sendok, syukurin. "Ayo lah Dek Pliss, sudah nggak kuat lagi ini, tolonglah Dek," Kriett Ketika pintu kamar mandi kubuka, maka suamiku langsung nyelonong masuk ke kamar mandi, dan akupun hanya tertawa melihat tingkahnya tersebut. "Besok lagi kalau lagi makan bakso, sambel nya jangan tujuh sendok, ganepin lah jadi sepuluh atau dua belas sendok gitu. Biar sekalian tidur di toilet kamu Mas, hahaha" teriakku dari luar pintu kamar mandi. "Jahat banget sih kamu jadi istri, awas aja kamu nanti ya!!" Teriaknya sambil seperti sedang menahan sesutu Akupun menuju ke ruang tengah untuk menonton televisi, ternyata handphone Mas Huda ada diaras meja, segera kuambil handphone itu, rencananya sih mau mengutak atik kata sandinya lagi, mumpung dia di toilet kan. Belum sampai aku mencoba sandi, eh ada panggilan masuk, tanpa bunyi namun cuma bergetar saja. Tertera nama Tukijo dipanggilan tersebut dengan foto profil sebuah lingerie seksi berwarna merah, ingin kuangkat panggilan tersebut, namun aku tak mau gegabah, masih banyak bukti yang harus kudapatkan, jadi panggilan tadi kuabaikan. Tiga kali panggilan masuk itu terabaikan. Kemudian ada chat masuk di aplikasi hijau Mas Huda. Meskipun aku tak bisa membuka handphonenya, tapi ketika ada chat masuk tetap bisa terbaca bagian depannya. [Pa, bagaimana rencanaku kemaren sudah kau ...] Ya hanya sepenggal kalimat itulah yang bisa aku baca dari chatnya si Tukijo itu. Manggil manggil namapake sebutan PAPA, itu sih yang ngirim pesan bukan si Tukijo Mas tapi TUKIYEM!!. Dari situ aku sudah bisa mengambil kesimpulan kemana arah pembicaraan itu nantinya. Benar dugaanku semua acara ini hanyalah untuk mengelabuhiku saja, namun kamu salah Mas aku tak sepolos dugaanmu. Yuk kita mainkan drama ini. Tok tok tok "Mas nih handphone mu, dari tadi ada panggilan masuk dan chat. Panggilannya dari si TUKIJO lho," kataku sambil mengetuk pintu kamar mandi, memang sengaja ku berikan handphone itu kepadanya, ingin lihat bagaimna wajahnya. Dan benar saja pintu seketika dibuka, dan handphone itu pun segera direbutnya daru tanganku, "Terima kasih banyak lo ya, hehehe," katanya sambil nyengir. "Eh Mas siapa sih si Tukijo itu kok foto profilnya pakai gambar pakaian dalam seksi seperti itu sih? Jangan jangan itu nomer wanita ya, sengaja kamu pakai nama laki laki biar aku nggak curiga?" Kataku masih di depan pintu kamar mandi itu. "Eh ya bukan lah Dek, ada ada saja kamu ini Dek. Tukijo ini nama panggilan teman kerjaku, cowok, dia tu lucu banget dan ngomongnya suka yang jorok jorok, mangkanya di kasih foto profil seperti itu. Sudah sana, aku mau mandi nih," katanya sambil menutup pintu. "Ya sudah sono mandi, jangan lupa handphone nya di mandiin sekalian biar bersih, hahaha," Kemudian aku menuju kamar tidur, kali ini dompetnya harus berhasil ku temukan. Dan alhamdulillah kali ini dompet warna coklat dari kulit bermerek itu dapat kutemukan dengan mudah di tas selempang kecil milik Mas Huda yang diletakkan diatas meja, mungkin dia sedikit lengah. Tak ku sia siakan kesempatan emas ini. Segera ku jelajahi barang keramat ini. Terdapat sembilan lembar uang pecahan seratus ribu rupiah dan dua lembar lima puluh ribu rupiah di ruang utama. Kemudian terdapat KTP, kartu BPJS, empat buah ATM dari bank yang berbeda, serta satu buah kartu kredit. Wah menurutku ini isi yang terlalu mewah untuk dompet seorang Mas Huda yang ku kenal. Juga terdapat dua STNK disini, satu STNK motor dan satunya mobil. Awalnya kupikir, karena mobil rental kan harus membawa dua STNK juga, namun ketika kulihat nama pemiliknya, ternyata motor dan mobil itu adalah milik, HUDA SISWANTO, siapa lagi kalau bukan Mas Huda suamiku, dan alamatnya pun adalah alamat rumahku. Benar benar misterius ternyata suamiku itu. Kemudian aku mencari di tempat tempat tersembunyi. Ada dua lembar materai, empat lembar nota pembelian pakaian dengan jumlah yang sangat wow. Serta tiga lembar nota pembayaran hotel. Satu dengan tarif satu juta rupiah, dan dua lainnya hanya seratus lima puluh ribu rupiah. Ini baru dompet yang kudapatkan, bagaimana jika nanti kutemukan bukti bukti lainnya, sungguh tak habis fikir aku, dari mana Mas Huda mendapatkan semua itu. Sedangkan aku sungguh sangat tahu bahwa suamiku itu, berasal dari keluarga yang sangat sederhana sekali. Berbagai fikiran jelek tentang Mas Huda melintas dibenakku. Apakah benar suamiku berselingkuh dan siapa wanita idaman lainnya itu? Atau kah mungkin suamiku punya pekerjaaan lain diluar sana yang tidak kuketahui, dan bisa menghasilkan semua ini? .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN