Labeldo - 07

1079 Kata
“Baiklah, baiklah, akan kuperjelas lagi,” Karlia menghela napasnya sejenak. “Aku memang bilang padamu, bahwa sama sekali tidak ada yang menyenangkan di dunia bawah, dan aku juga pernah kesulitan keluar dari sana bertahun-tahun, tapi, bukan berarti aku mengalami trauma sampai menyebabkanku tidak ingin lagi keluar dari kamarku atau semacamnya. Memang benar, tidak ada yang menyenangkan di sana, tapi bukan berarti, tidak ada tujuan.” “Tujuan? Apa maksudmu?” “Kau pikir memang apa yang membuat Labeldo rela membuang waktunya untuk masuk ke dalam tempat yang mengerikan semacam itu? Tentu saja karena mereka punya tujuan, dan tujuan mereka bukan hal-hal sepele seperti mencari harta karun atau semacamnya.” “Jadi, apa tujuan mereka jika itu bukan soal mencari harta karun?” “Sebenarnya sebagiannya memang soal harta karun, tapi ada hal lain selain itu yang membuat Para Labeldo sangat terobsesi untuk memilikinya!” kata Karlia dengan nada yang sengaja ditegang-tegangkan, kelopak-kelopak matanya saat mengatakan hal itu terbuka lumayan lebar, seolah-olah ingin memberikan petunjuk pada Sakugo bahwa pembahasan kali ini mulai lebih serius dari sebelumnya. “Aku yakin kau ingin mengetahuinya, bukan?” “Sejujurnya, harta karun sudah cukup bagiku, tapi baiklah, aku penasaran pada hal itu juga! Tolong, beritahu aku, Karlia!” “Sebuah kekuatan sakti yang besar! Yang dapat membuatmu bisa membelah gunung! Atau bahkan menghancurkan planet! Membumihanguskan galaksi! Dan melenyapkan alam semesta!” Karlia sampai berseru-seru saat menjelaskannya, sementara Sakugo hanya melotot dengan hening, sepertinya itu sesuatu yang terlalu dahsyat untuk dapat dimiliki oleh seorang manusia. “Okay, rasanya berlebihan jika manusia memiliki kekuatan-kekuatan semacam itu, itu terkesan seperti monster penghancur, tapi itu sangat mengagumkan! Aku harap, aku tidak memiliki kekuatan semacam itu, karena bagiku, harta karun saja cukup! Tentu saja aku menghargai mereka yang menginginkannya, tapi sebisa mungkin, aku akan menghalangi mereka! Baiklah, aku mendapatkan motivasi baru! Aku bersedia menjadi seorang Labeldo, karena tujuanku sekarang adalah menghalangi siapapun mendapatkan kekuatan berbahaya semacam itu!” “Tunggu…, tadi kau bilang apa?” Karlia tidak bisa mencerna perkataan Sakugo barusan, karena bicaranya jadi sangat cepat dan memusingkan, tapi ia yakin anak laki-laki itu sempat mengucapkan kalimat yang menarik, sayangnya ia tidak bisa mendengarnya dengan jelas, karena itulah ia meminta Sakugo untuk mengulangi ucapannya. Ketika Sakugo mengulangi kalimatnya dengan perlahan, akhirnya Karlia bisa mencernanya dan dia sangat terkejut. “Apa yang membuatmu memutuskan hal itu? Dan mengapa kau tidak tertarik soal kekuatan tersebut? Bukankah kekuatannya sangat hebat? Kau juga bilang itu mengagumkan, bukan? Jadi mengapa? Aku tidak mengerti, karena semua orang tertarik menjadi seorang Labeldo, karena mereka ingin mendapatkan kekuatan itu, termasuk aku. Namun, sayangnya, tanpa dihalang-halangi olehmu pun, kekuatan itu sangat sulit untuk didapatkan, dan sampai sekarang, masih belum ada satu orang pun yang mendapatkannya.” “Oke, aku akan menjelaskannya,” Sakugo berdehem sejenak dan mulai mengemukakan pendapatnya. “Aku tidak tertarik karena kekuatan itu hanya akan membawa kehancuran, dan mengapa aku memutuskan untuk menghalangi orang yang ingin mendapatkannya, karena aku tidak mau dunia ini, alam semesta ini, dihancurkan begitu saja! Aku masih ingin hidup! Aku masih ingin berumur panjang! Dan aku masih ingin kedamaian! Menghancurkan alam semesta hanya karena bosan atau marah, bukankah itu terlalu gila!? Bagaimana kalau itu benar-benar terjadi!? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana semua orang di dunia ini menjerit ketakutan saat satu diantara mereka, akan menghancurkan alam semesta! Juga, menurutku kekuatan sakti tidak boleh digunakan untuk menghancurkan sesuatu! Seharusnya, kekuatan sakti digunakan untuk kebaikan!” “Ah, jadi begitu,” Karlia tersenyum miring, seakan-akan meremehkan segala yang Sakugo katakan barusan. “Kau ini tipe naif, ya. Kukira kau tipe sembrono dan polos, ternyata perkiraanku salah. Aku sudah sering bertemu dengan orang-orang naif sepertimu, banyak labeldo yang pemikirannya sama sepertimu dan mereka selalu berusaha untuk menghalangi siapapun mendapatkan kekuatan itu, dan apakah kau tahu, apa yang akan terjadi pada mereka setelahnya?” Senyuman Karlia semakin melebar. “Dibunuh oleh rekannya sendiri.” Sakugo terbelalak mendengarnya. Dia tidak pernah menduga kalau orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya, berakhir menyedihkan seperti itu. “Mengapa bisa begitu?” “Mengapa bisa begitu, kau bilang?” Karlia terkikik-kikik mendengarnya. “Tentu saja karena dia itu penghalang dan penghianat!” Suasana jadi terasa tegang sekarang, karena sepertinya pola pikir Sakugo dan Karlia saling berbentur. “Tidak, kau salah, mereka melakukan itu tidak bermaksud untuk menghalangi atau menghianati siapapun, mereka hanya ingin melindungi alam semesta! Bukankah gila jika alam yang kita tempati tiba-tiba dihancurkan begitu saja karena ada seseorang di dunia ini yang sedang bosan atau kesal!?” “Baiklah, sepertinya kita tidak sejalan soal hal ini, tapi aku tidak mau terus berdebat denganmu, jadi bisakah kita ubah topiknya ke hal lain? Aku sedang malas bertengkar hari ini, Sakugo.” Ucap Karlia dengan menghela napasnya, gadis itu tampak begitu letih karena kemarin berkebun cukup berat bagi tubuh mungilnya. Sakugo menganggukkan kepalanya, dia juga setuju karena tidak baik harus berdebat dan bertengkar dengan gadis mungil seperti Karlia, terutama itu dilakukan di rumah gadis tersebut. Bukankah terkesan tidak etis? Sakugo tidak ingin dikenal sebagai orang yang b******k hanya karena hal ini. Karena itulah, Sakugo harus berusaha melupakan perdebatan barusan agar hubungannya dengan Karlia tidak rusak. Hanya Karlia satu-satunya yang merupakan malaikat penyelamatnya, sekarang. “Oke, bagaimana kalau kau jelaskan padaku, kapan dan di mana aku bisa langsung terjun menjadi seorang Labeldo?” tanya Sakugo dengan menyunggingkan senyuman tipis pada Karlia. “Itu masih belum ditentukan, tapi aku yakin sebentar lagi, karena batas waktunya sekitar 3 minggu lagi, itulah kenapa kau tidak boleh terlambat sedikit pun dalam hal ini, Sakugo. Aku sedang berperan menjadi mentormu dan kau harus patuh pada segala yang kuucapkan, karena ini menyangkut peranmu sebagai Labeldo kelak. Aku akan mengajari berbagai hal terkait dunia Labeldo agar kau tidak begitu asing saat terjun langsung ke dunia bawah tanah, maksudku, aku tidak ingin kau berakhir menjerit-jerit dan ditertawakan oleh labeldo-labeldo angkatanmu, seperti yang pernah terjadi padaku dulu. Ah, aku benci mengingatnya.” “Aku ikut menyesal soal itu, Karlia.” “Oh, ayolah, semua baik-baik saja, itu hanya salah satu bagian dari masa laluku, dan tentunya aku sudah tumbuh menjadi orang yang lebih baik lagi, bukan?” Sakugo tersenyum mendengarnya. “Aku tidak menyangka kau ternyata punya hati yang baik, aku pikir kau akan trauma atau semacamnay. Tapi itu tidak terlalu mengejutkan, mengingat kau juga pernah mengalami kejadian lain yang lebih mengerikan, seperti tersesat dan terjebak di  dalam dunia bawah tanah selama bertahun-tahun, dan kau sama sekali tidak trauma soal itu.” Karlia hanya mengedipkan mata sebelum akhirnya kembali menjelaskan hal-hal lain seputar dunia labeldo pada Sakugo.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN