Mungkinkah

1058 Kata

Hari sudah berganti. Aku tersenyum bahagia. Karena bagiku, tak ada momen yang lebih membahagiakan dari pada moment di saat kita membuka mata ada sosok wanita yang kita cintai tertidur pulas dengan lengan kita sebagai bantalnya yang nyaman. Walaupun belum bisa memilikinya secara utuh tapi aku sudah cukup bahagia setelah mendengar pernyataan cintanya. Walaupun hanya satu kali menyapa gendang telinga ku. "Sayang bangun... Udah subuh." Kutepuk pipi Aurel dengan lembut. "Engghh..." Aurel malah semakin merekatkan pelukannya di pinggangku. Ku kecup keningnya. Lalu ku tepuk lagi pipinya. "Rel... Ayo Sholat Subuh." Akhirnya kelopak mata cantik itu terbuka dan menyajikan netra biru pada penglihatanku. Aku tersenyum dengan hati yang terus melafalkan Hamdallah. "Lima menit lagi ya," ucapnya denga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN