Istidroj

1821 Kata
Aku pun segera mengambil album tersebut lalu membuka nya. Di halaman awal aku melihat sebuah foto bernuansa hitam putih seperti klise negatif. Terlukis dengan jelas, seperti sebuah kacang hijau berwarna hitam di sekitar area berwarna abu-abu. Jelas sekali ini foto USG di usia kehamilan 4minggu. Di halaman selanjutnya. Ada seorang wanita cantik berbalut gamis syar'i dengan perut besar nya. Wanita itu tersenyum ramah sambil mengusap perutnya. Mungkinkah ini istri Mr. Felix? "Iya dia istri saya." Ucap Mr. Felix seolah bisa membaca pertanyaan di kepala ku. Apakah dia seorang cenayang? Foto demi foto aku buka. Semua foto itu berisi foto istrinya dan foto USG di setiap bulannya. Dan di halaman terakhir. Sebuah foto bernuansa duka. Awan mendung menghiasi sebuah gundukan tanah dengan bunga yang tersebar di atasnya. Tak lupa sebuah batu granit dengan ukiran sebuah nama. Zulfa Aulia Felix. Tanpa sengaja aku melirik ke arah Mr. Felix yang baru saja menyeka air mata nya. Hanya dengan melihat album foto itu. Aku seolah datang pada dunia kelamnya di masa lalu. Saat pria ini kehilangan istrinya. "Jadi istri anda sudah tidak ada?" Ucap ku perlahan dan hati-hati. "Dia meninggal saat melahirkan Aurel." Ucap Mr. Felix lemah sambil menengadahkan wajah nya ke langit-langit ruangan. "Dia istri terbaik selama hidup saya. 10 tahun kami menunggu buah hati. Akhirnya dia hamil Aurel. Namun dia menyembunyikan sebuah fakta bahwa kehamilannya bermasalah." Mr.Felix menarik nafas dalam lalu menghembuskan nafas itu perlahan. Seolah sedang melepas setiap pisau yang membelenggu hatinya. Sedangkan aku masih setia menjadi pendengar yang baik. Mungkin ini adalah masalah yang amat sulit dalam hidupnya. "Dia memiliki miom dalam rahim nya. Seharusnya miom itu diangkat, sebelum hamil. Namun jika kami mengangkat Miom itu saat dia sedang mengandung. Kami harus kehilangan Aurel. Dan dia tak mau mengecewakan saya karena penantian panjang kami. Dia pun memutuskan untuk merahasiakan ini semua. Hingga di usia 8bulan." Aku melihat bahu Mr.Felix berguncang. Dia menangis. Wajahnya dia sembunyikan di kedua telapak tangan nya yang kokoh. Aku tak kuasa melihat luka di hatinya yang menganga. Aku pun berinisiatif mengusap punggung nya dengan halus. "Di usia kehamilan nya yang ke 8 bulan. Istri saya pendarahan ... dan ... dokter meminta saya untuk memilih istri atau putri saya. Jelas saya memilih istri saya. Tapi, Tuhan memang menghendaki lain hal. Istri saya tidak selamat. Mulai dari situlah saya membenci Tuhan." "Dulu saat saya menjadi manusia yang buruk. Tuhan melimpahkan segalanya pada saya. Namun di saat saya beralih. Mulai belajar menjadi lebih baik, Tuhan malah seperti ini pada keluarga besar saya. Anda bisa bayangkan bagaimana hancurnya saya saat itu." Aku masih diam tak menanggapi. Masih dalam posisi mengusap punggung Mr. Felix. "Keluarga saya memaksa saya untuk menceraikan istri saya disaat kami menunggu buah hati..Saat itu saya tetap bertahan.. Berusaha untuk terus mempertahankan rumah tangga saya.. Hingga akhirnya berita bahagia itu datang.. Istri saya di nyatakan hamil.." "Saat itu saya sungguh bersyukur dan lega mendengar kabar istri saya hamil.. kebahagiaan yang bahkan sampai tak bisa diukur dan diungkapkan dengan kata-kata.." "Karena mengetahui bagaimana keluarga saya menginginkan penerus keluarga Felix, istri saya rela mengorbankan nyawa nya demi lahirnya penerus keluarga Felix.. Dia menyembunyikan fakta besar bahwa kehamilannya bermasalah. Dan di usia 8 bulan. Aurel lahir, namun selang 2jam kemudian istri saya menyandang gelar almarhumah." "Dan saya berusaha menjaga pesan terakhirnya. Dia mengatakan, Adzani putri kita setelah lahir. Jagalah dia agar tetap menjadi seorang Muslim. Saya pun melakukan nya. Terlihat konyol memang. Tapi saya tak peduli." "Jadi Aurel memang sudah muslim sejak lahir?" Ucapku memberanikan diri. "Ya." "Lalu mengapa anda Atheisme?" Rasa penasaran sungguh menelusup hari hingga bibir mampu bertanya akan suatu hal yang sangat pribadi ini. "Sejak istri saya meninggalkan saya di dunia ini. Saya membenci Tuhan karena. saya merasa. Kehidupan Saya jauh lebih berjaya saat saya tidak mengenal Tuhan. Hal itu wajar saya dapatkan karena saya selalu mengutamakan masa depan saya. Namun setelah saya berusaha menjadi manusia yang lebih baik, Tuhan justru meninggalkan saya.  Saya merasa Tuhan tidak adil pada saya. Dan saya memutuskan untuk tak mempercayai adanya Tuhan." Aku pun menghela nafas ku dengan penuh rasa kecewa. "Apakah Anda tau istilah Istidroj?" "Istidroj? "Ya." "I don't know it." "Istidroj adalah kondisi dimana Allah tak peduli pada sosok manusia. Jika dilihat kasat mata, manusia itu seperti di muliakan dengan harta tahta dan kemuliaan dunia. Padahal Allah ingin menghina nya dengan cara itu. Agar manusia tersebut semakin sombong dan semakin jauh dari Nya. Lalu jika manusia itu mati. Terhinalah dia. Manusia itu baru menyadari bahwa hartanya yang dia tumpuk dan tumpuk, justru menjadi bahan bakar di neraka baginya. Karena harta itu bukannya digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, melainkan untuk membuatnya semakin jauh dari Allah. Itulah istidroj. Bisa jadi anda dalam fase itu dulu. Dan setelah Allah menyaksikan anda bertaubat dan mendekatkan diri pada Nya. Allah pun tidak akan serta merta percaya. Allah memberikan cobaan dengan mengambil wanita yang sangat anda cintai. Untuk menguji keistiqomahan anda dalam mendekatkan diri pada Allah. Rupanya anda tak sungguh-sungguh bertaubat.nAnda malah menjadi seorang kafir." Ucapku menjelaskan dengan tegas dan lantang. Aku melihat ekspresi tegang Mr. Felix. Sungguh tak peduli jika dia murka karena aku menyatakan bahwa dirinya seorang kafir. Karena itulah kenyataannya. Dalam urusan akidah, bagiku tak butuh toleransi. "Maaf jika saya terkesan menggurui. Tapi sebaiknya ada pikirkan penjelasan saya. Saya harap penjelasan saya bisa menjadi referensi anda dalam menentukan sikap." Aku menatap mata Mr.Felix dalam. Tatapan murkanya sungguh mengerikan. Tapi kebenaran memang harus di tegakkan. "Dan karena saya mengetahui fakta ini. Saya jadi ingin segera menikahi Aurel untuk membawanya ke jalan yang benar. Menuju Rahmat Allah SWT. Menyelamatkan diri nya dari pengaruh buruk anda. Jangan khawatir, walaupun saya belum mencintai putri anda. Saya akan berusaha mencintai nya setelah menjadi istri saya. Saya akan mencintainya karena Allah." Aku melihat Mr Felix terpaku, entah apa yang ada dalam pikirannya. Namun tatapan matanya melembut dan terkesan sendu. Sepertinya dia begitu mencintai sang istri. "Mungkin ini jalan dari Tuhan, Tuhan mendekatkan dirimu pada keluarga kami, agar saya menjalankan amanah Zulva. Selama ini saya hanya membiarkan Aurel beridentitas Islam. Namun saya membiarkan nya seperti hewan yang tersesat." Ucapnya berusaha jujur. Aku bernafas lega. Kupikir Mr Felix akan langsung menembak kepala ku karena emosi. "Saya sungguh ingin menikahi putri anda. Maaf untuk saat ini saya belum bisa mengabarkan hal ini pada orang tua saya. Saya tidak ingin mereka khawatir. Dan saya berjanji jika kondisi psikologis Aurel sudah lebih stabil, saya akan segera mengabarkan hal ini pada orang tua saya." Ucapku penuh penyesalan. Aku sadar semua tindakan ku ini sudah diluar batas. Tapi ini jalan yang terbaik menurutku. "Jika anda marah, silahkan pukul saya sepuas anda." Ucapku pasrah. "Kau tau? Seperti apa kepuasan Seorang Felix dalam menghajar lawannya?" Tanya Mr.Felix dengan senyum devil nya. Membuatku hanya bisa menggeleng. "Jika lawannya mati." Ucapnya dingin. Kalimat yang kudengar membuatku tersentak. Bahkan tanpa sadar aku memundurkan langkah ku. Sangking kaget nya. "Kau takut?" Ucapnya santai sabil meniup Uung moncong Revolver silver di tangannya. "Tidak. Saya hanya takut pada Allah. Untuk itu saya ingin menikahi putri anda karena sulit bagi saya saat menenangkan Aurel tanpa bersentuhan fisik. Saya khawatir hal itu menjadi dosa yang tak saya sadari malah semakin mendekatkan saya pada Neraka Allah. Saya janji, saya tak akan menyentuh Aurel melebihi batas, kecuali kami sama-sama menginginkan nya." Ucapku mantap. "Ok. Siapkan dirimu saya akan memanggil penghulu hari ini juga. Tapi tidak dengan petugas KUA. Karena segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga besar Felix harus aman dari media." Ucapnya secara tidak langsung dia akan menikahkan kami di bawah tangan. Nikah siri. "Ya. Saya siap, tapi tunggu sebentar. Saya punya sebuah buku untuk anda. Semoga saja bisa membuka hati anda." Ucapku menyodorkan sebuah buku untuknya. Buku yang berjudul istidtoj Setelah itu aku pun segera pergi dari ruangan nya menuju kamar ku. Semoga hati Mr.Felix sedikit lebih terbuka untuk menerima hidayah. Setelah memberikan buku itu, aku kembali berlari ke ruangan besar bernuansa hitam putih itu. Dalam hati aku menggenggam banyak harapan. Semoga saja dengan sebuah usaha kecil ini memberikan manfaat yang begitu besar. "Ya Allah, hanya Engkaulah yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Hanya Engkaulah yang berhak menentukan manusia mana yang akan Engkau beri hidayah. Ya Allah, bukalah hati Mr. Felix yang terlanjur terluka dan menutup hati nya dari Engkau. Teguhkanlah beliau di jalan Mu. Berilah Rahmat Mu untuk keluarga kami. Aamiin ya Allah. Aamiin ya rabbal aalamiin." ISTIDRAJ Istidraj Adalah kenikmatan yang diberikan Allah SWT tanpa melalui keimanan dan syariat yang di kerjakan. Ketika seseorang diberi nikmat berupa rizki yang melimpah, kesenangan hidup, kesehatan yang terus menerus, panjang umur dan sebagainya. Namun dengan nikmat tersebut dia semakin jauh dengan Allah SWT, maka bisa jadi itulah Istidraj yang akan semakin mendekatkan mereka dengan azab-Nya. Dari Ubah bin Amir radhiallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ تَعَالى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجٌ "Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah." Ketika seseorang lupa kepada Allah dan tidak mengindahkan peringatan-Nya. maka bisa saja Allah membukakan pintu istidraj kepada mereka, yaitu pintu nikmat yang banyak. Sampai mereka nanti akan berbangga diri dan sombong. kemudian nanti Allah akan menyiksanya dengan tiba-tiba hingga mereka terdiam dan berputus asa dari segala kebaikan. Kita mungkin melihat orang kafir atau ahli maksiat, ketika dia sangat jauh dari Allah SWT namun mereka malah mempunyai harta yang banyak, lebih makmur dan lebih sukses dari orang yang sering melakukan ibadah ataupun dekat dengan Allah. ketahuilah bahwasanya itulah mungkin Istidraj yang akan semakin melalaikan mereka. وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Ali 'Imran: 178) Ciri-Ciri Istidraj 1. Ibadah Kita Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah Ibnu Athaillah berkata : "Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah" 2. Kita Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata : "Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya" (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121) 3. Semakin Kita Kikir, Namun Harta Semakin Banyak Sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya Sodaqoh dapat membuat harta kita semakin banyak. Ketika kita dihinggapi sifat kikir, tak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri istidraj 4. Jarang Sakit Imam Syafi'I pernah mengatakan: Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu. Sebagaimana diceritakan pula bahwa Firaun adalah orang yang tidak pernah merasakan sakit, bahkan bersin pun dia tidak pernah dan itulah yang membawa dia semakin bersombong diri. Sebagai manusia, kita harus berkaca, apakah nikmat yang selama ini kita dapatkan adalah benar-benar nikmat dari Allah yang akan membuat kita semakin dekat dengannya atau justru Istidraj yang akan membawa kita menuju azab dari Allah SWT .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN