Khawatir

1088 Kata

"Sini gue kasih tau. Lo bisa menyamar buat jadi apa kek di sana. Kan Lo bisa cari tahu tentang istri Lo. Gue yakin Lo masih penasaran kan sama masa lalunya?" Aku terdiam mendengar ucapan Akmal. Jujur, aku memang masih penasaran tentang masa lalunya, tapi haruskah aku cari tahu dengan cara seperti ini? Cara yang mungkin akan membuat Aurel jadi benci ketika tahu aku menguntitnya. Aku benar-benar dilema. "Haah... Enggak ada cara lain apa, Bang? Gue engga mau jadi penguntit," ucapku lemas menyandarkan punggung ke sofa. Baru saja aku merasa begitu semangat, kini semangat yang menggelora itu tersiram aura kecemasan. "Ya terus mau cara apa lagi? Mau nunggu sampai Aurel cerita? Gue rasa engga mungkin. Dulu waktu dia deket banget sama Raynand aja, dia engga cerita." Akmal menjelaskan. Aku terd

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN